Dihari minggu yang cerah, Lenora dan Grace sedang berada di taman kota karena Grace ingin membicarakan suatu hal kepada Lenora.
"Oh ya, kamu mau ngomongin apa?," tanya Lenora dengan rasa penasaran yang dia tahan dari rumah.
"Jadi gini, aku lagi dekat sama satu cowok sekarang," ucap Grace yang membuat Lenora terkaget-kaget karena yang Lenora ingat, Grace itu anak nya susah untuk jatuh cinta bahkan dekat sama laki-laki asing itu udah seperti tidak pernah bahkan hampir mustahil.
"Siapa weh?, anak mana?, umur berapa?, baik gak?," Lenora langsung menjatuhi banyak pertanyaan ke Grace, rasa penasaran Lenora semakin besar karena pengakuan Grace barusan.
"Tenang bro, jadi dia tuh anak nya Desainer baju katanya sih toko butik nya udah banyak cabang nya, hampir di seluruh indonesia terus katanya mau buka di Eropa," kata Grace dengan ekspresi yang agak malu-malu monyet, biasa anak cewek.
"Wih anak orang kaya nih, mantep banget kamu dapat nya, terus masalah nya dimana?, kamu insekyur sama orang nya?,"
"Bukan, masalah nya dia mau ulang tahun 2 hari lagi terus aku di undang cuyyy, aku bingung mau kasih kado apa?"
"Oalah, btw ulang tahun dia barengan sama temen aku, nama nya Andy"
"Nah itu nama nya, si Andy," dan terdiam lah Lenora begitu juga Grace, otak mereka sedang mencerna kejadian sekarang, kalau di tanya otak mereka lagi mikir gimana, nih kayak gini.
"Bentar, Andy?, beneran si Andy anak nya bu Sintia yang baik hati dan tidak sombong itu?"
"Loh kok Leno kenal?, temen nya apa ya?, waduh"
"HEEEEEEHHH!?," teriak lah mereka berdua di tengah kota, mana bareng ya kan, yang satu suara nya agak ngebas, yang satu agak cempreng, gimana tuh jadi nya, semua mata langsung tertuju kepada mereka, dan sialnya hari ini hari Minggu yang artinya taman kota sedang ramai-ramai nya orang jalan-jalan.
"Temen mu?" tanya Grace langsung dari pada di pendam di otak, tidak baik.
"Iya loh, temen sekelas sekarang, anak osis dia, ih kalau sama dia gak usah malu, dia nya yang malu-maluin, udah kasih jam tangan aja, kalau gak dia terima aku lem di tangan dia, tenang aja," ucap Lenora heboh seperti ibu-ibu baru dapat arisan.
"Ih ngawur"
"Kok bisa ketemu Andy gimana cerita nya?"
"Gini-"
6 bulan yang lalu
Siang hari yang cerah dan panas matahari yang sangat menyengat, serasa simulasi padang mahsyar, Grace yang ada di halte bus untuk menunggu bus jurusan kafe Morning, sekarang Grace ganti shift ke siang, karena kalau pagi harus berangkat jam 7, sedangkan jam 7 Grace baru bangun.
Tak lama bus nya datang, terlihat sudah penuh dan tidak ada tempat duduk tersisa, ok, Grace harus berdiri, sebenarnya Grace bisa menunggu bus lain yang siapa tau tidak penuh tapi tidak enak sama yang punya kafe walaupun pemiliknya masih saudara Grace tapi niat Grace disitu bekerja bukan main-main.
Saat di tengah perjalanan ada seorang laki-laki, tidak tinggi tidak pendek, badannya sedikit gemuk dan penampilan nya jelek tapi aneh nya orang itu milih berdiri di tengah-tengah sebelah nya Grace padahal di bagian belakang agak longgar.
Awal nya Grace tidak peduli, namun tidak sengaja ia melihat tangan laki-laki itu di masukan ke tas seorang nenek, model tas nya seperti tas belanja yang suka dibawa kepasar gak ada resleting nya, 'Wah copet ini', Grace yang melihat nya bingung harus berbuat apa, awal nya dia pura-pura tidak melihat kejadian itu, tapi dalam hati dia ingin menolong nenek itu karena kasihan kalau barang berharga nya harus hilang, siapa tau itu barang sangat penting untuk nenek itu.
Akhirnya setelah berfikir, dia memilih untuk menolong nenek nya dengan cara berpura-pura tersendal saat sopir bus mengerem yang akhirnya badan Grace menyenggol tangan laki-laki itu, dan reflek tangan laki-laki itu keluar dari tas nenek nya.
"Maaf nek"
"Oh iya gapapa nak"
Setelah itu Grace pindah ke belakang karena 2 halte lagi dia akan turun, namun laki-laki itu mengikuti nya dan mendorong-dorong Grace sambil bertanya, "Sengaja kan lu?, heh?!, jawab, sengaja kan lu", Grace hanya diam tidak menggubris nya. Grace takut juga sebenarnya dengan orang jelek ini, dan jujur dia Grace sudah tidak kuat dengan bau nya.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki tinggi, muda, penampilan nya fashionable sekali, rambut nya pirang pudar datang mendorong laki-laki copet tadi dan menutup telinga Grace dengan tangan nya, Grace yang terkejut otomatis menoleh kebelakang, namun karena emang Grace nya agak pendek jadi wajah laki-laki nya agak tidak kelihatan tapi masih bisa di lihat dan aneh nya Grace tiba-tiba tersenyum.
'Hem, wangi parfum nya enak, aku suka'
Pencopet yang merasa di abaikan dan iri melihat kedua remeja di sebelah nya langsung turun saat bus berhenti, begitu juga dengan laki-laki muda yang membantu Grace, merasa tidak enak hati karena sudah di bantu tapi Grace nya belum mengucapkan terima kasih, akhirnya ikut turun juga dan untung nya laki-laki tadi masih belum jauh jalan nya.
"Anu, permisi mas"
Merasa terpanggil, laki-laki muda tadi menoleh "Iya?"
"Itu, makasih banyak karena udah nolongin saya"
"Oh iya gapapa, saya juga gak suka lihat cewek di sakiti sama cowok"
"Kalau mau mas bisa mampir di kafe Morning, saya kerja disitu, nanti saya traktir mas nya sebagai imbalan nya"
"Oh iya terima kasih tawaran nya, nanti kalau ada waktu saya mampir kesana"
Setelah itu Grace pergi ke kafe nya dengan jalan kaki, karena kalau naik bus lagi buang-buang uang cuma tinggal 1.5 km aja.
Malam hari nya laki-laki muda tadi siang beneran datang di kafe Morning, Grace yang masih mengingat wajah dan wangi parfum nya langsung menghampiri dan bertanya, "Mas yang tadi siang ya?"
"Iya, ngomong-ngomong panggil saya Andy aja, saya masih SMA kelas 2 soal nya"
"Oh masih SMA kelas 2, aku sebenernya juga masih SMA kelas 2, kalau aku lanjut sekolah"
"Seumuran berarti, manggil nya lu-gw aja, gak usah formal-formal, kayak orang penting aja"
"Hahaha, oh ya mau pesen apa?"
"Americano aja satu"
"Ok"
Mulai hari itulah mereka jadi lebih sering bertemu, sampai-sampai Andy hafal dengan shift masuk nya Grace dan para pegawai kafe jadi hafal jam-jam Andy datang, ada juga yang sampai jadi teman nongkrong nya Andy, lumayan dapat teman ATM berjalan, main sana-sini ditraktir terus.
"Jadi gitu ceritanya," ucap Grace yang selesai bercerita panjang lebar dengan wajah yang terkadang merah sendiri membuat Lenora harus menahan tawa nya karena tidak mau Grace berhenti bercerita karena malu.
"Hmmm, ketemu gara-gara ada copet, udah kayak di drama-drama aja
"Bentar, kalau dipikir-pikir, kamu ketemu dia 6 bulan yang lalu, berarti dia udah sering ke kafe mu dong, kok waktu aku datang ke kafe dia nggak ada?," tanya Lenora yang kalau dipikir-pikir ada benarnya juga, kenapa waktu itu Andy tidak ada di kafe, padahal waktu Lenora datang tidak lama harusnya Andy juga datang.
"Oh waktu itu dia ada urusan dirumah nya, nggak tau apa soalnya nya dia nggak kasih tau"
Lenora yang paham dengan urusan dirumah yang di maksud Andy hanya tersenyum dan mengangguk kecil, mungkin Andy sengaha tidak memberitahu Grace dan mungkin belum saat nya juga.
"Terus sekarang aku mau ngajak kamu cari kado buat Andy, mumpung aku ada uang sekarang, kalau besok-besok takut habis duluan"
"Andy tuh gak usah di belikan barang yang mahal-mahal, cuma kamu kasih bunga sebiji aja di terima sama dia, Andy tuh lemah kalau sama cewek, ya walaupun kalau ngomong suka agak gak difilter"
"Heee, ya udah makasih saran nya, kita cari barang nya sekarang yuk, di mall Bulan Bintang "
"Traktir makanan"
"Gaskeuuuun"
***
Sampai nya di mall Bulan Bintang , Grace semakin bingung ingin membeli kan apa karena banyak sekali barang yang bagus, seperti sepatu, topi, tas, kaos, pokok nya barang-barang yang identik dengan laki-laki dan dia juga bingung mau masuk ke toko mana karena semua tokoh terlihat sangat mewah dan jiwa miskin Grace meronta ingin cepat-cepat keluar dari mall.
"Len, kok aku jadi bingung mau beliin apa, bagus-bagus barang nya terus ini toko nya kelihatan mahal-mahal juga"
"Beliin sesuai sama isi dompet mu aja"
Lalu Grace keliling lagi untuk mencari barang yang kata Lenora harus disesuain isi dompet dia, dan karena isi dompet dia ada uang 1.5jt jadi bingung cari barang nya, mana sekali nya ada yang bagus pas dilihat harga nya bikin sesak nafas.
"Coba kamu ke toko jam tangan sana," kata Lenora sambil menunjuk toko jam yang letak nya agak sedikit di pojok mall, tidak terlalu rame sih, mungkin karena tempat nya yang tidak strategis.
"Ini beneran di kasih jam tangan dia?"
"Iya, jam tangan dia rusak kalau gak salah"
"Kenapa gak bilang dari tadi, tau gitu aku langsung cariin jam tangan aja," Grace langsung lari ke toko jam tangan, menerobos pe-jalan kaki lain nya sampai hampir terjatuh karena kesandung tali sepatunya sendiri.
"Mbak, ada jam tangan yang harga nya di bawah 1 juta gak?, atau kalau gak yang satu jutaan aja," Grace langsung minta barang yang sesuai isi dompet dia ke pelayan di toko itu.
"Ada kak, sebentar ya"
Tak lama pelayan tadi datang namun di tangan pelayan itu hanya ada satu jam tangan aja, "Maaf kak, yang harga 1 juta kebawah tinggal ini aja," kata mbak penjual nya sambil menunjukkan jam tangan nya.
"Bagus weh," kata Lenora spontan, yang walaupun harga jam tangan itu tidak sampai jutaan tapi model nya memang bagus, mungkin hanya kualitasnya saja yang tidak bagus. Model dari jam tangan itu sangat simpel, warna nya hitam, strap nya dari karet dan angka di jam tangan itu diubah menjadi garis-garis saja.
Grace melihat-lihat jam nya dahulu, takut ada yang rusak/ mesin nya tidak berfungsi. Setelah dirasa cocok Grace langsung mengambil jam tangan itu."Ya udah mbak, aku ambil itu aja, berapa ya?"
"Sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu"
"Lah, 1 juta kembali seribu doang"
Saat mereka berdua masih di toko jam, ternyata ada satu orang yang mereka kenal sedang di mall yang sama dan dia melihat Grace dan Lenora sedang bernegoisasi soal harga jam tangan nya, namun nampak diwajah orang itu raut wajah yang cemburu, tapi dia tidak bisa menyapa karena satu hal.
"Mereka beli jam buat siapa ya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments