“Akhirnya, kau datang juga,” ucap seseorang yang baru saja datang dari arah ruang di depan sana.
Lelaki berpakaian formal seperti Akash. Dia juga begitu tampan, tetapi wajahnya terlihat sedikit arogan sama seperti raut wajah Akash yang selalu terlihat begitu serius.
"Siapa lelaki itu? Apa mereka kakak adik?” batin Shira menduga-duga.
Lelaki berjas serba hitam itu, menatap sinis ke arah Shira. “Oh, jadi dia, wanita yang kamu maksud,” tanya Jackson, menatap Shira dari atas hingga bawah dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
“Hm,” balas Akash pada Jackson saudara tirinya.
Mereka berjalan melewati ruangan-ruangan yang bisa dibilang cukup menakjubkan. Semua serba mewah dan indah bak istana kerajaan.
Dan kini, sampailah mereka di sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat meja makan yang begitu panjang dan cukup lebar. Jarak dari bangku ke bangku, berkisar satu meter, dengan di kepalai oleh satu kursi besar yang terpampang paling ujung, seperti kursi keagungan.
Dua orang pelayan perempuan berseragam hitam putih menghampiri Akash dan Shira, lalu mempersilakan keduanya untuk duduk. Sementara Jackson, lelaki itu terlihat tengah mengobrol dengan seorang pelayan lelaki yang ada di dekat pintu masuk.
Sesekali, Shira yang duduk itu, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Di depannya sudah banyak makanan yang tersaji di atas piring-piring putih berbagai ukuran. Ada nicoise salad yang ditambah dengan irisan beef, ada croissant, ada beef bourguignon, foie gras, creme brulee, dan berbagai macam makanan lain untuk makanan pembuka, makanan inti dan makanan penutup.
“Akash, sebenarnya kita mau menemui siapa?” tanya Shira sedikit merendahkan suaranya.
“Kau tidak amnesia ‘kan dengan peringatanku tadi? Diam, dan jangan banyak bertanya!” tegasnya, membuat Shira langsung mencibir dan mendelik kesal.
“Hih, dasar batu es, aku tanya begitu saja gaya bicaranya sok banget,” gerutunya dalam hati.
Tidak lama dari itu, Jackson menghampiri mereka, dan duduk di sebrang kursi yang sejajar dengan Akash. Dari tatapan keduanya, seolah mereka menyimpan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan.
Sorot mata Akash seolah mengartikan ada dendam dan haus kekuasaan. Sementara dari sorot mata Jackson, terlihat seolah ada dendam dan rencana.
Sekitar lima belas menit diam dalam keheningan. Pintu masuk pun terbuka lebar. Dua orang pelayan yang masing-masing berdiri di samping pintu masuk, mereka membukakan pintu tersebut secara perlahan, menunduk, mempersilakan Tuan pemilik rumah untuk masuk. Jackson dan Akash pun otomatis berdiri menatap dengan rasa penuh sopan dan penghormatan, yang membuat Shira ikut-ikutan mengikuti tingkah mereka.
Pria tua yang memakai jas setelan serba putih, dengan dasi berwarna gold yang terpasang rapi di kerah kemejanya, berjalan menggunakan tongkat tangan yang terbuat dari emas 24 karat, menghampiri mereka. Dengan didampingi oleh seorang wanita setengah baya yang berpakaian ala ibu negara, berjalan di sampingnya. Mereka adalah, Ayah dan Ibu tiri dari Akash, Ayah dan Ibu kandung dari Jackson.
Jackson dan Akash, mempersilakan Ayahnya untuk duduk di kursi keagungannya. Dan pria tua yang bernama Baker Atkinson itu pun duduk, lalu setelah Asten—istrinya ikut duduk di kursi jajaran pertama. Jackson, Akash dan Shira pun ikut duduk di kursinya masing-masing.
“Bagaimana kabarmu?” Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Tuan Baker untuk Akash.
“Baik,” jawabnya.
Baker melirik sejenak ke arah Shira. “Oh, jadi dia orang yang kamu maksud waktu itu?” Pertanyaan ke dua, mulai tampak serius.
Lagi, Akash mengangguk dan menjawab, “iya.”
“Siapa namamu?” tanya Baker kepada Shira.
Shira yang duduk di sebelah Akash ia pun menoleh ke arah Akash terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari pria yang tidak dikenalnya itu.
“Na-nama saya Nashira,” jawabnya gugup, ia takut karena sorot mata dari pria tua itu sedikit menakutkan.
“Kau tinggal dengan Akash karena keinginanmu?” tanyanya lagi.
Shira sedikit terkejut karena lelaki itu bisa tahu kalau ia tinggal bersama Akash. Ia pun mengangguk sopan. “I-iya.”
“Kau siap menikah dengannya?” tanya Baker. Langsung membuat Shira terkejut dan membelalakan kedua matanya tidak percaya.
"Hah nikah?" ulangnya pelan.
Ia melirik ke arah Akash, seolah meminta jawaban atas semuanya. Akash pun dengan santai, mengangkat suara, sambil menatapnya seolah penuh cinta.
“Ini permintaanku padamu. Kau siap ‘kan, menikah denganku?” tanyanya, lalu mengangkat sebelah alisnya, memberi kode kepada Shira untuk menjawab ‘iya.’
Shira yang kebingungan, akhirnya ia pun mengangguk. “I-iya, saya sudah siap,” jawabnya.
Baker masih memandangi Shira dan Akash secara bergantian dengan tatapan yang begitu serius.
“Apa kau mencinta Akash?” tanyanya Baker, membuat Shira semakin kebingungan. Akan tetapi, ia tahu, satu-satunya jawaban yang haru ia katakan adalah untuk mengiyakannya.
“Iya, saya mencintainya,” jawab Shira pura-pura tersenyum malu, demi melancarkan permainan ini meski hatinya sangat terpaksa.
Baker mengangguk menerima semua jawaban dari Shira. Lalu kembali memandang Hammas. “Kau benar-benar menginginkannya?” tanya pria tua itu begitu serius, yang langsung dibalas anggukkan penuh semangat oleh Akash.
“Baiklah, karena sesuai permintaanku dulu, kalau kau mampu menikah di tahun ini, maka separuh kekuasaanku sebagai imbalannya,” ucap Baker. Membuat Akash tersenyum penuh kemenangan.
“Akan tetapi, jika pernikahan ini hanya sebuah kebohongan, dan kau bersandiwara hanya untuk mendapatkan kekuasaan, kau tahu ‘kan apa yang akan terjadi?” tanya Baker mewanti-wanti.
“Iya, saya mengingatnya." Akash menyahut.
“Baiklah, kalau begitu, aku minta pernikahannya digelar minggu depan,” ucap Baker.
Langsung membuat Shira terperangah dan keluar keringat dingin, merasa syok dengan semua perkataan pria tua itu.
"Siap, saya akan segera mengurus semuanya," jawab Akash penuh percaya diri.
“Apa-apaan ini?” batin Shira, dengan mimik wajahnya yang tampak panik dan terlihat tidak nyaman.
Sementara itu, dari pergerakan Shira sejak tadi, ada dua mata yang mengawasinya sejak tadi. Mata itu adalah manik milik Jackson. Pria itu merasakan ada sesuatu yang aneh antara Akash dan calon istrinya tersebut.
"Sepertinya ada yang tidak beres di antara mereka," batin Jackson menduga-duga.
Bersambung......
Jangan lupa ya teman-teman untuk bantu ramaikan kolom komentar di bawah biar author makin semangat nulisnya. Terima kasih. Semoga kita semua selalu di beri kesehatan dan kelancaran aktivitas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
ronadi haqqi
good
2022-06-13
1
A.0122
sepertinya keluarga yg tak harmonis dan ada persaingan perebutan kekuasaan, karna akash membenci ibu tiri dan saudara tirinya
2022-03-22
0
quinzha chindy
hammas lg perang di palestina dg israel, bisa bisa nya ikut nikahan akash 😥
2022-02-14
0