Kedua netra milik Akash kini mulai fokus membaca tulisan yang ada di dalam selembar kertas berwarna putih tersebut.
Sesekali ia menganggukkan kepalanya, pelan sambil melengkungkan bibirnya ke bawah. Akan tetapi, di pertengahan alinea tulisan, ia membaca satu kalimat yang membuatnya mengkerutkan alisnya hingga saling bertautan.
Di sana, tertulis kalau Nashira adalah seseorang yang idiot, dan bodoh.
Akash langsung melempar map tersebut ke sembarang arah, membuat Edwin begitu terkejut melihatnya. Karena, Edwin tahu, jika Tuannya sudah melakuakn hal itu, maka ada hal tak beres yang kemungkinan harus membuat Edwin mengulangnya kembali.
“Informasi sampah!”
“Dari mana kau dapatkan data ini hah?! Apa kau sudah bosan bekerja denganku, hingga menerima informasi sampah seperti itu!”
“Maaf, Tuan. Maafkan saya, saya kurang teliti menyaring informasinya, saya akan mengulangnya kembali, Tuan,” ucap Edwin menunduk ketakutan, dengan kedua lutut yang sudah gemetar.
Akash berdecak kesal, kedua netranya menatap tajam ke arah Edwin. “Bukankah kau seharusnya sudah tahu aku ini orang yang seperti apa! Aku paling tidak suka pekerjaan yang diulang dua kali karena kesalahan!”
“Cepat selesaikan, atau kau aka tersingkir dari posisimu!” tegas Akash melipat kedua tangan di dada.
Edwin mengangguk mengiyakan. Ia tahu, meski Akash sering kali berlaku kasar padanya, tapi Akash sudah banyak membantunya, bahkan membantu keluarganya. Maka tidak sepatutnya ia membangkang pada atasannya itu.
Bahkan dengan sertifikat lulusan D3, Edwin sudah sangat merasa nyaman bekerja dengan Akash, apalagi gaji yang ditawarkan Akash sepuluh kali lipat lebih banyak dari pada ia bekerja di orang lain meski mendapat jabatan tertinggi sekalipun, tetap saja gaji pokok dari Akash sangat-sangat terbilang besar untuknya.
Dan di saat-saat seperti ini, Edwin tidak ingin kehilangan pekerjaan yang sudah ia jalani selama kurang lebih 7 tahun ini. Ia tahu, ia harus semakin memaksimalkan diri untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai wanita yang bernama Nashira itu.
“Bagaimana bisa, wanita agresif seperti dia disebut idiot dan bodoh, bahkan cara memperhitungakan time kaburnya ia termasuk pintar,” gumam Akash dalam hati.
***
Setelah menyelesaikan beberapa pekejaannya, Akash pun pulang dari markas khususnya. Sebelum sampai di rumah, ia membelokan terlebih dahulu mobilnya ke sebuah butik pakaian.
“Silakan, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang pelayan butik dengan wajah cantik yang begitu ramah.
“Bisa tolong carikan dress yang paling bagus dan cantik?” pinta Akash.
“Oh siap, Tuan. Mari ikut dengan saya.” Mereka berdua pun berjalan memasuki sebuah ruangan khusus yang di mana di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa manekin yang mengenakan dress cantik dan indah.
Akash melihatnya satu persatu, ia mempertimbangkan baju apa yang cocok untuk dipakai di acara pertemuan keluarga nanti malam.
Ia pun menilik salah satu dress yang paling menarik perhatiannya di banding yang lain. Yaitu dress sabrina dengan gaya rok payung rempel yang begitu rapi. Memberi kesan anggun dan terlihat lebih sopan dibanding dress pendek lainnya. Bahkan terdapat aksen butiran mutiara di bagian lingkar pingganya. Simple, sopan, dan elegant. Tiga point itu yang membuat Akash tertarik untuk membelinya.
“Saya ingin yang ini,” ucap Akash menunjuk dress sabrina berwarna peach tersebut.
“Baik, Tuan.” Wanita tersebut pun segera mengambilkan dress baru yang sama dengan di patung. Lalu membungkusnya untuk Akash.
“Ini, Tuan, total semuanya $250, Tuan,” ucap pelayan tersebut. Akash pun memberikan kartu debitnya kepada pelayan tersebut. Dan setelah selesai ia pun kembali masuk ke dalam mobilnya, melaju kencang di atas kecepatan rata-rata, pulang ke rumah.
Tepat pukul empat sore, ia sampai di rumah. Akash melenggankan kakinya memasuki rumahnya yang besar dan luas. Ia berjalan menuju kamar Shira, mengetuk pintu lalu perlahan memutar gagang pintu, yang ternyata saat itu tidak di kunci.
Ia mengintip ke dalam kamar, di balik pintu. Tetapi tidak ada siapa-siapa, lalu ia pun masuk dan menyimpan paper bag berisi dress yang ia beli tadi di atas nakas.
"Ke mana dia?" gumamnya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar yang sepi. Tidak mendapati Shira di dalam kamar, ia pun keluar.
Saat ia keluar, ia melewat ke arah pintu dapur. Ada sesuatu wangi yang terlintas di indera penciumannya. Ia pun berjalan mengikuti arah wangi yang membuatnya lapar.
Dan saat ia memasuki area dapur, ternyata ada Shira yang terlihat sedang menggantungkan apron di tempatnya.
“Hm, wangi banget, apa dia yang masak?” gumam Akash dalam hati.
Dan saat Shira berbalik, ia terkejut melihat kehadiran Akash yang sudah berdiri di dekat meja hidang.
“Sopir tampan, kau sudah pulang?” tanya Shira.
Akash yang mendengar panggilan menyeleneh dari Shira, ia langsung melayangkan tatapan dingin pada wanita itu.
“Kau lihat aku di sini ‘kan? Itu artinya aku sudah pulang!” jawab Akash begitu dingin. Membuat Shira mencebikan bibirnya.
Tangan Akash yang sedikit nakal, mencoba meraih satu goreng ebi furai buatan Shira, yang tersaji begitu rapi tersusun horizontal di atas piring putih.
“Eits! Jangan diambil, ini khusus untuk tuan rumah,” ucap Shira, sambil menepak tangan Akash agar menjauh dari piring tersebut.
“Heh! Nasi. Kau berani kepadaku ya?!"
"Berani apa? Aku hanya ingin melindungi makanan ini dari tanganmu! Aku membuat semua masakan ini, khusus untuk Tuanku," balas Shira, sambil mendelikan matanya.
Akash berdecak kesal. "Aku Tuan rumahnya!” serunya begitu serius.
Shira yang tidak percaya, ia malah tertawa mendengarnya. “Haha, masa?!” ucapnya meledek, sambil mengulurkan lidahnya sekilas.
“Hey, Nasi! Aku bilang, aku Tuan rumahnya!” jelas Akash sedikit berteriak, saat Shira sibuk membawa makanan itu keluar, menuju ruang makan.
Nashira langsung berbalik, melayangkan tatapan sinis kepada pria yang masih bergeming di dekat meja.
"Hey, sopir! Namaku Nashira, dan kau harus memanggilku Shira, bukan Nasi!" serunya, lalu kembali melanjutkan langkahnya dengan angkuh.
"Dasar! Lancang sekali dia memanggilku sopir! Dia pikir dia siapa di rumah ini," gumam Akash begitu kesal.
"Hey, berhenti! Aku bilang aku tuan rumahnya! Dan kau harus menuruti perintahku, Nasi!" teriak Akash, saat Shira hampir keluar dari pintu dapur.
“Terserah ….” Nashira berteriak lalu dirinya menghilang di balik pintu.
“Dasar! Awas saja, kalau kau terkejut saat tahu siapa diriku sebenarnya!”
Bersambung...
Gimana lanjut gak nih? Komen di bawah dong. Hehe jangan lupa bantu votenya ya...
Author sayang kalian, luv luv luv....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Hhhhh...Piyee Nashira.itu Bos say...
2022-09-24
0
A.0122
itu informasi bnr dah kayaknya idiot dan bodoh
2022-03-22
0
Dewi Soraya
bnr cwekny tulalit
2022-03-06
0