DBJ 9. Ketakutan Lusiana

**********

Di dalam mobil suasana terasa hening karena Devan dan Davin semuanya tidur. Devan tidur di pangkuan Lusi sedangkan Davin tidur di pangkuan Delano. Bahkan Delano tampak sesekali mengusap rambut Davin yang lebat. Regan dapat melihat semua itu dari spion tengah. Apakah bosnya tertarik dengan anak-anak Lusi?

Regan sesekali mencuri pandang menatap wajah Lusiana yang terus mengusap kening Devan.

"Maaf nona, bisakah kau memberitahu alamat lengkap anda, kita sudah mau memasuki daerah yang Anda sebutkan tadi." Ujar Regan memecah keheningan.

"Lurus saja, itu ada toko baju DD fashion cukup berhenti disana saja." Kata Lusiana.

Mobil mewah itu berhenti tepat di depan toko milik Lusi yang siang ini tampak ramai pengunjung. Regan membukakan pintu untuk tuannya dan Lusi. Keduanya sudah layaknya suami istri yang harmonis dengan membawa kedua anaknya. Mungkin hal itu yang terlihat jika orang belum mengenal Lusi dan Delano.

Delano ikut masuk ke dalam ruangan Lusiana mengikuti wanita itu dari belakang, banyak gadis-gadis menatap penuh minat kearah pria tampan itu, tubuhnya yang tegak atletis dan rahang yang kokoh ditumbuhi bulu-bulu halus menambah kesan seksi dan macho. Di tambah saat ini Delano tengah menggendong Davin di pundaknya seperti hot daddy rasanya mereka mau menggantri untuk dijadikan sugar baby nya.

Lusi sedikit kesulitan membuka pintu namun Delano dengan suka rela membantu membukanya. Alis Lusiana bertaut, rasanya baru kali ini ia merasa tak terganggu berdekatan dengan laki-laki. Biasanya dia akan merasa risih jika di dekati oleh pria. Tapi mengapa dengan pria di sampingnya ini dia justru merasa nyaman.

"What .. nyaman?" pekik Lusiana dalam hati tanpa sadar dia menggeleng kuat.

"Ada apa?" tanya Delano.

"Tidak ada, letakkan Davin di sofa itu." Ujar Lusiana. Namun hal yang jarang terjadi bahkan hampir tidak pernah Lusiana lihat sebelumnya. Davin memeluk leher Delano erat. Padahal dengan kakak Lisa pun Davin maupun Devan tidak pernah seperti ini.

"Ayah .. " Lirih Davin.

Deg

Jantung Delano seketika berpacu cepat. Rasanya kenapa seperti ini. Mata Delano seketika memerah namun sekuat tenaga ia menahan laju air matanya.

Lusiana terkejut, ia menatap ke arah Delano dengan tatapan canggung dan kaku.

"Maaf, mungkin anak-anakku merindukan ayahnya." Kata Lisa berbohong. Davin terbangun dan memeluk Delano.

"Ayah .. " Lagi-lagi kata itu yang terucap dari bibir mungil Davin.

"Davin, tidak sopan seperti itu." Tegas Lusiana namun hal itu justru membuat Davin menangis, Devan yang mendengar saudaranya menangis ikut menangis. Lusi mengusap wajahnya kasar.

"Maaf tuan sebaiknya anda pulang." Kata Lusiana namun bukannya menggubris ucapan Lusi Delano justru memeluk Devan dan Davin. Mengusap rambut mereka dengan lembut.

"Biarkan seperti ini dulu, kasian mereka. Mungkin mereka merindukan ayahnya. Kenapa tidak kau pertemukan mereka saja. Hal-hal yang kau anggap sepele mungkin saja bisa mempengaruhi psikis mereka hingga dewasa." Tutur Delano, setelah Devan dan Davin tenang Delano mengusap satu per satu wajah anak-anak Lusi.

"Om pulang dulu ya, kapan-kapan om main lagi." Devan dan Davin mengangguk. Delano tersenyum lebar melihat kedua bocah itu.

"Baiklah nona Lusi, terimakasih untuk pengalaman yang tak terlupakan ini." Ujar Delano seraya tersenyum tipis. Lusi justru memilih membuang muka karena tak tahan melihat senyum pria itu.

Setelah kepergian Delano, Pintu ruangan Lusi kembali terbuka kali ini tersangkanya adalah Lisa.

"Hai anak-anak onty Lisa, apa kabar kalian? kenapa wajah kalian sembab? apa kalian dimarahi bunda lagi?" Lisa menatap tajam Lusiana. Gadis itu membuang muka kembali sibuk dengan pensil dan kertasnya.

"Itu gara-gara bunda marahi Davin onty." adu Davin pada Lisa yang semakin melotot kearah sahabatnya.

Lusiana mendesah berat dan menatap sahabatnya dengan sendu. Hanya dengan menatap tatapan mata sahabatnya Lisa tahu apa yang membuat Lusiana kesal.

"Bagaimana kalo onty ajak kalian main dengan kakak Bumi dan om Tio?" tawar Lisa. Devan dan Davin menggeleng lemah.

"Kami mau ayah .. semua teman sekolahku punya ayah. Mereka sering di antar ayah mereka. Onty katakan siapa ayah kami? Kami lelah bertanya pada bunda, selalu saja ada alasannya." Kata Devan dan diangguki oleh Davin.

Mata Lusiana berkaca-kaca, rasanya sedih sekali. Apakah selama ini kasih sayangnya kurang, sehingga anak-anak itu selalu saja menanyakan keberadaan ayahnya. Semenjak memasuki taman kanak-kanak mereka mulai sering bertanya siapa ayah mereka dan di mana keberadaannya. Hal itu benar-benar membuat kepala Lusiana serasa mau pecah. Bagaimana menyampaikan semuanya tanpa menyakiti kedua putranya.

Lisa tidak ingin kehilangan Devan dan Davin, bahkan sampai sekarang dirinya masih sering dihantui rasa takut jika tiba-tiba saja ada orang yang mengakui Devan dan Davin sebagai anak mereka yang hilang atau salah satu keluarga mereka yang lain.

Karena dia pernah melihat berita seorang pengusaha kehilangan anak kembarnya saat bayi. Namun karena tidak di sertakan foto hingga sampai sekarang Lusi tidak tahu apakah itu anak-anak yang dia temukan atau bukan.

Tanpa sadar air mata Lusiana menetes. Lisa dapat melihat raut kekhawatiran, ketakutan dan kesedihan yang teramat dalam dari wajah Lusi.

Lisa berjongkok di depan kedua putra Lusiana.

"Kalian lihat, bunda sampai menangis karena kalian terus menerus menanyakan ayah kalian. Apa kalian ingin membuat bunda sedih?" Devan dan Davin melempar pandangannya kearah Lusiana yang sedang mengusap kasar air matanya. Kedua anak Lusiana berlari menghambur dan memeluk kaki Lusiana.

"Bunda maaf, Aku tidak mau bunda sedih. Davin janji tidak akan menanyakan ayah lagi."

"Devan juga bunda, maafin Devan. Bunda jangan sedih."

Lusiana semakin terisak. Devan dan Davin memandang takut dan khawatir. Jika bunda nya masih marah dan tidak memaafkan mereka.

Kedua anak itu pun ikut menangis di kaki Lusiana.

"Hei, kenapa kalian malah menangis bersamaan." Lisa cemberut menatap ibu dan anak itu.

Lusiana mengusap air matanya dan setengah berjongkok dan memeluk kedua putranya.

"Bunda sayang kalian. Kalian jangan tinggalin bunda." Ujar Lusiana masih terisak. Devan dan Davin pun merangkul manja leher Lusiana.

.

.

.

Delano masih terus kepikiran kedua anak kembar Lusi yang sangat menggemaskan itu. Entah mengapa mereka berdua meninggalkan kesan tersendiri bagi dirinya. Bahkan Delano sampai tak bisa konsentrasi pada pekerjaannya.

Delano menutup berkas yang dia pegang, ia beralih meraih ponselnya dan menatap foto kedua anak Lusi berikut ibunya. Foto yang diam-diam di ambilnya saat makan siang tadi.

Seulas senyum tersungging di bibir Delano, Hatinya merasa begitu terisi dengan energi positif setelah melihat foto mereka.

"Apa aku terlalu mengharap segera bertemu dengan putra-putraku hingga hanya menatap anak-anak wanita itu saja aku merasa lain." Gumam Delano.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Hari ini up satu dulu ya guys. Maaf kemarin libur tanpa info, karena mendadak anak othor yang bontot kemarin diare dan demam.

Selamat membaca 🥰🥰

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-02-09

5

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

kenapa nggak cari tahu masalah Lusi, slidiki knapa istri nya kbur bawa anaknya, kan orang kaya bnyak anak buah, gmna sih payah betul

2024-01-10

0

epifania rendo

epifania rendo

ikatan darah menang tidak bisa bohong

2023-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 DBJ 1. Awalan
2 DBJ 2. Kenapa ini Terjadi
3 DBJ 3. Bertemu Delano dan Regan
4 DBJ 4. Persiapan Pindah
5 DBJ 5. Kehidupan Berbanding Terbalik
6 DBJ 6. Masa lalu Lusiana
7 DBJ 7. Di kantor Delano
8 DBJ 8. Ketakutan Si kembar
9 DBJ 9. Ketakutan Lusiana
10 DBJ 10. Si Kembar Sakit
11 DBJ. 11 Mencaritahu
12 DBJ 12. Lusi Pingsan
13 DBJ 13. Masa Lalu
14 DBJ 14 Dimana Dia Sekarang?
15 DBJ 15. Rencana Oma Diana
16 DBJ 16. Mengunjungi Makam Karina
17 DBJ 17. Trauma Lusiana
18 DBJ 18. Jauhi Anak-anakku
19 DBJ 19. Mereka Cucuku?
20 DBJ 20. Maafkan Ayah
21 DBJ 21. Maaf?
22 DBJ 22. Kenapa?
23 DBJ 23. Penjelasan Ayah
24 DBJ 24. Sabar dan Ikhlas
25 DBJ 25. Cuma mau Ayah
26 DBJ 26. Pamit
27 DBJ 27. Bertemu Nenek Ratih
28 DBJ 28. Hasil Tes
29 DBJ 29. Kamu Gadis Yang Hebat
30 DBJ 30. Menikahlah Denganku
31 DBJ 31. Tolong Aku
32 DBJ 32. Kita Punya Ayah
33 DBJ 33. Lamaran
34 DBJ 34. Seperti Anak Gadis
35 DBJ 35. Mengunjungi Makam
36 DJB 36. Apa Kamu Malu?
37 DBJ 37. Kau Pikir Aku Bodoh? (Bonus Visual)
38 DBJ 38. Sudah Jatuh Cinta?
39 DBJ 39. Jangan Pingsan ya!
40 DBJ 40. Begini Sudah Cukup
41 DBJ 41. Dimana Lisa?
42 DBJ 42. Beri sedikit waktu
43 DBJ 43. Apa yang terjadi?
44 DBJ 44. Aku Teman Yang Buruk
45 DBJ 45. Jaka Kabur
46 DBJ 46. Aku Malu
47 DBJ 47. Apakah Harus?
48 DBJ 48. Habis manis
49 DBJ 49. Pria Pencemburu
50 DBJ 50. Jangan Bikin Baper
51 DBJ 51. Dimana Onty Lisa
52 DBJ 52. Kesialan Karisa
53 DBJ 53. Kamu Sempurna Di mataku
54 DBJ 54. Suara Ini?
55 DBJ 55. Dimana Lusi
56 DBJ 56. Benar-Benar Gila
57 DBJ 57. Hanya Masa Lalu
58 DBJ 58. Butiran Debu
59 DBJ 59. Apa Dia Cemburu?
60 DBJ 60. Hampir Diculik
61 DBJ 61. Karena Aku Bahagia
62 DBJ 62. Merepotkan
63 DBJ 63. Hamil?
64 DBJ 64. Takut Kecewa
65 DBJ 65. Penyesalan Jeff
66 DBJ 66. Istriku Di dalam!!
67 DBJ 67. Ada Yang Melamar
68 DBJ 68. Memberi Waktu
69 DBJ 69. Aku Baik-baik Saja
70 DBJ 70. Jangan Dekat-dekat Marco!!
71 DBJ 71. Sop buntut
72 DBJ 72. Berkabung
73 DBJ 73. The Only One
74 DBJ 74. Jangan Ragukan
75 DBJ 75. Lusi dan Anak-anak Hilang?
76 DBJ 76. Kenapa Tidak Mengabariku?
77 DBJ 77. Ayah Janji
78 DBJ 78. Beda Kasta
79 Bab 79. Hubungi Istriku
80 Bab 80. Dia Pingsan
81 Bab 81. Awal Mula
82 Bab 82. Menguntit
83 DBJ 83. Mas Janji
84 DBJ 84. Ke Dokter
85 DBJ 85. Memastikan Keamanan
86 DBJ 86. Kesal
87 DBJ 87. Cerita Ayah part 1
88 DBJ 88. Cerita Ayah part 2 dan Serangan
89 DBJ 89. Penangkapan Raihana
90 DBJ 90. Karisa Kabur
91 DBJ 91. Nasehat Suryo
92 DBJ 92. Tenanglah
93 DBJ 93. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
94 DBJ 94. Cukup Cintai Aku
95 DBJ 95. Malu
96 DBJ 96. Memberi Hukuman
97 DBJ 97. Akhir Karisa
98 DBJ 98. Menikmati Hari
99 DBJ 99. Sudah Menikah?
100 DBJ 100. Akhir Penantian Regan
101 DBJ 101. Kecelakaan?
102 DBJ 102. Ulah Papa Hans
103 DBJ 103. Tak Bisa Mundur Lagi
104 DBJ 104. Foto Mesra
105 DBJ 105. Drama dari Hans
106 DBJ 106. Jaka?
107 DBJ 107. Menyukai Sentuhanmu
108 DBJ 108. Karma
109 DBJ 109. Berita Kematian
110 DBJ 110. Dendam Masa Lalu
111 DBJ 111. Kebahagiaan
112 DBJ 112. Rencana Jahat Aditya.
113 DBJ 113. Kehebohan Pagi Hari
114 DBJ 114. Menemui Aditya
115 DBJ 115. Ada Aku
116 DBJ 116. Pasca Tragedi
117 DBJ 117. Badai Sudah Berlalu
118 DBJ 118. Ulang tahun Devan dan Davin
119 DBJ 119. Tiba di Manchester
120 DBJ 120. Kelahiran Putri Delano
121 Extra Part. Regan & Lisa
122 Extra part. Krisis Percaya Diri
123 Extra Part. Pertemuan Tak Terduga
124 Extra Part. KenyataanYang Tak Menyenangkan
125 Extra part. Harus Operasi?
126 Final Part. Kebahagiaan Sempurna
127 Pengumuman Karya Baru
128 Karya Baru sudah liris
129 Karya Baru
Episodes

Updated 129 Episodes

1
DBJ 1. Awalan
2
DBJ 2. Kenapa ini Terjadi
3
DBJ 3. Bertemu Delano dan Regan
4
DBJ 4. Persiapan Pindah
5
DBJ 5. Kehidupan Berbanding Terbalik
6
DBJ 6. Masa lalu Lusiana
7
DBJ 7. Di kantor Delano
8
DBJ 8. Ketakutan Si kembar
9
DBJ 9. Ketakutan Lusiana
10
DBJ 10. Si Kembar Sakit
11
DBJ. 11 Mencaritahu
12
DBJ 12. Lusi Pingsan
13
DBJ 13. Masa Lalu
14
DBJ 14 Dimana Dia Sekarang?
15
DBJ 15. Rencana Oma Diana
16
DBJ 16. Mengunjungi Makam Karina
17
DBJ 17. Trauma Lusiana
18
DBJ 18. Jauhi Anak-anakku
19
DBJ 19. Mereka Cucuku?
20
DBJ 20. Maafkan Ayah
21
DBJ 21. Maaf?
22
DBJ 22. Kenapa?
23
DBJ 23. Penjelasan Ayah
24
DBJ 24. Sabar dan Ikhlas
25
DBJ 25. Cuma mau Ayah
26
DBJ 26. Pamit
27
DBJ 27. Bertemu Nenek Ratih
28
DBJ 28. Hasil Tes
29
DBJ 29. Kamu Gadis Yang Hebat
30
DBJ 30. Menikahlah Denganku
31
DBJ 31. Tolong Aku
32
DBJ 32. Kita Punya Ayah
33
DBJ 33. Lamaran
34
DBJ 34. Seperti Anak Gadis
35
DBJ 35. Mengunjungi Makam
36
DJB 36. Apa Kamu Malu?
37
DBJ 37. Kau Pikir Aku Bodoh? (Bonus Visual)
38
DBJ 38. Sudah Jatuh Cinta?
39
DBJ 39. Jangan Pingsan ya!
40
DBJ 40. Begini Sudah Cukup
41
DBJ 41. Dimana Lisa?
42
DBJ 42. Beri sedikit waktu
43
DBJ 43. Apa yang terjadi?
44
DBJ 44. Aku Teman Yang Buruk
45
DBJ 45. Jaka Kabur
46
DBJ 46. Aku Malu
47
DBJ 47. Apakah Harus?
48
DBJ 48. Habis manis
49
DBJ 49. Pria Pencemburu
50
DBJ 50. Jangan Bikin Baper
51
DBJ 51. Dimana Onty Lisa
52
DBJ 52. Kesialan Karisa
53
DBJ 53. Kamu Sempurna Di mataku
54
DBJ 54. Suara Ini?
55
DBJ 55. Dimana Lusi
56
DBJ 56. Benar-Benar Gila
57
DBJ 57. Hanya Masa Lalu
58
DBJ 58. Butiran Debu
59
DBJ 59. Apa Dia Cemburu?
60
DBJ 60. Hampir Diculik
61
DBJ 61. Karena Aku Bahagia
62
DBJ 62. Merepotkan
63
DBJ 63. Hamil?
64
DBJ 64. Takut Kecewa
65
DBJ 65. Penyesalan Jeff
66
DBJ 66. Istriku Di dalam!!
67
DBJ 67. Ada Yang Melamar
68
DBJ 68. Memberi Waktu
69
DBJ 69. Aku Baik-baik Saja
70
DBJ 70. Jangan Dekat-dekat Marco!!
71
DBJ 71. Sop buntut
72
DBJ 72. Berkabung
73
DBJ 73. The Only One
74
DBJ 74. Jangan Ragukan
75
DBJ 75. Lusi dan Anak-anak Hilang?
76
DBJ 76. Kenapa Tidak Mengabariku?
77
DBJ 77. Ayah Janji
78
DBJ 78. Beda Kasta
79
Bab 79. Hubungi Istriku
80
Bab 80. Dia Pingsan
81
Bab 81. Awal Mula
82
Bab 82. Menguntit
83
DBJ 83. Mas Janji
84
DBJ 84. Ke Dokter
85
DBJ 85. Memastikan Keamanan
86
DBJ 86. Kesal
87
DBJ 87. Cerita Ayah part 1
88
DBJ 88. Cerita Ayah part 2 dan Serangan
89
DBJ 89. Penangkapan Raihana
90
DBJ 90. Karisa Kabur
91
DBJ 91. Nasehat Suryo
92
DBJ 92. Tenanglah
93
DBJ 93. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
94
DBJ 94. Cukup Cintai Aku
95
DBJ 95. Malu
96
DBJ 96. Memberi Hukuman
97
DBJ 97. Akhir Karisa
98
DBJ 98. Menikmati Hari
99
DBJ 99. Sudah Menikah?
100
DBJ 100. Akhir Penantian Regan
101
DBJ 101. Kecelakaan?
102
DBJ 102. Ulah Papa Hans
103
DBJ 103. Tak Bisa Mundur Lagi
104
DBJ 104. Foto Mesra
105
DBJ 105. Drama dari Hans
106
DBJ 106. Jaka?
107
DBJ 107. Menyukai Sentuhanmu
108
DBJ 108. Karma
109
DBJ 109. Berita Kematian
110
DBJ 110. Dendam Masa Lalu
111
DBJ 111. Kebahagiaan
112
DBJ 112. Rencana Jahat Aditya.
113
DBJ 113. Kehebohan Pagi Hari
114
DBJ 114. Menemui Aditya
115
DBJ 115. Ada Aku
116
DBJ 116. Pasca Tragedi
117
DBJ 117. Badai Sudah Berlalu
118
DBJ 118. Ulang tahun Devan dan Davin
119
DBJ 119. Tiba di Manchester
120
DBJ 120. Kelahiran Putri Delano
121
Extra Part. Regan & Lisa
122
Extra part. Krisis Percaya Diri
123
Extra Part. Pertemuan Tak Terduga
124
Extra Part. KenyataanYang Tak Menyenangkan
125
Extra part. Harus Operasi?
126
Final Part. Kebahagiaan Sempurna
127
Pengumuman Karya Baru
128
Karya Baru sudah liris
129
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!