Pelelangan sudah berakhir sejak beberapa saat lalu, Gou long sudah mendapatkan kepingan emas, hasil dari pelelangan Pil Kondensat, dia juga tidak lupa memberi persen pada pelayan yang menemani mereka di ruang VIP tadi, dengan beberapa keping emas, pelayan itu berlalu dengan wajah sumringah.
Gou Long, Kakek Zhou dan Hua Mei langsung kembali ke Mansion Tuan Kota, lalu masuk ke kamar masing-masing.
Karena memang tidak ada hal penting yang perlu dikerjakan, Gou Long membuka Kitab Ilmu Pedang Angin dan Petir, dengan landasan tenaga dalam elemen petir, ilmu itu menjadi sangat cocok dengan Gou Long, apalagi kecerdasan Gou Long memang di atas rata-rata.
Pikiran Gou Long tenggelam dalam Kitab itu, sehingga muncul bayangan-bayangan gerak Jurus Ilmu Pedang di dalam pikirannya, bayangan yang diproyeksikan oleh Gou Long sendiri.
Sayangnya, Gou Long tidak memiliki pedang, jadi dia hanya menggerak-gerakan tangan seperti gerakan pedang. Ilmu itu terdiri dari tiga jurus, yang ketiganya memiliki sepuluh perubahan yang sangat rumit.
Jurus pertama; disebut dengan Jurus Pedang Petir Membelah Langit, jurus ini mengutamakan kecepatan gerakan dan menebas dari arah tak menentu.
Jurus kedua; Pedang Petir Menebas Angin, di mana energi pedang disalurkan ke ujung pedang serta menembak energi pedang yang berkamuflase dengan angin.
Jurus ketiga; Pedang Naga Petir, di mana tenaga dalam elemen petir membentuk Naga yang melingkari pedang, bagaikan Naga kecil yang hidup bermain-main di udara.
Untuk membentuk bilah tenaga dalam seperti makhluk hidup yang nyata, sungguh memerlukan kontrol tenaga dalam yang sangat sempurna.
Sebenarnya ilmu ini kalau dipelajari oleh orang yang dasar tenaga dalamnya cocok maka bisa dikategorikan Ilmu Ranah Surgawi, tapi sayang belum ada tenaga dalam yang cocok dengan ilmu ini.
Bahkan Gou Long yang tenaga dalamnya sangat sesuai, belum menyadari kehebatan dari Ilmu Pedang Angin dan Petir itu.
Sementara itu, di hutan Kota Xia Yu, rombongan Penguasa Kota yang sedang kembali ke Mansion Kota, dicegat oleh orang-orang misterius yang berpakaian hitam, dengan memakai penutup wajah, mereka berjumlah enam orang.
Gerak gerik orang-orang ini gesit dan lincah, menandakan tingkat tenaga dalam yang tinggi, rata-rata mereka berada di Puncak Ranah Bumi. Dari keenam orang ini hanya dua dari mereka yang berada di Ranah Bumi Tingkat Menengah.
Perlu diketahui, Hutan Kota merupakan hutan yang ada di dalam Kota Xia Yu, jalan untuk kembali ke Mansion Kota, juga melalui hutan tersebut, biasanya hutan ini juga dijadikan sebagai tempat bermain dan taman bagi masyarakat Kota Xia Yu di siang hari.
“Tuan Pembesar! Serahkan Pil Kondensat tadi! Atau nyawamu sebagai gantinya, ha ha ha!” Suara bentakan diucapkan oleh pemimpin rombongan baju hitam itu, suara yang serak disertai tawa dengan pengerahan tenaga dalam yang sempurna.
Murong Sun sadar, pil yang dimenangkannya di pelelangan tadi, memang sangat menarik perhatian banyak orang, dia juga yakin untuk daerah Kota Xia Yu dan sekitarnya tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkannya.
Oleh karena ini, dia tidak memaksa pihak pelelangan untuk mempercepat proses administrasi barang yang dimenangkannya, sehingga barang tersebut seperti urutannya, menjadi barang yang diberikan paling akhir, tapi sekarang tidak disangkanya, orang lain begitu cepat membentuk aliansi, untuk merebut Pil Kondensat itu darinya.
Murong Sun sangat yakin, kelompok pencegatan ini adalah aliansi dari beberapa Keluarga Utama. Walaupun dia tidak dapat membuktikannya, tapi pengalaman bertahun-tahun di dunia persilatan, tidak akan membohongi firasatnya.
Memang beberapa orang pencegat tadi tidak mengeluarkan suara, yang mengeluarkan suara hanya pemimpinnya. Dari nada suara yang dipancarkan si pemimpin, Murong Sun yakin itu adalah suara dari Patriark Sekte Lembah Tengkorak Kun Hong.
Dengan tabah Murong Sun menjawab, “Pil ini, aku menangkan dengan usaha dan hartaku sendiri, kenapa aku harus menyerahkannya pada kalian? Kalian bisa mengambilnya setelah melangkahi mayatku.”
Sekilas pandang, memang dari segi jumlah Keluarga Murong dan para pencegat itu berimbang. Kelompok Keluarga Murong terdiri dari Murong Sun, Murong Qiu dan beberapa pembantu utama Tuan Kota, rata-rata mereka berada di Ranah Bumi Tahap Awal.
“Baik! Jika itu maumu, lihat pedang!” teriak si Pemimpin para pencegat, langsung memilih Murong Sun sebagai lawan.
Para pencegat lain juga ikut menyerang Keluarga Murong, yang mereka anggap setara dengan ranah masing-masing, bahkan ada yang mengambil dua lawan dengan ranah lebih rendah.
Perkelahian pun pecah dengan sengit, hawa pembunuhan memenuhi udara yang membuat semua orang merasakan sesak nafas. Murong Sun mengeluarkan jurus-jurus terhebat dari ilmu pedang keluarganya, Jurus Ilmu Pedang Hujan Embun terasa sangat berbeda ketika dimainkan oleh Sang Penguasa Kota sendiri.
Ratusan jurus berlalu, bau darah sudah memenuhi udara, percikan darah dan daging yang tercacah berhamburan, sebagian besar darah ini dari Keluarga Murong, dan para pembantu utama yang mulai berjatuhan.
Pada suatu kesempatan, Murong Sun berhasil menjauh keluar dari gelanggang pertempuran, dia melihat putrinya Murong Qiu yang terdesak, dan kewalahan dengan luka bekas tebasan pedang di betis dan lengannya merembes darah.
Murong Sun bergerak ke arah putrinya, melepaskan beberapa pukulan tangan kosong dan berhasil mengeluarkan putrinya dari desakan hebat hawa pedang lawan.
“Anak Qiu lari dan cari bantuan dari Kakek Zhou! Ayah dan beberapa pembantu sanggup menahan mereka sampai bantuan datang!” bisik Murong Sun pada putrinya.
“Baik Ayah! ... Ayah harus berjanji untuk terus hidup sampai bantuan datang,” jawab Murong Qiu.
“Ayah berjanji! Sekarang cepatlah!” perintah Murong Sun, lembut.
Murong Sun kemudian langsung menyerang para pencegat dengan ganas, dia berharap putrinya bisa lari serta mencari bantuan. Sebaliknya, para pencegat ini entah disengaja atau tidak, mereka membiarkan Murong Qiu kabur.
Sang Pemimpin malah tertawa terbahak-bahak. “Saudara-saudara gerak cepat! Tugas kita hanya pil dan nyawa Murong Sun!” teriak si Pemimpin.
Begitu teriakan ini berakhir, para pencegat yang tadinya menyembunyikan racun, mulai menggunakan racun secara terang-terangan, baru sekarang Murong Sun sadar, penyebab banyak pihaknya yang tumbang dengan cepat karena racun.
“Ha ha ha! ... Pembesar Kota! Coba kau tarik nafas dalam dan alirkan tenaga dalammu, apakah ada yang tersumbat?”
Mendengar ucapan ini, wajah Murong Sun memucat, dia memang sudah merasakan sejak tadi beberapa meridian susah dialirkan tenaga dalam. Penyerangan terhadapnya ini, memang sudah direncanakan dengan matang.
“Tidak perlu menunggu bala bantuan! Sebelum mereka sampai kesini nyawamu sudah melayang! Ha ha ha!”
“Sedangkan putrimu! Syukur-syukur kalau dia bisa sampai ke Mansion Kota dalam keadaan hidup, dengan luka yang begitu banyak dan keracunan tentunya! Ha ha ha!”
Selesai berkata-kata, Pemimpin pencegat kembali menyerang Murong Sun dengan sengit, Perlawanan Murong Sun terasa sia-sia saja, tenaga dalamnya semakin sulit untuk dikontrol dan dikeluarkan, setelah sepuluh jurus terlewatkan Murong Sun tumbang dengan luka-luka tebasan di sekujur tubuh.
Satu tusukan tepat di jantung Murong Sun, menghentikan nafasnya untuk selama lamanya.
Pemimpin pencegat mengambil cincin semesta milik Murong Sun, dan mengeluarkan botol giok berisi Pil Kondensat, dia mengeluarkan keempat pil itu, satu di simpan olehnya sendiri dan sisa tiga lain dilemparkan ke arah tiga orang yang berada di Ranah Bumi Tahap Akhir.
“Saudara sekalian! Apa yang terjadi di sini, kita tidak saling mengenal dan tidak ada hubungannya kelak di kemudian hari!” ucap sang pemimpin. Dia melambai ke arah dua orang yang berada di Ranah Bumi Tahap Menengah lalu berkata, “Tinggalkan tempat ini!” perintahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Dimas Putra
idiot asu
2024-09-15
1
Iwan Sukendra
konyol
2024-07-17
1
Putra Indra
mc nya udah di kasih tempat menginap ngga ada balas jasanya sama sekali hingga menyebabkan tuan kota mati sia" tanpa pertolongan
2024-05-29
3