"Evan! Kau sudah gila!" Setelah Beryl memaksa Sandra untuk segera pergi dari kamar ini, ia sudah mengomeli Evan tiada henti. Matanya melotot tajam, ia mencak-mencak.
"Apa kau tidak takut dengan para wartawan?! Mereka bisa saja memberitakan hal yang tidak-tidak. Kau tahu kan kalau Ayahmu menyuruhku untuk menjagamu agar tidak berbuat hal aneh-aneh lagi? Dan perempuan itu ...! Astaga! Bagaimana kalau para wartawan mengejarmu dan mengetahui kau bersama dengan perempuan di kamar hotel! Namamu, nama ayahmu, nama perusahaan bisa tercemar sekali kau melakukan sebuah kesalahan!"
"Jangan berlebihan ... lagi pula perempuan itu kau sendiri yang membawanya untuk menemaniku tadi malam."
"Ya, memang. Tapi bukan berarti kau seenaknya sendiri membawanya sampai ke kamar hotel."
Evan hanya mengacak-acak rambutnya. Tapi sepertinya Evan tidak mendengarkan perkataan Beryl, ia masih menguap panjang dan membenamkan wajahnya ke atas ranjang. Menutupi telinganya pada bantal agar tidak mau mendengarkan ocehan Beryl lagi.
"Beryl, pergi lah."
"Hey! Kau gila! Jangan tidur lagi! Ada meeting penting. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Ayahmu jika masih membiarkanmu berada di sini."
"Aku suka jika dia membunuhmu."
Plak!
"Aw."
"Cepat bangun!"
"Sudah aku katakan kalau aku tidak pernah berniat untuk meneruskan perusahaan. Aku tidak pernah menyukai mengenakan pakaian dengan jas seperti itu! Itu membuatku sangat gerah!"
"Evan! Get up!"
"Sudah aku bilang aku tidak mau!"
"Evan!"
"Tidur lah di sini. Sini temani aku." Evan malah tersenyum menggoda, menepuk-nepuk sebelah ranjangnya dan merayu Beryl agar tidur sebelahnya. Dan sekarang, ia malah menatap Beryl dengan tatapan menjijikkan.
"Evan! Kau menjijikkan!"
Bug!
"Aku masih normal asal kau tahu!"
Ha ha ha. Evan tidak bisa berhenti untuk tertawa ketika berhasil menggoda Beryl.
***
Suasana terasa mencekam ketika pada akhirnya Amanda sampai di sebuah ruangan khusus. Bersama dengan Paman dan Bibinya dan di depannya ada seorang laki-laki yang sedari tadi menatap ke arah Amanda dengan tatapan ... kelaparan ...!
"Kau cantik sekali calon isteriku ..." Begitu ucap seseorang yang bertubuh gempal. Orang yang diketahui bernama Boby itu sedari tadi meneguk air liurnya sendiri. Apa lagi saat melihat belahan dada Amanda yang terlalu terbuka hingga membuatnya benar-benar tidak sabar.
"Bagaimana tuan ...? Apa anda menyukai perempuan yang saya bawa?"
"Tentu. Tentu saja. Aku sampai tidak sabar menanti hari esok tiba."
Boby mengeluarkan kotakan cincin dan langsung memaksa mengambil tangan Amanda untuk menyelipkan cincin itu di jari manisnya.
"Malam ini kau tunanganku, dan besok pagi kau adalah pengantinku."
Ha ha ha. Terdengar tawa pecah dari paman dan bibinya tapi entah kenapa tawa itu malah terdengar mengerikan di telinga Amanda. Buru-buru ia menarik tangannya, ia berusaha melepaskan cincin itu tapi segera ditahan oleh bibinya.
"Senyum lah, sayang ... besok hari pernikahan kalian," ucap Bibinya di telinga Amanda tapi Amanda dengan keras menggeleng.
"Aku tidak ..."
"Aw." Bibinya sudah menyubit pinggang Amanda dengan keras ketika Amanda berusaha untuk memberontak lagi.
"Turuti ucapanku atau kau akan benar-benar kujual di tempat lain dan berakhir menjadi pelacur mengerikan!" Bisik Bibinya tepat di telinga Amanda.
Amanda semakin tidak bisa berkutik. Ancaman dan ancaman selalu dilayangkan oleh bibinya hingga ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Sedangkan di seluruh sudut tempat ini ada begitu banyak bodyguard yang laki-laki itu bawa hingga semakin membuat Amanda tidak bisa berkutik sama sekali.
"Mulai sekarang kau akan menjadi nyonya Boby Farans. Ha ha ha." Gelak tawa semakin mencekam, dan Amanda semakin menangis mendengar takdirnya.
"Ini." Tiba-tiba seseorang dari belakang tuan Boby memberikan bingkisan hitam yang mungkin berisikan uang kepada paman dan bibinya.
"Ini adalah bonus dari tuan Boby untuk kalian, nyonya ... karena sudah membawa nona Amanda dengan begitu cantik ke tempat ini."
"Wah, terima kasih sekali ..." Melihat ada uang tentu saja paman dan bibinya langsung sumringah seketika, melupakan Amanda yang sudah hampir menangis mendengarkan ini semua.
"Kalau begitu, kami permisi dulu. Anda sudah bisa membawa Amanda mulai malam ini."
Mata Amanda melotot tajam.
Apa?!
"Tidak. Aku tidak mau ..." air mata Amanda tumpah ruah, apa lagi ketika paman dan bibinya sudah pergi menghilang dari balik pintu.
"Paman, bibi ... bawa aku pulang. Paman ...!"
Ha ha ha. Tiba-tiba terdengar tawa yang sangat keras. Suara laki-laki bertubuh gempal itu akhirnya berdiri dan menarik tangan Amanda.
"Mulai sekarang, kau adalah perempuanku!" Ucapnya sambil hendak mencium bibir Amanda.
"Dalam mimpimu!"
Plak! Teriak Amanda dan langsung menampar pipi laki-laki tua itu.
"Aku ingin pergi! Lepaskan!" Tapi pertahanan laki-laki itu sangat kuat, ia malah menjambak rambut Amanda dan menghempaskannya ke atas lantai.
"Aw!"
"Hey! Kalian berdua! Sebaiknya kalian pesankan aku kamar sekarang juga! Aku tidak sabar menanti besok pagi, aku akan menikmati perempuanku malam ini juga!"
"Apa?! Tidak! Jangan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
ayo amanda lawan hrs bsa kabur
2021-12-04
2
SitiNur20969975
apa yg akan terjadi 🙊🙊🙊🙊
2021-10-02
0
Ririn Satkwantono
tendang aja.... burung kakak tua nya.....amanda.. 😁😁😂😂😂😂😂
2021-09-23
0