05

Ucapan mom nya terus saja membayang bayangi Putra tiap harinya.. Sungguh Putra tidak bisa menerima apa yang telah menjadi keputusan orang tuanya..

"Apa pun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan pertunangan ini terjadi." Gumam Putra lalu meraih kunci mobilnya yang berada di atas meja..

Dengan segerah Putra memacuh mobilnya menuju perusahaan sang kakak.. Dan beberpa saat kemudian saat Putra telah sampai, dengan segerah Putra membuka pintu mobil dan turun dari mobilnya.. Berjalan dengan cepat menuju ruangan Junior..

"Pagi tuan." Sapa semua karyawa sambil menunduk saat berhadapan dengan Putra..

"Pagi." Jawab Putra dan tetap terus berjalan..

"Putra kau di sini?" Tanya Rey, saat melihat kini Putra sedang berada tepat di depan pintu ruangan Junior..

"Kak Junior ada?" Tanya Putra.

"Dia ada di dalam.. Masuk saja."

Putra lalu membuka pintu... "Kak." Panggilnya.

Junior menoleh. "Putra ada apa?" Tanya Junior.

"Aku tidak bisa menerima semua ini."

"Menerima apa? Kau baru datang dan langsung terlihat marah kepadaku? Apa sih maksud mu?"

"Aku tidak ingin kau bertunangan dengan Disthi..Karna aku mencintai Disthi, dan tidak akan mau menerima perjodohan mu dengan Disthi."

"Hahahahahah." Junior tertawa mendengar ucapan adik nya..

"Kenapa kau tertawa kak?"

Junior berjalan mendekati Putra. Lalu merangkul pundak Putra dan mengajaknya untuk duduk di sofa... "Perjodohan, hahahahahh.. Ingat yah Putra, sampai kapan pun aku tidak akan mau menerima perjodohan ini."

"Maksud mu kak?"

"Heyy, aku hanya ingin menikah dengan wanita yang ku cintai, wanita yang ku sayang.. Dan Disthi, hahahahahh,." Junior kembali tertawa, saat menyebut nama Disthi. "Tidak ada cinta atau sayang sama sekali untuknya, yang ada hanya ilfeal saat aku melihat nya." Jelas Junior..

"Oke, aku pegang janji mu.." Ucap Putra bahagia mendengar ucapan kakaknya..

"Hhmmm."

"Ingat kak, jangan kau melanggar janji mu ini. Jajni yang telah kau ucap,. Karna jika sampai itu terjadi, maka aku akan memberi mu pelajaran."

"Hey, santai saja, tidak usah memberiku pelajaran.. Karna aku yakin tidak akan pernah menerima perjodohan ini, karna tidak ada cinta di dalam nya.."

Rey yang sedari tadi hanya diam mendengar kedua saudara itu saling berdebat tentang pertunangan.. "Bakalan seru nih nantinya jika terjadi pertengakaran yang serius antara kedua saudara ini." Gumam Rey namun masih dapat di dengar oleh kedua sahabat nya.

"Rey,.." Teriak Junior dan Putra secara bersamaan..

"Gawat." Gumam Rey, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal..

"Apa maksud dari ucapan mu itu?" Tanya Junior.

"Tidak ada pertengkaran yang akan terjadi Rey, kau dengar sendiri kan, jika Junior tidak akan mau menerima pertunangan ini karna tidak ada cinta untuk Disthi dari Junior."

"Kau yakin seperti itu Putra?" Tanya Rey mulai serius.

"Hey apa maksud kamu?" Tanya Junior lagi.

"Aku yakin, Junior bukan orang yang tidak menepati janji nya, dan tadi Junior sudah berjaji padaku."

"Kau dengar sendiri bukan?" Tanya Junior ke Rey. "Aku tidak akan mengingkari janji yang sudah ku buat. Karna pantang bagiku, untuk menjilat luda ku kembali.." Ucap Junior dengan bangganya pada diri sendiri yang tidak pernah mengingkar janji..

"Kau sangat yakin Junior, padahal jelas sekali. Hnaya Disthi yang mampu membuat mu tertawa lepas tanpa beban sama sekali." Rey membatin.

"Kenapa diam?" Tanya Putra.

"Ngak papa.. Hhmmm semoga saja yah, semiga kalian tidak bertengkar karna memperebutkan satu wanita."

"Hahahahahahaahh." Junior tertawa mendengar ucapan yang begitu konyol menurutnya..

Bagi Junior, tak ada sedikit pun cinta nya untuk Disthi, cinta nya hanya untuk satu wanita yang saat ini sulit iya gapai. Jasmin, yah Jasmin adalah wanita yang sudah berhasil masuk kedalam hati Junior. Namun sayang Junior hanya bisa memendam cintanya mengingat jika wanita yang ia cintai adalah adik sepupunya sendiri, dan yang paling parahnya lagi, Jasmin sudah menjadi seorang istri... "Aku hanya mencintai mu Jasmin." Gumam Junior..

...🍂🍂🍂🍂...

"Heeyyy, kenapa wajah anak dady seperti ini?" Tanya Anzel saat melihat wajah Disthi yang sedang cemberut.. "Apa mom tidak memberimu uang jajan?"

"Dad, tau ngak.. Aku itu abis di kerjain dari Junior.." Jawab Disthi.

"Di kerjain? Maksudnya?"

"Iya, sih Rey itu nelpon aku dad, dia bujuk aku dari A sampe Z, ehh aku kemakan omongan nya dan pergi menemui Junior di taman." Ucap Disthi dengan wajah kesalnya.. "

"Terus?"

"Masa sih dad, aku dah capek-capek datang. Udang nunggu pula, eehhh Junior nya ngak datang. Keren kan dad, gemws aku dad kaya pengen cekik sih Junior dan Rey sih mata duitan itu." Ucap Disthi gemes sambil mencekik leher boneka yang sedang iya peluk..

Dan tanpa sengaja Mey mendengar ucapan mereka berdua.. Dan dengan cepat Mey mengambil boneka yang Disthi cekik.. "Jangan lampiaskan sama boneka, tapi lampiaskan sama orang nya langsung." Ucap Mey..

"Mom." Ucap Disthi dan dad nya serentak.

"Apa maksudmu?" Tanya Anzel. "Aku tidak suka yah kamu mengajari anak kita seperti itu..

"Maksudku, yaah beri pelajaran kepada mereka. Jangan pada boneka yang tidak bersalah ini."

"Caranya???" Tanya Disthi tersenyum bahagia mendapat izin dari sang mom..

"Besok kau akan tahu, dan ingat jangan sampe gagal. Buat Junior bertekuk lutut di hadapan mu." Ucap Mey.

"Wahhh, aku bangga punya mom seperti dirimu." Ucap Disthi lalu memeluk tubuh mom nya

"Kalian berdua, awas yah. Jangan buat keributan.."

"Sayang kau diamlah saja. Ini masalah perempuan, kau tidak usah ikut campur."

Seketika Anzel diam mendengar ucapan istri tercinta nya.. "Astaga tidak mom nya tidak anak nya, kenapa mereka berdua bar bar." Batin Anzel.

"Walaupun kami bar bar, tapi kamu menyayangi kami kan?" Tanya Mey yang seakan tahu apa yang sedang suaminya katanya..

Seketika Anzel berdiri lalu memeluk kedua wanita yang kini ada di hadapan nya.. "Yah, aku sangat menyayangi kalian, kalian hidup dan matiku." Ucap Anzel

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***