Sebulan lebih sudah Jasmine dan Dion meninggalkan negeri Tirai Bambu. Keluarga Liang telah putus asa mencari keberadaan keberadaan mereka. Berita miring tentang Jasmine pun mulai sirna ditelan berita-berita panas dan terbaru lainnya, terlebih berita tentang pertunangan Presdir dunia hiburan terbesar, Starlight Entertainment yang menduduki puncak pencarian internet China dengan salah seorang artis pendatang baru.
Keluarga Liang pun perlahan mulai merelakan Dion yang mereka yakini ikut dengan Jasmine. Berharap suatu hari nanti akan kembali bertemu.
***
Di sudut sebuah cafe, duduk beberapa wanita yang sedang bercengkrama ria. Sembari menikmati makanan di atas meja, mereka sibuk saling bercanda, menggoda, juga mengepoi kehidupan satu sama lain. Ah kecuali satu orang yang sama sekali tidak menyentuh makanannya. Ia hanya menyimak dan sesekali menimpali.
Mereka bukan pengujung cafe, dilihat dari seragam yang mereka kenakan, mereka adalah pekerja di cafe ini. Mereka bisa sesantai ini karena pekerjaan mereka hampir selesai, tinggal menunggu pengunjung terakhir pergi, barulah mereka akan pulang.
"Hei Camelia adikmu sudah datang." Beritahu salah seorang wanita berambut pirang, menunjuk keluar cafe.
Yang disebut namanya, menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh temannya.
"Pulanglah duluan. Kasihan adikmu nanti kalau menunggu pelanggan itu pergi. Lihatlah, dia masih sibuk membaca buku padahal pesanannya sudah habis," ucap temannya lagi yang berambut hitam sebahu, wajahnya terlihat paling dewasa diantara yang lain.
Kelima wanita itu menoleh serentak melihat pengunjung yang duduk di sudut cafe, memakai jaket dan topi berwarna coklat, sangat fokus pada buku yang ia baca. Walau tertutup oleh masker, pria itu tetap mempesona.
"Sungguh tidak apa?"tanya wanita yang dipanggil Camelia itu.
Keempat temannya mengangguk.
"Baiklah. Kalau begitu terima kasih. Besok aku akan bawakan kue bulan untuk kalian," ucap Camelia.
"Wah kami tunggu kue bulannya, Camelia!"
Camelia mengangguk, ia kemudian beranjak menuju ruang ganti. Tak lama kemudian, Camelia kembali dengan pakaian yang ia gunakan saat pergi kerja pagi tadi. Tas selempang berada di bahunya, tangannya membawa kantong plastik berisi makanan. Pemilik cafe memang membebaskan karyawannya untuk membawa makanan yang tidak habis pulang.
"Aku pulang duluan, ya. Good night, All," pamit Camelia.
"Night, Camelia. Jangan lupa kue bulannya ya."
"Okay."
Setelah itu Camelia segera keluar, melambaikan tangan pada remaja laki- laki yang menunggu di depan cafe dengan duduk di atas sepeda.
"Bagaimana sekolah dan pekerjaanmu?"tanya Camelia, mengambil alih kemudi dan menyerahkan kantong plastik yang ia bawa pada sang adik.
"Aman dong, Kak. Oh iya tadi aku dapat nilai sempurna loh pas ulangan," beritahu sang adik dengan nada sumringah meminta pujian.
"Benarkah? Ahh cerdasnya adikku,” puji Camelia, membenarkan penuh kasih surai rambut sang adik yang berantakan.
"Tentu, Dion gitu loh." Remaja laki - laki itu tersenyum lebar. Pujian kakaknya adalah semangat dirinya. Ya, remaja laki - laki itu adalah Dion, Dion Liang dan sang kakak yang telah mengubah identitasnya menjadi Camelia.
Menurut Camelia, nama Jasmine adalah milik Rose ia adalah pengganti Rose selama adik angkatnya itu hilang. Lagipula itu mengingatkan dirinya pada masa lalu dan malam petaka itu. Camelia yang berarti orang yang terampil, ulet, dan kompeten, Camelia ingin menjadi wanita yang tangguh untuk dirinya sendiri dan Dion
"Pertahankan terus prestasimu, Dion. Kakak tidak ingin nantinya kamu lalai dalam pendidikanmu karena kerja part time," pesan Camelia.
"Dion mengerti, Kakak. Lagi pula kan ada Kakakku yang cerdas ini." Dion memeluk Camelia dengan satu tangannya. Camelia tersenyum lembut.
"Baiklah. Kalau begitu pegangan yang erat, kita back to the home," ucap Camelia.
"Yeah pulang!" Dion berseru riang. Camelia mulai mengayuh sepedanya, membelah jalanan malam yang masih ramai dengan aktivitas. Lampu jalan menjadi penerang untuk sepeda Camelia yang tidak dilengkapi oleh lampu.
***
Kota Halifax, Kanada menjadi rumah baru untuk Camelia dan Dion bernaung. Sebulan yang lalu mereka datang ke kota ini tanpa tujuan yang jelas. Keputusan untuk pergi ke kota ini pun baru terlintas saat hendak membeli tiket. Camelia yang gemar membaca beragam artikel, termasuk kota dengan biaya hidup relatif murah di beberapa negara, langsung menulis Kanada sebagai tujuan.
Sebulan juga mereka memutuskan hubungan dengan keluarga jauh di negeri Tirai Bambu. Ponsel milik mereka, keduanya jual saat menuju bandara uangnya mereka gunakan untuk tambahan biaya hidup. Selama itu juga Camelia tidak memberi kabar apapun pada kak Lina. Ia benar-benar berniat putus kontak dengan orang-orang di negara sana.
Kini mereka hidup dalam kesederhanaan. Mereka menyewa sebuah apartemen dengan hanya satu kamar. Untuk transportasi sendiri, Camelia memilih membeli sebuah sepeda daripada menggunakan transportasi umum yang mengeluarkan biaya lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan, Camelia bekerja menjadi pelayan di cafe.
Gajinya lumayan, walau masih terasa pas-pasan. Dion yang melanjutkan pendidikannya di kota ini pun melakukan kerja part time di sebuah minimarket dengan harapan bisa meringankan beban sang kakak. Tidak sedikitpun mereka mengeluh, terlebih Dion yang sejak kecil biasa dimanja dan hidup serba kecukupan. Dion menerima keadaannya sekarang, ini pilihannya.
Camelia terkadang sedih dan sempat menyarankan agar Dion kembali ke keluarga Liang. Tapi remaja itu menolak dengan tegas. Baginya lebih baik hidup sederhana dan meneteskan keringat demi kelangsungan hidup daripada kembali hidup berkecukupan tapi penuh dengan intrik.
Sering, Camelia menangis tengah malam mengingat wajah lelah Dion yang masih sempat belajar saat pulang.
Rasa dendam kepada Jordan menguasai hatinya. Camelia berjanji suatu hari nanti akan membayar perbuatan Jordan padanya.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Exaviare_01
kom
novelnya super bagus, tapi ngapa ngk da yg pada nongol sih
2022-08-16
0