Camelia masih tidak percaya bahwa selama ini ternyata ia di madu. Dan madunya adalah seorang pria! Sungguh gila dan membuatnya tak sanggup untuk berkata lagi. Ah bukan, nyatanya ia lah orang ketiga dalam hubungan suaminya dan madunya.
Camelia tertawa sumbang. Bagaimana kini nasibnya, rumah tangganya, kedua anaknya? Juga Dion? Memang sejak awal pernikahan ini adalah sebuah kesepakatan. Camelia memang sempat mengira dalam hati jika Chris menikah dengannya guna menjawab rumor tentang dirinya yang gay. Namun, sekarang itu bukan sekedar rumor melainkan sebuah kenyataan.
Tapi, dia sama sekali tidak pernah menduga akan jatuh hati pada suaminya. Dan cinta itu harus layu dan pupus bahkan sebelum mekar, miris. Sebegitu malangnya kah dia dalam dunia asmara?
Pernah punya kekasih yang berujung penghianatan. Sekarang punya suami, hanya terikat perjanjian di atas kertas, bisa dikatakan pernikahan status. Mending bisa memiliki raganya. Ini cinta pun tak dapat raga pun bukan miliknya.
Camelia kini diam. Ia menatap bergantian Chris dan Steve yang menanti keputusannya. Wajah keduanya harap-harap cemas.
Aku masih butuh Chris. Jika aku meminta cerai bukan hanya aku yang akan menanggung akibatnya. Dion masih sekolah, anak-anakku masih kecil dan masih butuh biaya banyak. Tidak ini bukan saatnya. Setidaknya aku harus mempunyai penghasilan lebih banyak dari sekarang. Aku harus lebih bekerja keras!
Camelia menghela nafas kasar.
Sejak awal ia menerima lamaran Chris, semua ia lakukan bukan demi dirinya sendiri tapi juga demi Dion dan kedua anaknya.
"Baik. Aku terima semua harapanmu. Aku akan menerima dia sebagai maduku dan menerima orientasi seksualmu. Tapi, aku juga punya permintaan," ucap Camelia.
"Katakanlah."
Chris dan Steve tampak lega dan tak ragu untuk menanyakan apa permintaan Camelia.
"Yang pertama aku tidak ingin satu rumah dengannya. Maaf bukan maksud lain, hanya saja kau tahu bukan kawasan rumahmu ini memang dijaga ketat tapi paparazi selalu berkeliaran."
Chris mengangguk dan Steve tampaknya tidak keberatan.
"Tapi, jika seandainya aku menginap di sini boleh, bukan?"tanya Steve penuh harap.
"Aku juga tidak bisa melarangnya. Karena ini adalah rumah suami kita," jawab Camelia, memaksakan untuk tersenyum.
"Thank you, Camelia," ucap Steve sumringah.
"Ada lagi?"tanya Chris.
"Aku tahu Lucas dan Liam bukan anakmu dan ditambah dengan kenyataan ini, aku hanya berharap bahwa kau akan tetap memberikan mereka kasih sayang seorang Ayah. Setidaknya sampai waktu kita berpisah kelak," ucap Camelia.
Chris menyetujuinya. "Aku berjanji padamu akan tetap menyayangi Lucas dan Liam. Dan jika kita berpisah kelak, aku pastikan kau akan mendapatkan kompensasi yang layak!"ikrar Chris. Camelia hanya tersenyum tipis.
"Camelia terima kasih banyak karena telah menerima hubungan kami. Aku berjanji juga akan menyayangi kedua anakmu. Aku tidak ingin apapun selain bisa bersama dengan Chris. Tenanglah aku tidak akan mengganggu ketenanganmu," janji Steve. Camelia tetap tersenyum tipis. Betapa kompaknya pasangan ini. Camelia berharap keduanya benar-benar menepati janji mereka.
"Baiklah. Aku harap kita bisa saling menjaga. Aku lelah. Aku harus menenangkan hatiku dulu. Boleh tinggalkan aku bertiga dengan Lucas dan Liam?"pinta Camelia, mengusir halus pasangan sejenis itu.
"Kalau begitu istirahatlah. Sekali lagi maaf dan terima kasih!" Chris menundukan kepalanya pada Camelia, begitu juga dengan Steve.
Camelia mengangguk. Kedua pria itu keluar dari kamar yang mulai saat ini akan menjadi kamarnya.
Camelia turun dari ranjang saat kedua pria itu telah keluar. Mengunci kamar dan mengaktifkan mode kedap suara. Sedetik kemudian Camelia luruh dan bersimpuh di lantai. Tangisnya pecah seketika. Ternyata yang benar-benar asli hanyalah Dion, Lucas, Liam, dan kedua mertuanya, maybe.
Tangis Camelia yang begitu menyayat hati membuat kedua buah hatinya ikut merasakan apa yang sang ibunda rasakan. Keduanya menangis keras, Camelia segara tersadar dan mendekati kedua kereta bayi anaknya.
"Cup … cup … cup Sayang, anak-anak Mommy, mengapa kalian ikut menangis? Apa kalian bisa merasakan apa yang Mommy rasakan?"
Camelia menciumi kedua anaknya bergantian. Mendengar ibundanya sudah tidak menangis, tangis keduanya mereda. Lucas dengan tangan mungilnya menyentuh wajah Camelia dan menghapus air mata Camelia. Camelia tersentuh, ia tersenyum penuh haru.
Berpaling ke Liam, bayi beralis tebal itu tersenyum lebar menginstruksikan agar Camelia tersenyum. Camelia tersenyum, ternyata kedua anaknya sudah memahami perasaan orang dewasa.
Benar! Camelia punya harta yang sangat berharga kini.
"Lucas … Liam, kalian adalah permata hati Mommy. Cinta Mommy. Kalian harus menyayangi dan mencintai Mommy selamanya. Kelak jika Mommy sudah tidak mampu kalian harus menjaga, merawat, dan melindungi Mommy dengan baik. Kalian tidak boleh meninggalkan apa lagi membuang Mommy nanti," tutur lembut Camelia.
Kedua bayi tampan itu tersenyum, seakan mengiyakan permintaan Camelia.
*
*
*
Dan begitulah. Camelia tetap melakoni keseharian seperti biasa. Interaksi dengan Chris juga sekadar membahas pekerjaan dan keluarga, bukan membahas hubungan mereka karena sudah saling tahu. Chris juga memenuhi janjinya, disela kesibukannya Chris tetap memberikan waktunya menemani Lucas dan Liam.
Hubungan mereka di depan publik pun tetap seperti sebelumnya. Steve pun mulai sering berkunjung saat akhir pekan. Pria berwajah cute itu memang baik perangainya. Walau hatinya masih terasa berat menerima kehadiran Steve namun apa dayanya untuk melarang Steve berkunjung ke villa ini?
Ini kan villa suaminya dan Steve adalah suami dari suaminya. Ah, Chris dan Camelia benar-benar aktor pemenang piala oscar dan calon aktris hebat.
Sebulan kemudian Camelia mulai memasuki dunia akting. Di awal syuting, kedua anaknya ikut memerankan peran penting di dalamnya. Kehadiran dua bayi tampan, imut, dan menggemaskan itu sukses menambah daya tarik drama yang Camelia bintangi.
Kini Camelia super sibuk. Ia harus pandai mengatur waktu antara syuting dan pemotretan. Ia juga harus menjaga kesehatan dua anaknya yang kian hari terus menunjukkan bakat di usia yang masih sangat dini.
*
*
*
Empat tahun berlalu. Nama Camelia keluar menjadi aktris terfavorit, aktris terbaik, dan penghargaan lainnya. Begitu juga dengan drama atau film yang ia bintangi. Kemampuan akting Camelia diakui oleh setiap sutradara dan produser yang pernah bekerja sama dengannya.
Begitu juga dengan kedua anaknya yang telah memenangkan berbagai macam penghargaan di usia yang masih menginjak empat tahun. Mereka bahkan sudah punya film sendiri tanpa ada Camelia di dalamnya.
Lucas, anak itu tumbuh menjadi anak yang ramah sedangkan Liam lebih dingin. Lucas si murah senyum dan Liam si wajah es. Keduanya juga mempunyai ketertarikan yang berbeda.
Lucas lebih kepada sesuatu yang lembut yakni dunia musik. Lucas sudah mahir bermain piano dan biola. Anak itu juga punya bakat di dunia game. Walau tak pernah ikut pertandingan yang diadakan oleh penyelenggara terkait, tapi peringkat Lucas sudah sangat tinggi.
Lain halnya dengan sang adik yang lebih menunjukkan minat pada dunia bisnis tapi tidak meninggalkan dunia akting dan model.
Liam handal dalam bidang hacker. Ia juga paham dan handal dalam dunia investasi. Tatapan Liam yang tajam sering membuat orang yang baru mengenal, bahkan sudah mengenal, dan Camelia sendiri takut.
Jika sedang senggang, Lucas cenderung menghabiskan waktunya bermain game kalau tidak ya menonton kartun, persis seperti anak di usianya.
Sementara Liam ya semakin tenggelam dalam menyusuri setiap jengkal apa yang ingin ia cari, terkadang juga membaca buku yang Camelia saja tidak mengerti apa artinya.
Camelia terkadang bingung sendiri. Dari mana asalnya sifat anak-anaknya ini? Bahkan mertuanya juga heran, ya jelas lah Tuan dan Nyonya Shane, mereka kan bukan keturunan Chris.
Jika Lucas masih bisa dimaklumi. Dirinya memang ada bakat di bidang piano. Namun, selebihnya Camelia tidak tahu asalnya.
Mungkin gen dari ayah kandung mereka, itulah yang Camelia pikirkan saat hatinya kembali bertanya-tanya. Jika begitu seberapa tinggi IQ ayah kandung kedua anaknya ini? Di samping itu, Camelia juga bangga pada dirinya sendiri. Menurut penelitian kecerdasan lebih banyak diturunkan dari ibu. Artinya ia punya IQ yang di atas rata-rata.
Rasa penasaran pun semakin menggelitik hati Camelia. Ingin rasanya mencari tahu siapa ayah kandung kedua anaknya. Akan tetapi rasa takut jika ayah kandung Lucas dan Liam adalah orang hebat yang bisa mengambil keduanya dari tangan Camelia membuat Camelia urung. Lucas dan Liam adalah miliknya!
"Mom!"panggil Lucas yang mengejutkan Camelia.
"Ah ya?"
Hari ini mereka free, menghabiskan waktu santai di villa. Chris, pria itu tengah sibuk syuting dan syuting mengingat karirnya yang terus melejit.
Sementara madunya tengah sibuk bertanding bulu tangkis di luar negeri. Yaps Steve adalah seorang atlet yang telah berhasil mengharumkan nama negaranya di kancah internasional cabang bulu tangkis.
"Mom kau melamun lagi. Apa yang Mom pikirkan? Tentang Daddy ya?"tanya Lucas, melayangkan godaan.
"Eh mana ada. Mom hanya bingung tentang tawaran perusahaan mobil A kemarin," jawab Camelia.
"Benarkah?" Liam berpaling sejenak dari layar laptopnya.
"Of course. Mom bertanya-tanya apa Daddy kalian bisa ikut serta di dalamnya?"
"Pasti bisa. Setahuku selesai syuting ini, Daddy tidak sibuk," sahut Lucas yakin.
"Benarkan, Liam?" Lucas meminta dukungan sang adik.
"Yups. Aku sudah mengecek jadwal Daddy," jawab Liam santai.
"Ah kalau begitu Mommy bisa lega."
Entah mengapa aku merasa kerjasama dengan Chris kali ini adalah kerja sama terakhir kami, gumam Camelia dalam hati.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Naufal Tan Arsenio
saling memanfaatkan, yang penting cris dan Steve sangat baik kepada Camelia,, jadi saudara saja😊
2024-07-14
0