PENGANTIN

Setelah seharian Amanda dikurung, akhirnya ia dipersilahkan untuk keluar dari ruangan, tapi tentu saja dengan penjagaan yang sangat ketat.

Seorang pelayan yang kini berkhianat kini menyandera Amanda. Memaksa Amanda untuk duduk di depan meja rias dan mulai mendandaninya.

"Apa yang kau lakukan?!"

Ocehan Amanda tidak digubris. Ia kini bahkan sudah dipaksa untuk melepaskan seluruh bajunya. Sedangkan di luar sana, ada Stefa dan Stefi yang cekikikan melihat Amanda yang tengah dipaksa menggunakan sebuah gaun.

"Wow aku masih tidak percaya kau akan jadi pengantin besok pagi dan satu jam lagi acara lamaranmu."

Amanda benar-benar marah. Ia dipaksa ditelanjangi dan kedua adiknya menonton bahkan tidak segan-segan memotret Amanda tanpa busana menggunakan kamera ponselnya.

"Diam kalian! Dan apa-apaan ini?! Aku tidak mau!"

Tapi kedua pelayan itu malah mengikat Amanda di sebuah tempat duduk. Mencengkeram wajah Amanda dan menoleh wajah Amanda dengan sebuah riasan agar tidak memalukan ketika nanti bertemu dengan calon suaminya.

Amanda ingin berontak, tapi sedetik kemudian terlihat Bibinya yang juga sudah bersiap datang dan sedang memeriksa kepada dua pelayannya agar tidak membuat satu kesalahan pun.

"Buat dia tampil cantik. Hari ini adalah malam di mana aku akan menyerahkan perempuan ini kepada calon suaminya."

"Baik nyonya." Kedua pelayan itu menunduk patuh, sedangkan mata Amanda membulat sempurna.

"Tidak! Apa yang kau katakan! Tidak! Aku tidak mau!"

Tapi Bibinya malah tertawa dengan terbahak-bahak. "Terlambat Amanda. Aku sudah mendapatkan uang muka dan aku tidak mau kau merusak semuanya."

"Uang?! Jadi ternyata benar kalau kau benar-benar menjualku?!"

"Ya, tentu saja. Dan ingat, jika nanti kau membuat satu kesalahan saja, aku tidak akan segan-segan untuk memberimu pelajaran."

"Aku akan kabur! Aku tidak mau dipaksa menikah seperti ini!"

Ha ha ha. Bibinya malah tertawa dengan sangat keras.

"Tidak akan pernah bisa, Amanda. Kau harus berterima kasih karena aku menjualmu dengan laki-laki tua itu, padahal aku bisa saja menjualmu dengan laki-laki hidung belang dan setiap malam digilir dengan pria yang tidak terhitung jumlahnya."

Mendengar hal itu tangan Amanda bergetar dengan sangat hebat. "K-kurang ajar kau!"

Tidak terima dengan semua perlakuan yang diperlakukan oleh bibinya ini, Amanda seperti mempunyai kekuatan untuk melayangkan satu pukulan mentah mendarat ke wajah bibinya itu.

Bug!

"Aw!"

"Dasar anak tidak tahu diri!" Teriak Bibinya keras-keras dan langsung membalas perlakuan Amanda dengan menjambak Amanda dan menghempaskan tubuhnya ke atas lantai.

***

Di tempat lain, seseorang terbangun ketika mendengar suara ponselnya berbunyi dengan nyaring. Seketika itu juga Evan segera duduk di pinggir ranjang, memeriksa isi ponselnya sambil mengacak-acak rambutnya hingga semakin berantakan.

"Sayang, kau sudah bangun?" Tiba-tiba tangan seorang perempuan menyentuh bahu Evan. Memijitnya lembut dan mulai menggerayanginya.

Evan mendengus kesal, tapi baru saja ia akan bangkit ia kemudian ditarik paksa oleh perempuan itu.

"Sayang, mau ke mana? Apa kau tidak rindu aku?"

Lagi-lagi Evan melenguh sekaligus memutarkan kedua bola matanya.

"Bisa kah kau pergi saja?"

"Apa ...? Pergi ...? Bahkan kita belum melakukannya?" Tiba-tiba kata-katanya berubah sensual. Perempuan itu kemudian bangkit, berjalan dan sengaja membuka bagian depan bajunya dan mulai menggoda Evan.

"Aku akan memberimu servis terbaik. Apa kau benar-benar tidak menginginkanku, honey ...?"

Sial!

Lagi-lagi Evan bertemu dengan perempuan gampangan dan rendahan seperti perempuan ini. Evan bahkan sudah terlalu jengah dengan perempuan yang seperti ini. Yang secara terang-terangan menggoda dirinya dan rela merendahkan harga dirinya.

"Ayo sayang ...? Apa kau tidak mau?"

Evan memutar kedua bola matanya lagi dan lagi. Sungguh. Perempuan yang ada di depannya terlalu menjijikkan. Bahkan, Evan lupa siapa namanya. Yang ia ingat, tadi malam ia mengabari Beryl untuk membawakannya wanita untuk menemaninya saat ia berkunjung ke tempat hiburan. Seorang perempuan yang dapat menemaninya duduk, menuangkan minuman dan memijat bahunya.

Tapi entah lah ... perempuan ini mungkin berpikir lebih. Tapi bagi Evan, itu semua hanya lah permainannya belaka. Tidak sekali pun ia berpikir akan mengencaninya. Terlebih dengan perempuan menjijikkan seperti ini.

"Evan! Apa kau ingin mati?!" Tiba-tiba terdengar pintu dibuka dengan paksa. Beryl sudah berada di dalam dan berkacak pinggang.

"Hey! Kenapa kau bisa membuka pintunya?!"

"Astaga!" Mata Beryl melotot tajam saat melihat Sandra berada di dalam bersama dengan Evan. "Kau ...? Apa kau benar-benar ingin Ayahmu membunuhku?! Bagaimana kalau wartawan tahu? Bagaimana nanti aku bertanggung jawab atas dirimu di depan Ayahmu!"

Sandra malah memanyunkan mulutnya dan melingkarkan tubuhnya dengan Evan. "Sayang ... ayo lah. Apa kau tidak mau menikmati tubuhku?"

Beryl semakin melotot tajam, begitu pun dengan Evan yang langsung mendorong tubuh Sandra dengan paksa.

"Ada meeting di hotel ini dan kau masih ...?" Beryl semakin geram dengan Evan yang malah menjatuhkan diringa ke atas ranjang.

"Aku mengantuk. Aku ingin tidur ... kalian semua pergi lah."

"Evan!" Teriak Beryl.

***

Terpopuler

Comments

neng masriah

neng masriah

waduh amanda...kamu harus bisa bertahan. melawan bibimu

2023-07-28

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

wach amanda hrs kabur ini

2021-12-04

0

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

calon jodoh amanda ini...🤗🤗

2021-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!