Nashira merasa dirinya tidak sanggup dengan semua ini. Seminggu yang lalu, papanya meninggal karena serangan jantung, dan perusahaan milik papanya ternyata tengah terlibat hutang yang sangat besar, hingga Nashira terus-terusan dikejar oleh debt collector.
Ia benar-benar tengah terpuruk, sudah jatuh ketiban tangga. Mungkin itu pepatah yang cocok untuk dirinya.
Kini, ia tengah duduk di sebuah kursi meja bar, di sebuah club malam yang penuh dengan suara jedak-jeduk dan lampu yang bergemerlapan, memusingkan pandangan. Ia benar-benar ingin melupakan semua masalahnya dengan meminum, minuman yang tidak pernah ia minum sebelumnya—wine.
“Ternyata benar ya, meminum wine itu bisa membuat kita lupa akan masalah, ha ha,” ucapnya meracau sambil tertawa tidak jelas.
Kini dirinya pulang ke hotel yang sudah beberapa hari ini biasa ia tempati. Ia berjalan sempoyongan ke kanan dan ke kiri mencoba memasuki lift. Lalu menekan tombol di mana kamarnya berada. Setelah lift terbuka ia pun segera keluar, masih dengan mulutnya yang meracau tidak jelas, dan cara berjalannya yang seperti orang terkena polio.
Ia mencoba memasukan sandi, tetapi tetap saja tidak bisa. Dan pintu pun membunyikan suara.
“Kata sandi salah.”
“Kata sandi salah.”
“Kata sandi salah.”
“Ah... sialan! Siapa yang mengganti kata sandinya!” teriaknya kesal, lalu kembali tertawa seperti orang gila.
Ia menggedor-gedor pintu itu sambil tertawa cekikikan.
“Haha, Shira … Shira. Kenapa kau bodoh sekali sih?Seharusnya kau sadar diri, kau ‘kan sudah bangkrut, tidak mungkin kau bisa masuk ke kamar hotel ini, ha ha … dasar bodoh.” Ia pun mendudukan tubuhnya di bawah lantai dengan punggung yang bersandar ke pintu.
Tiba-tiba. Ceklek! Pintu kamar terbuka.
Nashira mendongak ke atas, melihat wajah lelaki yang cukup tampan berdiri di dekatnya. Ia pun langsung bangkit, berdiri sejajar dengan lelaki asing itu.
“Hai, Haris ... bolehkah aku masuk?” Sebelum pria asing itu menjawab, Shira terlebih dahulu menerobos masuk ke dalam kamar tersebut begitu saja.
“Hey, siapa kau. Berani-beraninya masuk ke dalam kamarku!”
teriak lelaki itu, menutup pintu dan mengikuti langkah Shira.
Shira langsung menjatuhkan tubuhnya di atas temapt tidur. Dress selutut berwarna merah yang dikenakannya itu, sedikit tersingkap di bagian pahanya. Ia tertawa sendirian sambil meracau tidak jelas.
Lelaki pemilik kamar pun menarik Shira, mencoba membangunkannya. Dan kini posisi mereka sudah saling berhadapan.
“Haris … kau benar-benar jahat! ... Kau laki-laki brengsek!” teriak Shira menarik kerah baju lelaki yang ada di depannya.
“Kenapa kau tega mengkhianatiku hah? Kenapa?! Apa karena dia bisa memberikan tubuhnya padamu hah?” teriak Shira semakin menjadi-jadi.
Lelaki itu membuang wajah saat hidungnya merasakan aroma yang menguar kuat di indera penciumannya. Bau anggur yang sangat tajam dari mulut wanita yang ada di depannya.
“Dasar, wanita pemabuk!” cerca lelaki tersebut.
“Apa perlu aku menyerahkan diriku padamu hah?”
Dan tiba-tiba, Hellena menautkan bibirnya dengan lelaki tersebut dalam sekejap. Membuat lelaki itu terkejut bukan main, karena baru kali ini ada wanita yang seberani itu padanya.
“Sialan! Beraninya kau menciumku!” seru lelaki itu, langsung mendorong tubuh Shira menjauhkannya darinya.
Shira sempoyongan dan hampir terjatuh, akan tetapi, wanita itu masih bisa menjaga keseimbangannya. Ia pun menarik bagian dada bajunya yang bermodel sabrina.
Menampilkan kemolekan setengah dadanya, yang hampir saja kebablasan dia tarik.
“Apa kau menginginkan semuanya hah?!” racau Shira. “Kau menginginkan tubuhku, bukan?”
“Hei, Nona. Sadarlah!”
“Haha … aku sadar, Haris. Aku sadar, tapi tolong jangan tinggalkan aku, Haris, jangan!” ucapnya lagi yang diakhiri rintihan tangis. Kini Nashira berubah menjadi agresif. Ia benar-benar frustrasi akan apa yang sudah dilihatnya tadi.
Nashira yang kehilangan kesadaran itu, ia semakin menarik paksa baju lelaki yang ada di depannya, ia kembali menautkan bibirnya dengan lelaki itu. Kini kehangatan dari bibir Shira menjalar memberikan sensasi mendebarkan bagi si lelaki.
Awalnya lelaki itu berusaha untuk tidak tergoda, akan tetapi Shira yang malah membuka resleting bajunya sendiri, membuat lelaki itu tidak bisa menahan diri. Dan semakin lama, tingkah Shira semakin agresif.
“Kau selalu menginginkan ini dariku ‘kan? Kalau aku memberikannya padamu, apa kau akan tetap bersamaku?” tanya Shira berbicara lirih setelah melepas ciumannya.
Lelaki itu masih bergeming di tempatnya menatap dalam kedua manik mata Shira yang berwarna cokelat.
“Jangan salahkan aku, Nona. Kau yang memulai semuanya duluan,” ucap lelaki itu saat ia memberanikan diri untuk melayani Shira.
Lelaki itu pun langsung menarik paksa dress yang digunakan Shira, melepaskannya lalu melemparnya begitu saja ke sembarang arah. Lalu, mendorong tubuh Shira yang sudah polos tanpa terutup benang sehelai pun.
“Kau yang membangunkanku, jadi ... Jangan menyesali semua ini , Nona.” Seringai senyuman terukir di wajah tampan lelaki itu.
Dan pergulatan pun terjadi antara keduanya.
Bersambung...
Kasih komennya dulu dong kakak-kakak baik hati 😁🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Fatkhur Kevin
darah tu keluar
2023-07-28
1
🇮🇩Imelda🇰🇷
waw menarik ceritanya, lanjut
2023-05-15
0
A.0122
karna mabuk jd tak sadar dan bercinta dgn lelaki asing
2022-03-21
0