5

Sinar matahari pagi masuk dari celah celah jendela lurus ke mata milik Yuna yang tengah tidur terlelap. Sinarnya membuat silau mata sehingga Yuna mengernyitkan dahinya sebelum membuka mata dan meregangkan tubuhnya.

"Sudah bangun?"

Suara dalam dan tak asing itu terdengar akrab, membuat Yuna menoleh padanya.

"He'em," sahutnya sembari mengangguk.

Ketika hendak bangkit dan duduk, dengan cekatan Aga langsung membantu Yuna bersandar dipapan ranjang.

"Aku sudah membuatkan sarapan untukmu, setelahnya jangan lupa untuk meminum obatmu!" tuturnya penuh perhatian.

Yuna mengangguk dan tersenyum, lalu melihat Aga sudah berpakaian rapi dipagi hari. "Mau kemana pagi pagi sudah begitu rapi?"

"Aku akan menemui para investor untuk pengembangan produk baru hari ini, jadi aku harus benar-benar mempersiapkannya."

"Baiklah. Apa kamu akan pulang lebih cepat?"

"Ah soal itu, aku sudah menyewa seorang perawat untuk membantumu. Jadi, dia yang akan menemanimu ketika aku bekerja."

Mendengarnya membuat Yuna bersedih. "Seharusnya tidak perlu menyewa seorang perawat segala, aku bisa mengurus diriku sendiri. Aku sudah banyak menyusahkan mu."

Aga jadi tertawa dan tanpa sadar mengacak pelan rambut Yuna dengan gemas. "Ah, maaf!"

Aga jadi salah tingkah dengan sikapnya sendiri, dan lebih memilih buru-buru untuk segera pergi.

"Aku akan pulang cepat," pamitnya kemudian. "Kamu juga tidak pernah sekalipun menyusahkanku." ucapnya lagi.

Aga tidak ingin membuat Yuna merasa menyusahkannya dan bersedih. Dengan dia mengatakan yang sebenarnya mungkin itu sedikit membuat Yuna tak lagi sungkan padanya.

"Terimakasih." ucap Yuna tersenyum pasi pada lelaki yang telah berlalu pergi.

****

Aga benar-benar sibuk melihat dan memeriksa beberapa dokumen untuk dipresentasikan didepan para investor, dirinya begitu tegang dan gugup.

"Semoga berjalan lancar dan para investor tertarik untuk berinvestasi," doanya penuh harap.

Setelah ia memasuki ruangan untuk mempresentasikan karya terbarunya diatas panggung, tak disangka bahwa Rino berada disana. Memang tidak mengherankan bahwasanya Rino adalah salah satu pengusaha muda yang memiliki cabang bisnis dimana-mana.

Dengan sikap tenang Aga mulai mempresentasikan karyanya.

"Produk ini multifungsi dan sangat inovatif, dilengkapi dengan sensor suara. Bisa mengenali suara pemiliknya. Hanya dengan satu produk ini kalian tidak perlu lagi repot-repot mencari tombol lampu ketika memasuki ruangan gelap. Ia bisa diperintahkan mematikan lampu, menghidupkan lampu, memutar musik dan juga sebagai alarm ketikan kalian tertidur."

Rino langsung mengangkat sebelah tangannya, "Produk mu sangat menarik tetapi itu terlalu sederhana, orang-orang akan lebih memilih berjalan mencari tombol lampu ketimbang membeli produk mahal, mereka bisa melakukan sendiri."

"Baik. Ijinkan saya menunjukkan produk buatan kami."

Rinopun mempersilahkan Aga menunjukkan hasil karya terbarunya. ia pun tercengang dengan hasilnya.

"Produk ini telah dimasukkan beberapa bahasa dan kosakata, ketika Anda lelah dan ingin berbagi cerita, ia bisa langsung merespon dan memberikan Anda beberapa saran, juga memutar musik sesuai dengan perasaan Anda. Produk semacam robot ini bisa dijadikan teman keseharian Anda ketika suntuk dan membutuhkan seorang pendengar."

Tanpa perlu basa basi, Rino langsung berdiri dari duduknya dan langsung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. "Mari kita bekerja sama! Kita akan mendobrak pasar internasional dengan karya luar biasamu ini."

"Terimakasih! Terimakasih!" ucap Aga penuh syukur dan haru ketika mendapatkan respon lebih dari dugaannya.

Sebenarnya Aga datang ke kantor pagi hari untuk mengubah tatanan produknya setelah ia teringat tentang bagaimana seorang Yuna membutuhkan teman ketika ia tidak bisa tertidur, membutuhkan bantuan meski hanya sekedar mengangkat tangan untuk memencet tombol lampu. Bisa dikatakan, Yunalah sumber inspirasinya.

"Terimakasih, Yuna." ucap Aga dalam hatinya, tersenyum ketika mengingat gadis itu.

"Aga, selamat ya karyamu berhasil menarik investor kembali." tiba-tiba suara tak asing itu terdengar menyadarkan Aga dari lamunannya.

"Nisa." Aga terkaget ketika kekasihnya itu menyeruak masuk begitu saja dan langsung bergelantungan dilengannya.

"Ekkhem!" Rino mendehem, membuat Aga segera menepis tangan Nisa yang bergelantungan dilengannya dan memberi jarak padanya.

Melihat hal itu membuat Rino tersenyum sinis dan mendecih, lalu ia melangkah membenturkan bahunya dengan bahu milik Aga, hingga Aga sedikit terdorong kebelakang.

Kali ini Aga merasa dirinya hina, padahal sebelumnya ia tak peduli ketika seseorang mengetahui hubungannya dengan Nisa. Dan berpikir dengan mudah untuk memutus hubungan dengan Yuna.

"Babe, kita makan siang bareng yuk!" ajak Nisa dengan manja. "Gimana kalau kita ke restoran depan, menunya berbagai macam disana."

Aga mengangguk. "Oke."

Merekapun berjalan menuju restoran didepan perusahaan, tapi kali ini perasaan dan logikanya tak sejalan. Aga hanya terdiam tak mempedulikan Nisa yang tengah bercerita banyak hal kepadanya, bahkan untuk mengunyah makanan didepannya saja ia merasa enggan.

Ketika Aga bergelut dengan lamunannya, ponselnya berdering dan segera ia mengangkatnya.

"Aga, bagaimana hasil presentasi mu, lancar gak?" tanya Yuna diseberang.

Aga jadi tersenyum, "Lancar, para investor menyukai produk buatan terbaruku."

"Syukurlah kalau begitu, aku senang mendengarnya," Yuna begitu gembira, bahkan tawanya menular pada bibir milik Aga.

Melihat pemandangan itu membuat Nisa menyunggingkan bibirnya, iri. Aga malah asik sendiri.

"Aww!" pekik Yuna tiba-tiba, merasa kesakitan diseberang sana.

"Kamu kenapa, Yun?" seketika Aga yang mendengar itu menjadi panik.

"Ah, aku tidak apa-apa kok, cuma kakiku tergelincir sedikit." sahutnya menahan sakit dipergelangan kaki.

"Tunggu disana! Aku akan segera pulang." pintanya, buru-buru mematikan telfon dan beranjak berdiri. Aga segera berlari pergi tanpa mempedulikan Nisa yang berteriak memanggil namanya.

"Awas kau Yuna!" Nisa menghentakkan kakinya kesal serta mengepalkan tangan.

Terpopuler

Comments

Adhe Dhebo

Adhe Dhebo

lnjut

2021-09-22

0

Embun

Embun

wanita jahat seperti km pantesnya dimasih kopi sianida,gerem bgt aku sama Sinisa

2021-09-22

0

manda bunga

manda bunga

ku tungu up nya besok

2021-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!