Dua hari kemudian, Ainee mengikuti olimpiade Geografi tingkat Nasional, sebenarnya sama Lenora tidak dibolehin ikut karena Ainee baru saja sembuh, takut nya saat Ainee gugup penyakit nya malah kambuh lagi, tapi siapa sangka ternyata surat persetujuan nya sudah di tanda tangani oleh Mamanya dan di berikan langsung ke kepsek yang membuat Ainee tidak bisa menolak.
Mungkin Mamanya tau, kalau surat nya tidak dia berikan sendiri ke kepsek, Ainee tidak akan diperbolehkan ikut olimpiade Nasional oleh Lenora, bagi Mamanya nilai anak nya adalah segala nya, jika nilai akademi nya jelek maka dimata Mamanya semua nya akan jelek dan tidak akan bisa menjadi orang sukses, itulah mengapa Lenora mulai diremehkan saat dia mulai masuk SMA.
Dulu saat masih SMP, nilai Lenora dan Ainee selalu di atas 80, tidak mudah mendapatkan nilai 80 disaat memasuki SMP, materi nya juga semakin sulit seiring tinggi nya kelas mereka, sampai-sampai demi mendapatkan nilai 80 keatas, Lenora dan Ainee harus menambah jam belajar nya terutama untuk Lenora yang otak nya juga sudah lelah untuk dibuat belajar setiap hari dan berakhir sampai dimana nilai ujian di salah satu mata pelajaran Lenora turun.
Pernah sekali mereka berdua secara kebetulan mendapatkan nilai 79,5 di mapel MATEMATIKA saat ujian kenaikan kelas, karena Mamanya membuat peraturan jika lembar jawaban mereka berdua dibagikan oleh guru maka nilai nya harus di perlihatkan ke Mamanya, jadi secara terpaksa mereka berdua memberikan lembar jawaban MATEMATIKA nya, dan reaksi Mamanya seperti orang kecewa.
Mereka sudah berusaha menjelaskan sebisa mungkin kenapa nilai mereka bisa dibawah 80, namun Mamanya tetap tidak percaya dan sampai merobek kertas jawaban mereka.
"Ma, materi nya sulit dimengerti, ditambah guru nya itu kalau menerangkan gak pernah bisa masuk ke otak kami" jelas Ainee.
"Gak, ini kalian pasti gak belajar kan semalam"
"Kami pelajar sampai jam 12 malam, Ma" jawab Lenora.
"Pokok nya Mama gak mau tau, saat ujian selanjutnya kalian wajib bisa mendapat nilai 95, kalau gak kalian tidur di teras tanpa selimut"
Di ujian selanjut nya Lenora gagal mendapatkan nilai 95 dan malah mendapatkan nilai 80, sedangkan Ainee berhasil mendapatkan nilai diatas 95, Mamanya yang tidak memiliki toleransi menyeret Lenora keluar dan mengunci pintu rumah nya.
"Ma, Lenora sudah berusaha, setidaknya hargai usaha Lenora"
"Enggak, mana mungkin ada anak yang berusaha tapi malah mengecewakan hasil nya, adanya yang salah itu kamu, kamu enggak belajar kan semalam?!" tanya Mama nya dengan raut wajah penuh amarah.
"Belajar, Ma, Lenora belajar sampai subuh, otak Lenora lelah karena kebanyakan belajar karena itu diujian Lenora enggak bisa konsentrasi"
"Alah banyak alasan, kamu tidur di luar, jangan harap Mama memberi toleransi ke kamu"
"Ma, dengerin Lenora dulu, Ma!, Mama!"
Setelah kejadian itu sekarang mau Lenora menjelaskan smeua sampai mulut berbusa akhirnya akan selalu diremehkan oleh Mamanya.
"Ainee, kamu yakin masih tetap ikut?" tanya Lenora
Sejak tadi Lenora terus menanyakan pertanyaan yang sama, Lenora takut kalau penyakit Ainee kambuh saat di pertengahan olimpiade bahkan raut wajah Lenora semakin panik seiring berjalan nya waktu karena sebentar lagi Ainee akan diantar ke lokasi olimpiade nya.
"Gapapa kak, Ainee udah sehat kok, Ainee pasti menang, tenang aja"
Sebenarnya Ainee tidak peduli jika dia kalah atau menang, namun karena demi membuat orang terdekat nya senang, akhirnya dia merubah mindset untuk selalu memenangkan lomba olimpiade, walaupun dia tidak peduli dengan kemenangan yang selalu dia bawa. Semoga
Kalau Ainee boleh memilih, dia akan memilih untuk tidak ikut olimpiade apapun karena Lenora tidak pernah diikutkan olimpiade apapun hanya karena nilai nya yang semakin hari semakin turun.
***
Sekarang waktu untuk Ainee pergi ke lokasi tempat olimpiade di selenggarakan, Lenora juga ikut mengantar Ainee, namun hanya sampai keluar kelas saja karena sudah ada guru mapel yang mengajar, dengan wajah yang sedih dan khawatir Lenora sekali lagi bilang "Ainee kamu beneran mau ikut?, kalau gak mau batalin aja mumpung masih belum berangkat", namun Ainee menggeleng dia tersenyum dan menjawab "Gapapa kak, Ainee janji gak akan kambuh lagi sakit nya" dan Lenora pun melepaskan Ainee.
"Lenora, sudah kan?, silahkan duduk lagi"
Alasan kenapa si guru mapel ini mengizinkan Lenora untuk mengantar Ainee walaupun hanya keluar kelas saja, itu karena permintaan dari salah satu murid dia dan masih termasuk teman sekelas Lenora.
20 menit yang lalu
"Ainee kamu beneran ikut?" tanya Lenora
"Iya, tenang aja kak"
"Ck, sok-sok an kuat, kalau emang lemah ya udah sih gak usah sok kuat"
"May, kamu kalau sekali lagi ngomong gitu ke Ainee jangan harap kamu bisa temui aku lagi" ucap Lenora dengan raut wajah yang geram dan kesal karena ucapan May yang seakan-akan ingin menjatuhkan Ainee.
May pergi begitu saja tanpa membalas omongan Lenora, dan karena May juga sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak ikut campur lagi dengan Lenora, namun May akan berusaha membantunya sedikit meskipun bantuan nya mungkin tidak akan diterima oleh Lenora.
"May, mau kemana?" tanya Sari teman sekelas May dulu saat kelas 10 yang baru keluar dari UKS dan kebetulan berpapasan dengan May.
"Ke kamar mandi" jawab May lalu dengan menunjuk ke arah kamar mandi dan suara nya seperti agak di keraskan seperti ingin memberi kode ke seseorang.
"Ohh ok", Setelah itu May pergi, namun tidak ke arah kamar mandi, malah ke arah sebaliknya yang lorong nya menuju ke ruang guru.
"Loh itu kan jalan ke ruang guru" kata Sari
Di perjalanan menuju ruang guru, May sempat bertemu dengan Clare yang emang kalau ketemu May tuh mulut nya gak bisa ditahan dari kata hujat menghujat dan kompor meng-kompor, admin lambe turah emang beda.
"Widih, neng caper mau kemana nih, tumben jalan sendiri, eh kan emang selalu sendiri lupa aku" kata Clare dengan ekspresi khas orang mengejek yang mulut nya tersenyum miring dan alis yang terangkat satu dan jangan lupa tangan yang sok-sokan mainin rambut padahal seminggu belum keramas.
"Bacot", jawab May yang singkat, padat, dan menusuk hati, emang kalau orang udah gak mood terus ketemu musuh tambah gak mood jangankan debat, ngelirik aja udah males.
"Ck"
***
Sesampai nya di ruang guru, May langsung mencari guru mapel yang akan mengisi jam pertama nanti dan gak butuh lama mata nya menangkap seseorang yang May cari, ternyata sedang kerokan dengan orang sebelah nya.
"Eee, permisi pak, saya boleh minta tolong?" tanya May yang malu-malu trenggiling.
"Oh iya, kenapa?"
"Saya ingin minta tolong ke bapak buat mengizinkan Lenora untuk mengantar Ainee berangkat lomba olimpiade, terserah bapak mengizinkan nya hanya boleh sampai depan kelas atau depan sekolahan"
Bapak Slamet selaku guru mapel yang dimintai tolong oleh May mengangguk dan tersenyum mendengar permintaan May "Iya nanti bapak izinin"
May langsung yersenyum lebar saat pak Slamet mau mengizinkan Lenora mengantar Ainee, rasa nya seperti sudah menyelesaikan misi rahasia yang hanya May dan Tuhan yang tau.
"Yang minta Lenora ya?"
"Bukan pak, tadi saya mendengar Lenora terus-terusan bertanya ke Ainee, terus wajah nya seperti khawatir banget, jadi saya yang melihat nya ingin membantunya sedikit" jawab May dengan tersenyum lembut yang bisa menghanyutkan setiap orang yang melihat nya, kecuali pak Slamet karena sudah menikah, takut di lempar wajan kalau selingkuh.
"Walaupun mungkin bantuan ku tidak terbalaskan dengan kata 'Terimakasih'"
"Oh begitu"
"Nanti tolong jangan bilang Lenora ya pak"
"Loh kenapa?"
"Gapapa pak, ya sudah pak, saya permisi dulu, terimakasih, pak"
May keluar dengan rasa yang sumringah walaupun tertutup dengan cover wajah tanpa senyuman, tapi dalam hati nya sudah ada pesta kembang api yang sangat meriah. Tanpa May ketahui sebenarnya ada satu teman sekelas nya yang melihat dan mendengar pemibicaraan May dengan pak Slamet tadi, mungkin karena May tadi membelakangi meja guru yang di depan jadi saat keluar May tidak menyadari nya.
"Lu gak pantang menyerah ya buat bantuin Leno, walaupun lu dibenci sama Leno, tapi lu gak kehabisan ide buat bantuin dia, jujur aku suka dengan kepedulian mu, tolong jangan ubah sifat kepedulian mu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments