Saat mereka berdua masih di toko jam, ternyata ada satu orang yang mereka kenal sedang di mall yang sama dan dia melihat Grace dan Lenora sedang bernegoisasi soal harga jam tangan nya, namun nampak diwajah orang itu raut wajah yang cemburu, tapi dia tidak bisa menyapa karena satu hal.
"Mereka beli jam buat siapa ya?"
"May, kenapa?, mau beli jam?"
"Hah?, enggak kok, Lin, cuma lagi keinget sesuatu aja sama toko itu, yuk keburu diskon nya abis"
Setelah lama nya mereka berdua berdiskusi dengan pelayan toko jam , akhirnya Grace dan Lenora berhasil mendapatkan potongan harga karena toko itu masih merupakan perusahaan dari Papanya Andy, sangat kebetulan. Saat menawar harga mereka tidak sengaja menyebutkan nama Andy yang man aitu didengar oleh pelayan tokonya, ya tawar menawar harga juga hal aneh dan jarang terjadi di toko dalam Mall hanya bisa dilakukan oleh orang dengan mental dan harga diri yang tinggi.
Mereka berdua akhirnya selesai belanja di mall Bulan Bintang dengan ekspresi bahagia mereka, sangat bahagia karena berhasil mendapatkan potongan harga, untuk Lenora dia beneran di traktir makan kok sama Grace.
Saat mau makan juga ada kejadian lucu yang sangat diluar pemikiran, mereka makan di salah satu merek makanan terkenal, ingat kan kalau Lenora kasih buket bunga ke Grace, nah karena mereka ke mall nya tidak membawa mobil alias pakai taksi yang bayar nya hasil patungan jadi itu buket bunga di bawa terus sama Grace, sampai-sampai pegawai di toko nya tanya.
"Mbak-Mas nya mau pakai meja couple atau meja biasa?, kita ada diskon 50% kalau pakai meja couple"
"Ambil yang diskonan," bisik Grace dengan jiwa ibu-ibu yang keluar saat mendengar kata diskon.
"Pakai meja couple aja mbak"
"Ok Mbak-Mas nya silahkan nunggu makanan nya di bilik sana ya"
Pas dilihat bilik yang di tunjuk mbak pegawai nya, ternyata meja nya sudah ada lilin sama bunga mawar satu batang, mirip-mirip meja yang ada di restoran mahal gitu yang suka ada di tv, dan meja itu seperti sengaja disiapkan untuk seseorang.
Saat sudah makan jangan ditanya ngakak nya mereka seperti apa, saat mau makan aja mereka masih nahan ketawa karena bilik nya sangat sunyi, bicara keras dikit saja sudah menggelegar suara nya, bisa-bisa nya manajer restoran nya bikin ide seperti ini, biar apa coba.
Lenora dan Grace pulang dengan menggunakan bus umum, kalau naik taksi lagi uang mereka bedua tidak cukup, sudah habis untuk makan dan beli hadiah tadi, Lenora juga terpaksa harus membeli hadiah untuk Andy, ya mau nya sih Lenora beli kaos kaki gambar hello kitty, tapi karena mereka berdua salah masuk toko akhirnya dompet Lenora langsung kering.
Mereka berdua turun di taman tempat mereka bertemu tadi, kebetulan di situ ada haltenya. "Len, kok wajah mu pucat?" tanya Grace saat menoleh ke wajah nya Lenora saat mau mengucapkan terima kasih.
"Oh gapapa, kemarin habis sakit aku, tapi sekarang udah sembuh kok"
"Yang bener? duh jadi gak enak nih aku ngajak kamu ke mall"
"Iya beneran gapapa kok, maaf Grace aku gak bisa lama-lama, aku udah di telfon sama Ainee dari tadi, dahhh," Lenora jalan dengan terburu-buru dan sampai lupa kalau barang yang dia beli tadi masih ada di paper bag nya Grace.
Kok bisa?, tadi setelah makan, Lenora lupa membawa paper bag nya jadi sama Grace di ambil terus biar tidak ribet dia masukin ke paper bag nya yang emang agak lebih besar ukuran nya, pikir Grace siapa tau pas di tengah perjalanan pulang dia inget kalau ada yang ketinggalan, lebih mirip kek ngerjain ya?, dan ini bego nya lagi, Grace juga lupa kalau dia masih bawa paper bag nya Lenora, mana udah setengah jalan ke rumah ya kan.
"WEH PAPER BAG LENO KELUPAAN," kan baru keinget, teriak pula, langsung di toleh dong sama orang-orang yang ada di dekat situ.
"Aduh gimana ini?, mana udah jauh dia jalan nya, susulin aja deh sekalian main kerumah nya, shift kerja ku juga masih agak lama, 3 jam lagi, its oke nanti nggak usah mandi aja"
Grace ke rumah Lenora pakai panduan google map karena dia lupa-lupa inget jalan nya, pernah sih ke rumah nya Lenora tapi itu sudah 2 tahun yang lalu terus katanya juga rumah nya Lenora udah di renovasi beda jauh sama bentuk rumah nya yang dulu jadi di ketik saja alamat nya di google map dan ikutin arah nya.
"Wih jauh juga rumah nya, perasaan dulu gak sejauh ini rumah nya, apa dulu gara-gara naik sepeda ya?"
13 menit kemudian Grace sudah sampai di areah komplek rumah nya Lenora, dia lihatin satu-satu rumah yang ada di komplek itu, besar-besar rumah nya. "Wah, rumah nya besar-besar jadi keinget rumah yang penuh memori trauma ku, gimana ya keadaan nya sekarang?, udah hancur apa belum ya?, atau malah udah ada tuyul nya lagi, bisa jadi"
Dikejauhan terlihat Lenora sedang lari dan tak jauh di depan sana ada perempuan dengan rambut pendek khas ibu-ibu arisan sedang berdiri dan melipat kedua tangan nya di dada.
"Nah itu Leno, itu siapa?, Mamanya?, iya kek nya, mirip soal nya
"Len-, buset, " Grace terkejut karena baru saja Lenora berdiri di depan Mamanya tiba-tiba di tarik kerah baju Lenora, dan karena jiwa kepo nya Grace bangkit jadi dia ikutin sampai di depan rumah Lenora.
Terlihat di depan pintu sudah ada Ainee dengan pakaian dress putih nya, di samping nya ada laki-laki tinggi agak botak dengan setelan jas hitam nya lengkap dengan sepatu pantovel nya, "Itu siapa yang berdiri di sebelah Ainee?, Papanya?, kok gak pernah ada di rumah perasaan?"
Saat semua sudah masuk rumah, Grace menguping pembicaraan, sebenarnya ini tidak boleh dilakukan tapi karena Grace takut ada apa-apa dengan Lenora dia berrdiri di depan pintu seperti tamu yang sedang menunggu di buka kan pintu oleh pemilik rumah, untung komplek nya sepi jadi Grace tidak takut kalau tiba-tiba ada orang yang lewat terus ditanyain, kan suka gitu orang-orang.
"Kamu tuh laki-laki ke dua setelah Papa, kalau Papa gak di rumah ya kamu jagain Ainee sama Mama, bukan nya malah pergi main pagi-pagi"
Tiba-tiba rasa sedih muncul di hati Grace, teringat dengan kejadian yang menimpa dia dulu, membuat nya seperti ini.
"Maaf, Pa, Leno tadi ada janji sama temen Leno"
"Kan di tunda sampai nanti sore bisa"
"Nanti sore dia udah kerja, Pa"
Plak
"Sudah berani ya kamu sama orang tua, gini sikap mu ke orang tua, HAH?!"
Air mata Grace meluncur bebas di pipi nya, mendengar suara tamparan adalah salah satu trauma yang dia dapat kan, badan Grace sudah bergetar dan kaki nya seperti mati rasa, ingatan yang susah-susah dia lupakan kini dia teringat lagi.
"Lihat Mama mu, dia dari subuh udah bangun masak sebanyak ini, Ainee juga yang pasang semua ini, kamu?, cuma tidur gak bantuin bangun-bangun malah keluar main, emang gak ada otak ya kamu, udah bodoh, gak bisa kayak Ainee yang bisa banggain Mama, sekarang malah mau jadi brandal, kecewa Papa sama kamu.
"Mama kamu tadi cerita sama Papa sampai menangis karena ulah mu.
"Lebih baik kamu gak usah lahir dari pada terus ngerepoti kita semua"
Seperti di tusuk pisau, hati Grace kini terasa sesak, bisa-bisa nya orang tua bilang seperti itu, "Kenapa kamu gak cerita sama aku kalau kamu ada masalah seperti ini, Len?"
Tok tok tok
Grace langsung mengetuk pintu rumah Lenora dan berlari pergi meninggalkan rumah nya Lenora dan menaruh paper bag yang didalam sudah ada sedikit catatan, Grace sudah tidak kuat mendengar perkataan Papanya Lenora.
Di apartement, Grace menangis dengan keras, teringat sebuah masalalu yang buruk membuat dia seperti ingin meninggalkan dunia ini, rasa ingin bunuh diri muncul kembali, dengan cepat Grace mengambil obat penenang yang dia dapat dari psikiater nya.
Grace di diagnosa mengidap depresi, bipolar dan anxiety disorder, dulu sebenarnya Grace hampir di rujuk ke rumah sakit jiwa, namun Bibi nya menolak dan bilang kalau nanti dia saja yang merawat Grace, dan saat Grace sudah tenang dan jarang kambuh, Grace bilang ke Bibi nya kalau dia ingin tinggal sendiri saja, Bibi nya menyutujui namun dengan syarat Grace harus rutin minum obat.
Bagi Grace sekarang, tempat dia pulang itu ke Bibi nya, bahkan karena Bibi nya baik banget seperti malaikat, Bibi nya menyuruh Grace untuk memanggil dengan sebutan 'Bunda'.
Grace langsung menelpon Bunda Isla untuk izin tidak masuk kerja, dari pada nanti saat kerja dia merepotkan orang lain karena kerjanya tidak maksimal.
"Halo, kenapa Grace?"
"Bun, Grace izin libur dulu ya satu hari"
"Kamu kambuh lagi ya?"
Grace menangis setelah di tanya seperti itu oleh Bundanya.
"Bunda kesana ya, nanti Grace ceritain semua," dan telfon pun mati.
"Maaf aku gak menyadari kondisi mu dari awal, Len" ucap Grace lalu meringkuk memeluk lutut nya dan menangis lagi.
Walaupun ini semua bukan salah Grace, namun bagi Grace, Lenora sudah seperti saudara nya, dia tidak bisa membiarkan Lenora sedih atau menanggung beban masalahnya sendiri, selama ini Lenora juga sudah membantu Grace melupakan masalalu buruk nya. Grace sangat merasa bersalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments