2 jam sudah setelah Ainee berangkat ke tempat olimpiade Nasional, dan mungkin disana lagi panas-panas nya perlombaan. Berbeda dengan Lenora yang jam mapel sejarah nya sudah ganti ke jam olahraga, menurut penelitian Lenora, jam olahraga itu adalah jam paling santai dan paling menyenangkan untuk kebanyakan murid karena kelas nya outdoor, tapi ada sebagian anak yang anti dengan pelajaran olahraga, contoh nya seperti Clare.
"Ih males banget aku kalau ada jam olahraga, kenapa sih harus ada mapel olahraga, mana sekarang bab nya lari estafet lagi," keluh Clare saat sedang menunggu guru olahraga datang.
"Ya udah sih terima aja," ucap Stevan sambil mengerut kan kening nya.
"Tapi kan bikin capek"
"Gak usah lebay lu jadi cewek," kata Andy yang senderan di pohon sama Lenora.
"Cantik juga enggak, sok-sokan gak mau olahraga, bikin ilfeel banget," ucap Lenora tanpa melihat ke arah Clare, alias lagi merem menikmati angin sepoi-sepoi.
Semua teman nya termasuk May yang kebetulan ngambil bola voly yang menggelinding di dekat pohon terkejut mendengar ucapan Lenora yang nusuk banget, bahkan Andy yang notabe nya ngomong gak disaring aja gak berani ngeluarin kata-kata itu walaupun sebenarnya di hati dia pengen banget bilang kayak gitu.
"Len, lu kenapa?, habis makan apa lu?, gak salah ngomong lu?," tanya Andy.
"Kalian udah dengar kan tadi gw ngomong gimana, kalau gak dengar tanya aja sama May, males mengulangi lagi," ucap Lenora lalu pergi ke dalam gedung lagi berjalan mengarah ke toilet yang berada di lantai satu. Clare yang mendapat kata-kata itu hampir saja menangis dan tidak menyangka dengan ucapan yang keluar dari mulut Lenora, "Dia kenapa?"
Tapi belum ada 2 menit Lenora kembali lagi dengan ekspresi wajah yang kebingungan seperti orang lola "Ada yang tau aku ke kamar mandi mau ngapain?," tanya Lenora.
"Lah?,", semua nya terkejut lagi karena Lenora udah seperti Lenora yang seperti biasanya sekarang.
Setelah setengah jam menunggu guru olahraga datang sampai Lenora yang tadi ngacir ke kamar mandi udah balik lagi dan sekarang lagi gelangtungan sama Stevan, ternyata oh ternyata ada kabar gembira dan juga menyedihkan, kabar gembira nya datang dari ketua kelas tercinta, Mas gibran anak pak Nanang yang menjabat sebagai pak RT di desanya yang aman, damai, dan tentram, nama desanya Nanang Village, keren kan.
"Gaes, tadi aku kan dari kantor ya kan, terus ketemu Bu Siti-"
"Bu Siti siapa?," potong Stevan.
"Bu Siti Aminah lah, kan cuma ada satu di sekolahan kita yang nama nya bu siti, bodoh kali kau," jawab Gibran dengan intonasi kesal karena pengumuman nya terhenti gara-gara Stevan.
"Aku terusin ya, jadi aku tadi ketemu Bu Siti, terus Bu Siti said, 'Gibran dari kelas IPS ya?, waktunya Pak Sholeh kan?, orang nya lagi sakit jadi gak bisa hadir ke sekolahan, terus tadi Bu Siti di SMS suruh olahraga sendiri aja' gitu" ucap Gibran dengan suara menirukan logat nya Bu Siti yang rada medok.
"Ohhh, kalau itu gak disuruh juga udah kita lakuin" ucap Yoga yang notabe nya emang pintar olahraga jadi pas dia bilang gitu auto di plototin sama temen satu kelas nya, termasuk Gibran, ya karena kalau bilang pas ada Pak Yana yang lagi keliling sekolahan buat ngecek murit-murit tercinta nya.
Sekarang kabar buruk nya juga datang dari ketua kelas tercinta, "Tapi masih ada satu kabar lagi, kali ini kabar buruk nya"
Semua raut wajah anak IPS-1 langsung suram kayak gak ada semangat hidup padahal pada masih muda, lebih mendramatis lagi si Clare yang lagi asik-asik mainin bola basket auto dijatuhin seperti tau kalau berita yang disampaikan Gibran akan menjadi berita terburuk sepanjang sejarah kehidupan SMA nya.
"Jadi, masih Bu Siti gaes yang menyampaikan, Bu Siti said, 'Oh ya satu lagi, nanti kan ada jam ibu, teman-teman kamu bilangin suruh ngerjain bab 1 sampai 4 ya, jawaban nya di tulis di kertas folio, serapih mungkin tanpa ada coretan dan juga bekas stipo, ibu nanti izin ziarah ke makam anak saya karena udah setahun gak saya kunjungi sampai anak saya masuk ke mimpi minta di datengin' gitu"
"Buset dah, setahun gak pernah ziarah ke makam anak nya, ya pantes aja anak nya dateng ke mimpi nya"
***
Lenora sekarang berada diatap sendirian, duduk di kursi jelek, menikmati angin sepoi-sepoi sambil merem, beeehh enak banget itu, kok gak ke kelas? katanya di kelas pada gibah jadi dari pada Lenora ketularan penyakit gibah, dia pergi ke atap aja
Kok gak pelajaran?, jadi waktu olahraga 2 jam terus langsung masuk jam istirahat, jadi waktu luang nya banyak, nah tadi tuh kesepakatan semua murit 11 IPS 1 tuh tidak usah olahraga aja walaupun si Yoga sempet tidak setuju, tapi dengan ada nya kekuatan sogok-menyogok dari Clare, dia jadi setuju, di sogok nya pakek kuota 3GB sebulan, gak tau aja harga nya cuma 17 ribu.
Kreeek~
Lenora yang udah hampir ketiduran , langsung terbangun saat mendengar pintu atap ke buka, dia spontan langsung menoleh dan ternyata yang membuka pintunya si anak cepol dua yang sekarang merubah penampilan nya menjadi perempuan dengan rambut pendek se bahu.
"May?, kenapa kesini?," tanya Lenora dengan suara yang sedikit agak lembut dari biasa nya saat bertemu May, lagi waras mungkin .
May terkejut karena diatas ternyata ada Lenora yang sedang duduk santai, dan pilihan dia hanya satu menjelaskan tujuan dia ke atap,karena mau balik badan juga udah keciduk. "Hanya ingin sedikit menikmati pemandangan kota sambil hitung-hitung melepas beban kehidupan yang udah menumpuk kayak cucian di laundry," kata May yang gak berani duduk di sebelah Lenora dan memilih untuk duduk agak jauhan dari Lenora dan posisi nya juga membelakangi Lenora.
Lenora hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan sebelum nya yang tertunda karena kehadiran May yang tiba-tiba. Berulang kali Lenora mendengar helaan nafas dari May, mengingatkan dia saat menjenguk Ainee dan malah di usir sama Mamanya sendiri, tega banget emang sama anak sendiri.
"Gimana keadaan nya Ainee?, udah mulai agak sehat kan?," tanya May di tengah-tengah keheningan dan itu membuat Lenora terkaget untuk yang ke 2 kali nya mungkin.
"Kalau di bilang agak mendingan itu aneh kalau di bilang tambah parah jadi agak gimana gitu, setengah-setengah lah"
"Aku minta maaf ya sama kejadian di Rumah Sakit," dan untuk yang ke 3 kali nya Lenora terkejut, namun sekarang bercampur rasa terharu, tidak tau kenapa kok tiba-tiba terharu. Lenora langsung menoleh kebelakang ke arah May yang ternyata May juga ikut menoleh, Lenora tersenyum lembut banget seperti kain sutra, May yang dikasih senyuman langsung lemas badan nya..
"Bisa gak kamu biarin aku tidur bentar, aku capek banget hari ini"
"Oh iya, maaf udah ganggu tidur kamu"
Lenora kembali melanjutkan tidur nya, sedangkan May jadi merasa bersalah dan malu dengan diri nya sendiri karena sudah mengganggu Lenora yang ingin tidur, dia berfikir mungkin dirumah nya, Lenora tidak bisa tidur tepat waktu karena mengurus Ainee yang katanya kalau malam suka masih kambuh.
Saat May ingin beranjak dari duduk nya dan ingin pergi ke kelas, dia berfikir lagi, gimana kalau Lenora gak mendengar suara bel masuk?, akhirnya dia pun mengurungkan niat nya untuk pergi ke kelas dan ikut memejamkan mata di sebelah Lenora yang sudah tertidur pulas.
15 menit kemudian
Bel masuk sudah berbunyi, dan benar saja, Lenora masih tertidur, May dengan perasaan ragu ingin membangunkan Lenora tapi takut dia marah, tapi kalau tidak dibangunin, nanti Lenora telat masuk ke kelas dan malah di hukum sama guru mapel.
Namun dengan tekat yang kuat dan visi misi 'Demi Lenora aku rela mati' , akhirnya May memilih untuk membangunkan Lenora walaupun nanti dia dimarahin atau malah tambah di benci karena menggangu tidur nya, itu tidak masalah untuk May.
"Len, bel udah bunyi, kamu gak mau turun?"
Hening, tidak ada jawaban dari Lenora
"Len?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments