DBJ 10. Si Kembar Sakit

*******

Delano pulang ke Mansion nya, ia di sambut oleh kepala pelayan dan beberapa pelayan untuk membawakan tas dan jas Delano.

"Pak Dani dimana mama?" Tanya Delano menatap di sekitar.

"Nyonya sudah menunggu anda di ruang makan tuan." Ujar pak Dani kepala pelayan itu.

Delano berjalan ke ruang makan dengan wajah yang terlihat tak seperti biasanya. Malam ini wajahnya tampak cerah dan lebih hidup. Wajah yang 5 tahun lalu pernah terlihat sebelum kejadian nahas yang merenggut nyawa istri Delano terjadi. Pak Dani tampak begitu kaget melihat perubahan yang terjadi pada tuannya.

Delano menghampiri Diana dan mencium pipi wanita paruh baya itu.

"Selamat malam ma .. " Diana mengernyit tak percaya melihat Delano tersenyum padanya.

"Sayang, sepertinya kau sedang senang malam ini?" Diana menatap lembut kearah Delano, Delano membalas tatapan mata ibunya teduh dan menarik sudut bibirnya hingga lengkungan senyum tergambar di wajah tampan Delano.

"Apa terlihat seperti itu?" Delano bertanya balik pada Diana. Dan ibu dua anak itu mengangguk. Bahkan Claire pun sedikit heran karena memang selama 5 tahun ini senyum kakaknya itu sudah tak pernah terlihat.

"Kakak punya pacar baru mungkin mah." Celetuk Claire, Delano langsung melotot menatap tajam adik semata wayangnya itu. Claire hanya tersenyum lebar menampakkan deretan giginya yang putih.

"Oh ya sayang, apa tadi pemilik toko DD fashion ke kantor untuk mengukur baju? tanya Diana seraya meletakkan nasi berikut lauk di piring Delano, dan lagi-lagi senyum Delano terbit, dan ia mengangguk.

"Oh ya ma, tolong bilang pada Karisa untuk tidak datang lagi ke kantor. Aku tidak suka, lagipula gara-gara dia anak-anak pemilik toko itu menangis ketakutan."

"Oh ya ampun, apa itu benar? kasian sekali mereka. Tapi kenapa mereka bisa takut melihat Karisa?" tanya Diana bingung.

"Mungkin wajahnya membuat mereka takut." Jawab Delano asal.

"Apa kakak lupa? kakak menikahi saudaranya yang berwajah sama dengan Karisa. berati wajah istri kakak juga menakutkan." Sahut Claire, tiba-tiba suasana di ruang makan itu menjadi hening. Delano sama sekali tak menunjukan ekspresi apapun, namun dapat Claire lihat wajah sang kakak berubah dingin. Claire merutuki kebodohannya dia bahkan memukul mulutnya sendiri.

*

*

*

Di rumah Lusiana saat ini gadis itu sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan kedua putranya meskipun di tengah kesibukannya ia tak pernah lalai untuk mengurus Devan dan Davin. Semenjak pulang dari toko Devan dan Davin tampak lesu, sebentar-sebentar mereka menggeliat. Lusi yang melihat kebiasaan kedua putranya langsung mendekat dan menyentuh kening mereka. Matanya langsung membulat saat suhu tubuh mereka terasa sangat menyengat kulit Lusiana.

"Sayang, kalian demam?" Lusi menatap Devan dan Davin yang benar-benar terlihat lemas.

"Bunda, kepala Davin sakit."

"Kepala Devan juga bunda."

Lusiana berkaca-kaca melihat kedua putranya.

.

"Sebentar, bunda ganti baju dulu. Setelah ini kita ke dokter ya." Ujar Lusiana cemas.

Delano yang sudah membersihkan dirinya entah mengapa terus menerus teringat kedua putra Lusiana. Demi mengobati rasa penasarannya Delano meraih kunci mobil range rover putih miliknya. Ia akan mencoba pura-pura mendiskusikan detil kemeja dan jas yang akan ia kenakan.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan Delano berhenti di seberang jalan. Ia tiba-tiba merasa gugup dan berdebar. Namun sekian detik kemudian Delano justru melihat Lusi yang tampak kepayahan menggendong dua bocah yang tak lagi kecil tubuhnya. Delano bergegas keluar dari mobil saat ia memperhatikan wajah Lusiana yang tampak gusar.

"Nona Lusi, ada apa dengan Vino dan Vano?" tanya Delano begitu tiba di hadapan Lusi. Lusi menatap Delano sekilas lalu menunduk.

"Mereka demam." Jawab Lusiana singkat.

"Aku antar kalian ke rumah sakit." Tanpa permisi Delano mengambil Devan dari gendongan Lusi, Lusi hanya tertegun menatap Delano yang bertingkah berlebihan. Tapi memang dirinya pun sudah merasa kepayahan jalan dari gang rumahnya menggendong dua bocah itu untuk mencari taksi di pinggir jalan raya.

Delano menarik tangan Lusiana sampai membuat seluruh sendi tubuh Lusi terasa kaku. Lusi menatap tangannya yang saat ini sedang di genggam oleh Delano. Delano dapat merasakan jika saat ini Lusi begitu kaku. apakah ini pertama kalinya ia bersentuhan dengan laki-laki?

"Maaf aku hanya takut kamu tertabrak jika berjalan sambil melamun." Ujar Delano, sesampainya mereka di depan mobil pria itu Lusi menghempas tangan Delano.

"Lain kali jangan seperti ini tuan. Aku hanya tidak ingin menjadi bahan gunjingan orang."

"Terserah padamu nona. Aku hanya memikirkan anak-anak ini jika sampai sesuatu yang buruk terjadi padamu." Jawab Delano datar. Entah mengapa hatinya tiba-tiba memanas saat Lusi menghempas kan tangannya.

Delano memasukkan Devan terlebih dulu, setelah itu ia keluar dan masuk di pintu kemudi, baru setelah itu Lusi menyusul Devan dengan masih menggendong Davin.

Selama di perjalanan baik Delano maupun Lusiana tidak ada yang berani buka suara.

"Bunda, Devan mau ayah."

Deg

Lagi-lagi jantung Delano seperti tertusuk sesuatu rasanya benar-benar sakit mendengar anak itu mengigau tentang ayahnya lagi. Sementara Lusi menggigit bibir bawahnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Ia merasa jadi orang yang begitu egois saat ini. Demi karena takut kehilangan kedua anaknya, dia membuat Devan dan Davin harus merasakan kepahitan seperti ini.

"Bunda janji setelah ini bunda akan mencari keberadaan orang tua kalian bagaimana caranya. Meskipun setelah ini kita harus terpisah, bunda rela asal kalian bahagia." Batin Lusiana.

Begitu tiba di rumah sakit Delano langsung menggendong Devan, Lusi hanya menatap sikap berlebihan Delano dengan wajah sendu.

Dengan cepat Delano sudah mendaftarkan kedua putra Lusiana. Mereka masuk ke ruang IGD karena jam malam itu dokter anak sudah selesai praktek. Lusiana duduk di kursi tunggu karena ia tidak di perkenankan mendampingi kedua putranya. Tak lama terdengar tangisan Devan dan Davin, hati Lusi semakin tak tenang membayangkan apa yang terjadi di dalam sana. Rasanya ia ingin menerobos masuk ruangan itu untuk melihat kondisi kedua putranya. Lusiana menutupi wajahnya, air matanya tak lagi dapat terbendung ia terisak lirih. Delano dapat melihat jika sekarang ini ibu dari kedua anak itu sedang menangis karena tubuhnya bergetar.

"Mereka anak-anak yang kuat, mereka pasti akan segera sembuh." Kata Delano, Lusi masih menutup wajahnya. Tak lama dokter yang menangani Devan dan Davin keluar. Lusi segera bangun dan menyambut dokter itu begitupun Delano.

"Bagaimana kondisi anak-anak saya dokter?"

"Kedua putra anda tampak nya harus di rawat inap karena dibutuhkan observasi lanjutan. Kami sudah mengambil sampel darah mereka berdua untuk di bawa ke laboratorium untuk memastikan pastinya sakit yang mereka alami." Tutur dokter jaga itu.

Tubuh Lusi terasa lemas, jika saja di belakangnya tak ada Delano mungkin Lusi sudah jatuh ke belakang. Tapi kini tubuhnya saat ini berada dalam rengkuhan Delano saat tiba-tiba tubuhnya limbung dan hampir jatuh.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Selamat membaca 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Ning Suswati

Ning Suswati

semoga firasat kaitan darah sikembar dg ayahnya segera terungkap

2025-03-22

0

Nur Azizah

Nur Azizah

satuka mereka kak author kasihan si kembar

2025-03-20

0

awesome moment

awesome moment

mulai kebuka n

2025-03-08

1

lihat semua
Episodes
1 DBJ 1. Awalan
2 DBJ 2. Kenapa ini Terjadi
3 DBJ 3. Bertemu Delano dan Regan
4 DBJ 4. Persiapan Pindah
5 DBJ 5. Kehidupan Berbanding Terbalik
6 DBJ 6. Masa lalu Lusiana
7 DBJ 7. Di kantor Delano
8 DBJ 8. Ketakutan Si kembar
9 DBJ 9. Ketakutan Lusiana
10 DBJ 10. Si Kembar Sakit
11 DBJ. 11 Mencaritahu
12 DBJ 12. Lusi Pingsan
13 DBJ 13. Masa Lalu
14 DBJ 14 Dimana Dia Sekarang?
15 DBJ 15. Rencana Oma Diana
16 DBJ 16. Mengunjungi Makam Karina
17 DBJ 17. Trauma Lusiana
18 DBJ 18. Jauhi Anak-anakku
19 DBJ 19. Mereka Cucuku?
20 DBJ 20. Maafkan Ayah
21 DBJ 21. Maaf?
22 DBJ 22. Kenapa?
23 DBJ 23. Penjelasan Ayah
24 DBJ 24. Sabar dan Ikhlas
25 DBJ 25. Cuma mau Ayah
26 DBJ 26. Pamit
27 DBJ 27. Bertemu Nenek Ratih
28 DBJ 28. Hasil Tes
29 DBJ 29. Kamu Gadis Yang Hebat
30 DBJ 30. Menikahlah Denganku
31 DBJ 31. Tolong Aku
32 DBJ 32. Kita Punya Ayah
33 DBJ 33. Lamaran
34 DBJ 34. Seperti Anak Gadis
35 DBJ 35. Mengunjungi Makam
36 DJB 36. Apa Kamu Malu?
37 DBJ 37. Kau Pikir Aku Bodoh? (Bonus Visual)
38 DBJ 38. Sudah Jatuh Cinta?
39 DBJ 39. Jangan Pingsan ya!
40 DBJ 40. Begini Sudah Cukup
41 DBJ 41. Dimana Lisa?
42 DBJ 42. Beri sedikit waktu
43 DBJ 43. Apa yang terjadi?
44 DBJ 44. Aku Teman Yang Buruk
45 DBJ 45. Jaka Kabur
46 DBJ 46. Aku Malu
47 DBJ 47. Apakah Harus?
48 DBJ 48. Habis manis
49 DBJ 49. Pria Pencemburu
50 DBJ 50. Jangan Bikin Baper
51 DBJ 51. Dimana Onty Lisa
52 DBJ 52. Kesialan Karisa
53 DBJ 53. Kamu Sempurna Di mataku
54 DBJ 54. Suara Ini?
55 DBJ 55. Dimana Lusi
56 DBJ 56. Benar-Benar Gila
57 DBJ 57. Hanya Masa Lalu
58 DBJ 58. Butiran Debu
59 DBJ 59. Apa Dia Cemburu?
60 DBJ 60. Hampir Diculik
61 DBJ 61. Karena Aku Bahagia
62 DBJ 62. Merepotkan
63 DBJ 63. Hamil?
64 DBJ 64. Takut Kecewa
65 DBJ 65. Penyesalan Jeff
66 DBJ 66. Istriku Di dalam!!
67 DBJ 67. Ada Yang Melamar
68 DBJ 68. Memberi Waktu
69 DBJ 69. Aku Baik-baik Saja
70 DBJ 70. Jangan Dekat-dekat Marco!!
71 DBJ 71. Sop buntut
72 DBJ 72. Berkabung
73 DBJ 73. The Only One
74 DBJ 74. Jangan Ragukan
75 DBJ 75. Lusi dan Anak-anak Hilang?
76 DBJ 76. Kenapa Tidak Mengabariku?
77 DBJ 77. Ayah Janji
78 DBJ 78. Beda Kasta
79 Bab 79. Hubungi Istriku
80 Bab 80. Dia Pingsan
81 Bab 81. Awal Mula
82 Bab 82. Menguntit
83 DBJ 83. Mas Janji
84 DBJ 84. Ke Dokter
85 DBJ 85. Memastikan Keamanan
86 DBJ 86. Kesal
87 DBJ 87. Cerita Ayah part 1
88 DBJ 88. Cerita Ayah part 2 dan Serangan
89 DBJ 89. Penangkapan Raihana
90 DBJ 90. Karisa Kabur
91 DBJ 91. Nasehat Suryo
92 DBJ 92. Tenanglah
93 DBJ 93. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
94 DBJ 94. Cukup Cintai Aku
95 DBJ 95. Malu
96 DBJ 96. Memberi Hukuman
97 DBJ 97. Akhir Karisa
98 DBJ 98. Menikmati Hari
99 DBJ 99. Sudah Menikah?
100 DBJ 100. Akhir Penantian Regan
101 DBJ 101. Kecelakaan?
102 DBJ 102. Ulah Papa Hans
103 DBJ 103. Tak Bisa Mundur Lagi
104 DBJ 104. Foto Mesra
105 DBJ 105. Drama dari Hans
106 DBJ 106. Jaka?
107 DBJ 107. Menyukai Sentuhanmu
108 DBJ 108. Karma
109 DBJ 109. Berita Kematian
110 DBJ 110. Dendam Masa Lalu
111 DBJ 111. Kebahagiaan
112 DBJ 112. Rencana Jahat Aditya.
113 DBJ 113. Kehebohan Pagi Hari
114 DBJ 114. Menemui Aditya
115 DBJ 115. Ada Aku
116 DBJ 116. Pasca Tragedi
117 DBJ 117. Badai Sudah Berlalu
118 DBJ 118. Ulang tahun Devan dan Davin
119 DBJ 119. Tiba di Manchester
120 DBJ 120. Kelahiran Putri Delano
121 Extra Part. Regan & Lisa
122 Extra part. Krisis Percaya Diri
123 Extra Part. Pertemuan Tak Terduga
124 Extra Part. KenyataanYang Tak Menyenangkan
125 Extra part. Harus Operasi?
126 Final Part. Kebahagiaan Sempurna
127 Pengumuman Karya Baru
128 Karya Baru sudah liris
129 Karya Baru
130 Karya Baru telah Terbit
Episodes

Updated 130 Episodes

1
DBJ 1. Awalan
2
DBJ 2. Kenapa ini Terjadi
3
DBJ 3. Bertemu Delano dan Regan
4
DBJ 4. Persiapan Pindah
5
DBJ 5. Kehidupan Berbanding Terbalik
6
DBJ 6. Masa lalu Lusiana
7
DBJ 7. Di kantor Delano
8
DBJ 8. Ketakutan Si kembar
9
DBJ 9. Ketakutan Lusiana
10
DBJ 10. Si Kembar Sakit
11
DBJ. 11 Mencaritahu
12
DBJ 12. Lusi Pingsan
13
DBJ 13. Masa Lalu
14
DBJ 14 Dimana Dia Sekarang?
15
DBJ 15. Rencana Oma Diana
16
DBJ 16. Mengunjungi Makam Karina
17
DBJ 17. Trauma Lusiana
18
DBJ 18. Jauhi Anak-anakku
19
DBJ 19. Mereka Cucuku?
20
DBJ 20. Maafkan Ayah
21
DBJ 21. Maaf?
22
DBJ 22. Kenapa?
23
DBJ 23. Penjelasan Ayah
24
DBJ 24. Sabar dan Ikhlas
25
DBJ 25. Cuma mau Ayah
26
DBJ 26. Pamit
27
DBJ 27. Bertemu Nenek Ratih
28
DBJ 28. Hasil Tes
29
DBJ 29. Kamu Gadis Yang Hebat
30
DBJ 30. Menikahlah Denganku
31
DBJ 31. Tolong Aku
32
DBJ 32. Kita Punya Ayah
33
DBJ 33. Lamaran
34
DBJ 34. Seperti Anak Gadis
35
DBJ 35. Mengunjungi Makam
36
DJB 36. Apa Kamu Malu?
37
DBJ 37. Kau Pikir Aku Bodoh? (Bonus Visual)
38
DBJ 38. Sudah Jatuh Cinta?
39
DBJ 39. Jangan Pingsan ya!
40
DBJ 40. Begini Sudah Cukup
41
DBJ 41. Dimana Lisa?
42
DBJ 42. Beri sedikit waktu
43
DBJ 43. Apa yang terjadi?
44
DBJ 44. Aku Teman Yang Buruk
45
DBJ 45. Jaka Kabur
46
DBJ 46. Aku Malu
47
DBJ 47. Apakah Harus?
48
DBJ 48. Habis manis
49
DBJ 49. Pria Pencemburu
50
DBJ 50. Jangan Bikin Baper
51
DBJ 51. Dimana Onty Lisa
52
DBJ 52. Kesialan Karisa
53
DBJ 53. Kamu Sempurna Di mataku
54
DBJ 54. Suara Ini?
55
DBJ 55. Dimana Lusi
56
DBJ 56. Benar-Benar Gila
57
DBJ 57. Hanya Masa Lalu
58
DBJ 58. Butiran Debu
59
DBJ 59. Apa Dia Cemburu?
60
DBJ 60. Hampir Diculik
61
DBJ 61. Karena Aku Bahagia
62
DBJ 62. Merepotkan
63
DBJ 63. Hamil?
64
DBJ 64. Takut Kecewa
65
DBJ 65. Penyesalan Jeff
66
DBJ 66. Istriku Di dalam!!
67
DBJ 67. Ada Yang Melamar
68
DBJ 68. Memberi Waktu
69
DBJ 69. Aku Baik-baik Saja
70
DBJ 70. Jangan Dekat-dekat Marco!!
71
DBJ 71. Sop buntut
72
DBJ 72. Berkabung
73
DBJ 73. The Only One
74
DBJ 74. Jangan Ragukan
75
DBJ 75. Lusi dan Anak-anak Hilang?
76
DBJ 76. Kenapa Tidak Mengabariku?
77
DBJ 77. Ayah Janji
78
DBJ 78. Beda Kasta
79
Bab 79. Hubungi Istriku
80
Bab 80. Dia Pingsan
81
Bab 81. Awal Mula
82
Bab 82. Menguntit
83
DBJ 83. Mas Janji
84
DBJ 84. Ke Dokter
85
DBJ 85. Memastikan Keamanan
86
DBJ 86. Kesal
87
DBJ 87. Cerita Ayah part 1
88
DBJ 88. Cerita Ayah part 2 dan Serangan
89
DBJ 89. Penangkapan Raihana
90
DBJ 90. Karisa Kabur
91
DBJ 91. Nasehat Suryo
92
DBJ 92. Tenanglah
93
DBJ 93. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
94
DBJ 94. Cukup Cintai Aku
95
DBJ 95. Malu
96
DBJ 96. Memberi Hukuman
97
DBJ 97. Akhir Karisa
98
DBJ 98. Menikmati Hari
99
DBJ 99. Sudah Menikah?
100
DBJ 100. Akhir Penantian Regan
101
DBJ 101. Kecelakaan?
102
DBJ 102. Ulah Papa Hans
103
DBJ 103. Tak Bisa Mundur Lagi
104
DBJ 104. Foto Mesra
105
DBJ 105. Drama dari Hans
106
DBJ 106. Jaka?
107
DBJ 107. Menyukai Sentuhanmu
108
DBJ 108. Karma
109
DBJ 109. Berita Kematian
110
DBJ 110. Dendam Masa Lalu
111
DBJ 111. Kebahagiaan
112
DBJ 112. Rencana Jahat Aditya.
113
DBJ 113. Kehebohan Pagi Hari
114
DBJ 114. Menemui Aditya
115
DBJ 115. Ada Aku
116
DBJ 116. Pasca Tragedi
117
DBJ 117. Badai Sudah Berlalu
118
DBJ 118. Ulang tahun Devan dan Davin
119
DBJ 119. Tiba di Manchester
120
DBJ 120. Kelahiran Putri Delano
121
Extra Part. Regan & Lisa
122
Extra part. Krisis Percaya Diri
123
Extra Part. Pertemuan Tak Terduga
124
Extra Part. KenyataanYang Tak Menyenangkan
125
Extra part. Harus Operasi?
126
Final Part. Kebahagiaan Sempurna
127
Pengumuman Karya Baru
128
Karya Baru sudah liris
129
Karya Baru
130
Karya Baru telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!