"Obsesif banget sama Ainee. Emang istimewa nya orang itu apa sih?"
"Udah, May, jangan bikin masalah ini tambah runyam" ucap Lenora yang udah gak tahan dengan situasi ini mana bel masuk bentar lagi mau bunyi juga.
"Ck, emang udah buta mata kalian tuh", May langsung pergi ke kelas duluan karena kesal dengan Lenora yang selalu membela teman nya dari pada dirinya, padahal dia juga teman nya tapi itu dulu, sekarang dia adalah hama di mata Lenora dan lain nya.
"Ainee sialan"
Setelah May pergi, semua langsung masuk ke kelas karena jam pelajaran pertama sudah di mulai.
Jadi dulu sebelum mereka semua tau kalau salah satu dari sibling Daisha memiliki penyakit, mereka ber-6 termasuk May suka sekali berkumpul di kantin saat istirahat, tertawa bersama, bercanda sampai anak lain iri dengan keakrapan mereka, namun May tiba-tiba menjauh saat tau kalau salah satu dari sibling Daisha mempunyai penyakit dan orang disekitar mereka mulai memperlakukan sibling Daisha dengan perlakuan berbeda dan May benci dengan itu, selain itu May juga merasa ada sesuatu yang aneh terhadap perilaku Ainee yang tiba-tiba berbeda, May merasa ada yang ganjal dengan adanya penyakit yang Ainee derita.
1 tahun yang lalu
"Mayyyy!" panggil Clare dari ujung lorong gerbang karena baru sampai sekolahan padahal jam masuk kurang 10 menit lagi.
"Hai, pagi" sapa May kepada Clare dan mereka pun mengobrol berdua sambil berjalan di lorong menuju kelas mereka masing-masing. May tidak sekelas dengan Clare akhirnya berpisah di depan tangga lantai satu karena kelas May ada di atas. Saat May sedang jalan ke kelas nya ia tidak sengaja menabrak Ainee yang sedang jalan menunduk dan terlihat seperti agak terburu-buru.
"Eh Ainee, baru datang?, Leno mana?" tanya May yang tidak melihat ada nya Lenora di sekitar Ainee karena dimana ada Ainee, di belakang nya pasti ada Lenora yang sudah seperti bodyguard nya Ainee, kadang Ainee sampai risih karena diikuti Lenora terus, ya niat nya emang baik mau jagain kalau ada apa-apa, tapi ya kalau sampai buang sampah aja di ikuti kan jadinya kayak orang overprotektif.
"Kak Leno.......lagi di perjalanan" jawab Ainee lalu tersenyum kaku dan kelihatan ada keringat yang jatuh di pelipis kiri nya.
"Kok gak barengan?"
"Emmm.......itu, kak Leno bangun nya telat jadi aku berangkat duluan" ucap Ainee dengan nada gugup yang membuat May curiga dengan Ainee, apalagi gelagat Ainee yang sama sekali tidak menatap mata May saat menjawab.
"Hmm, ya udah". Lalu Ainee buru-buru pergi dari hadapan May, entah karena emang sedang mengejar waktu karena sudah mau masuk, atau ada sesuatu yang dia sembunyikan, May benar-benar enggak bisa kalau temannya mulai menyembunyikan sesuatu dengannya. "Aneh banget si Ainee, kenapa jawab nya gak jujur?"
Sesampai nya di kelas, May melihat belum ada guru yang masuk, kelas masih ramai dengan suara canda dan gosipan teman-teman nya, ada juga yang teriak karena sedang main game. "Aman". Belum juga May mendudukan pantat nya ke kursi, May sudah mendengarkan gosip yang tidak mengenakkan di telinga.
"Eh, katanya Ainee si anak IPS-1 punya penyakit jantung"
"Ainee kembaran nya Lenora?"
"Iya"
"Ih kasihan banget dia, pantesan setiap jam olahraga dia gak ikut"
"Tapi katanya ada yang bilang kalau Lenora gak pernah di antar jemput sama Mama nya, padahal Ainee aja di antar jemput"
"Eh, terus dia kalau berangkat naik bus gitu?"
"Iya, katanya si Sasa anak BAHASA-2 pernah gak sengaja berangkat bareng sama dia"
"Wah parah sih Mama nya"
"Jadi itu yang selama ini Ainee sembunyikan"
Tak lama gosip itu menyebar ke seluruh sekolahan sampai di dengar para guru, ada yang kasihan ada juga yang hanya sekedar 'oh' dan parah nya ada yang adu nasip juga. Semakin lama May melmperhatikan Ainee, semakin dia tau dengan gejanggalan yang May rasakan, dan May tidak suka dengan Ainee yang terlihat seperti orang yang sakitny di buat-buat dan Mama mereka juga salah satu alasan kenapa May mulai tidak suka dengan Ainee. May tidak suka dengan Ainee yang mulai terlihat memanfaatkan Lenora hanya karena satu penyakit nya.
Istirahat pun tiba setelah Lenora dan teman-teman nya di gempur dengan rumus matematika dan ekonomi selama 4 jam otak mereka udah berasap butuh yang dingin biar enggak konslet otak nya dan sekarang Lenora berada di kantin bersama dengan yang lain nya.
Mereka ber-4 terdiam kelelahan menghadapi nasip hari senin nya yang suram, pagi mereka harus buru-buru berangkat biar tidak telat upacara, habis upacara mereka harus menghadapi matematika dan ekonomi hanya dengan jeda istirahat 5 menit karena guru ekonomi selalu tepat waktu meskipun hujan juga akan diterjang demi mengajarkan anak IPS untuk menghitung uang dengan banyak angka nol di belakang.
Semua nya termenung dan hanya terdengar suara bising dari murit lain yang sedang jajan di kantin dengan waktu yang sangat singkat, Andy yang sekarang beralih untuk memainkan nintendo nya, Stevan yang masih asik memakan batagor bahkan sudah nambah satu porsi lagi, Clare yang dikit-dikit benahin poni nya, dan terakhir Lenora yang punya rencana untuk datang menjenguk Ainee namun dia bingung mau datang kapan karena dia tidak ingin bertemu Mamanya yang seperti nya masih benci terhadap Lenora.
"Btw, pulang sekolah nanti aku mau mampir ke Rumah Sakit, ada yang mau ikut gak?" tanya Lenora dengan wajah yang bahagia dan jadi terlihat bercahaya, seperti di film-film kalau ada anak ganteng tersenyum belakang nya langsung ada cahaya ilahi yang bersinar menandakan kalau dia tuh anak termanis yang ada di sekolahan, ya, Lenora mempunyai rencana untuk datang menjenguk Ainee bersama teman nya agar dai selamat dari amukan Mamanya, semoga.
"Semua bakal ikut, soal nya dah di rencanain sebelum lu datang ke kantin" kata Andy yang mulai main saham lagi dan menelantarkan nintendo nya, udah lah permainan orang kaya sama orang missqueen tuh beda jauh level nya, yang satu menghasilkan uang yang satu ngabisin uang.
"Helah, sia-sia dong aku tanya tadi"
***
Waktu pulang sekolah pun tiba, mereka ber-5 langsung menuju ke Rumah sakit, parsel nya?, mereka semua tidak jadi membawa parsel gara-gara pulang nya terlambat karena harus nungguin Andy yang rapat osis yang lama nya sampai 2 jam sendiri, untung tadi pulang nya jam 12 siang, coba kalau pulang nya pas jam 3 sore, bisa-bisa malam baru sampai di rumah sakit, mana jam besuk nya cuma sampai jam 8 malam.
"Lama banget kamu rapat nya" ucap Clare dengan kedua tangan yang dilipat di depan dadanya.
"Nama nya juga osis, Clare" balas Andy dengan senyuman manis nya yang bisa membuat para wanita pingsan seketika.
"Itu lah alasan kenapa gw gak mau jadi osis" ucap Stevan yang jiwa-jiwa nya emang terbuat dari baja, enggak tau aja kalau dia bilang di depan anggota osis lain nya bisa-bisa besok disuruh buat surat permintaan maaf terus disuruh di baca di lapangan.
Ya gitulah osis, kadang ada yang ngerasa jabatan nya tuh lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mengikuti organisasi lain nya, ada juga yang merasa kalau pekerjaan yang dilakukan osis tuh berat, siswa lain nya enggak bakal bisa melakukan pekerjaan osis padahal bukan dia sendiri yang ngerjain, ada juga anggota osis yang gila jabatan sampai-sampai kalau jalan di depan siswa lain kepala nya sedikit mengangkat dan seperti mengatakan kalau "gw osis nih lu kudu tunduk sama gw" padahal kepala sekolah juga bukan, dan parah nya lagi kalau yang kayak gitu masih anggota baru yang masih kelas 10, padahal kalau di lihat osis tuh seperti DPR kalau di ibaratkan dengan susunan politik negara.
Mereka semua berangkat menggunakan bus kota, memang nya gak ada yang bawa kendaraan?, ada yang bawa, Si Andy bawa mobil, lain nya gak ada yang punya, paling-paling mentok motor doang sebiji, tapi kalau kata Andy gini, "Males banget cari parkiran mobil, belom lagi kalau posisi nya gak lurus terus dapat nya yang panas, mending naik bus aja biar nanti mobil gw diambil sama sopir" kata Andy gitu.
Setelah 14 menit 60 detik mereka duduk di bus yang ramai karena sudah waktu nya jam pulang dengan menikmati pemandangan kota yang panas semriwing, akhir nya mereka sampai di Rumah sakit tempat Ainee di rawat. Baru saja sampai di bagian loby, mereka merasa seperti selep dadakan, Andy dan Lenora yang emang notabe nya punya muka ganteng dan agak mirip oppa-oppa korea langsung di plototin sama anak muda di sana, suster yang kebetulan lagi lewat di depan mereka aja ngelihatin sampai hampir nabrak kursi roda, sedangkan Stevan yang walaupun botak tapi tetap cool juga dilirik oleh para mama-mama mencari menantu untuk anak cewek nya.
"Len, lu tau kamar nya Ainee gak?" tanya Andy sambil gaya sok keren dengan tangan kiri yang di taruh pinggang seperti sedang bergaya di atas panggung catwalk.
"Enggak" jawab Lenora sambil menggelengkan kepala.
"Kalau lu, tau gak?" tanya Andy ke Stevan yang lagi sibuk bobol wifi Rumah sakit pakai aplikasi dari playstore, enggak modal banget emang, sok-sokan bobol wifi, cara root di hp aja enggak tau, "Lu tolol apa bodoh Dy?, kembaran nya aja kagak tau apa lagi aku yang cuma teman nya"
"Lah terus ini kita ke Ainee nya gimana?, bukain kamar satu-satu?" tanya Andy dengan nada sedikit marah untung nya lobi rumah sakit tidak se-sunyi lorong rumah sakit.
Buagh
"Resepsionis kamu anggap apa, tolol" ucap Clare yang udah capek melihat ketololan Andy yang kadang keluar tidak tepat waktu, kalau diibaratkan seperti listrik rumah yang konslet saat ada orang rumah yang lagi bilas shampo, bayangin gimana perih nya saat busa shampo nya masuk ke mata apalagi yang ada extra daun mintnya.
"Sayang banget, padahal kamu sama ganteng nya kek aku loh" ucap Lenora terus ikut jalan.
"Kamu pas pembagian otak tidur ya?" tanya Stevan terus ikut jalan ke resepsionis juga.
Andy yang mendapatkan kata-kata kejam dari teman nya hanya diam terkejut namun tidak menangis karena kalau nangis malu-maluin, ya terima aja, pendam dalam-dalam di hati, kubur dulu kalau bisa pakuin, nanti kalau udah waktu nya di balas tinggal di lepas.
"Iya ya, resepsionis ada buat apa kalau gak buat nanya", nahkan Andy baru sadar kegunaan resepsionis.
Setelah selesai tanya ke resepsionis, mereka langsung pergi ke kamar Ainee yang ternyata ada di lantai atas sendiri dan karena Clare sebenarnya punya jiwa-jiwa jail yang naudhubillah akhir nya dia milih Stevan buat jadi target kejahilan nya, dan pas banget Stevan berdiri di depan Clare.
"Eh kamu gak mandi ya?" tanya Clare ke Stevan saat mereka sedang naik lift.
"Ih iya kah?, jorok kali dirimu pan" ucap Lenora yang ikut-ikut dan gak tau apa-apa, Clare yang merasa teman nya sangat mendukung dalam hal menjahili menjadi lebih gencar untuk menjahili Stevan.
"Ih mandi loh gw" ucap Stevan yang protes karena merasa di tuduh.
"Pantesan dari tadi gw jalan di sebelah lu bau ****** banget" kata Andy terus di plototin sama Stevan.
"Gak usah ngadi-ngadi ya lu"
"Ih gw mandi loh gaes, coba nih cium ketek gw, baru gw kasih reksona tadi sebelum berangkat sekolah" kata Stevan terus nyodorin ketek nya ke Andy.
"Ih ya gak gw juga yang disuruh cium ketek lu"
"Dah lah, males kali gw berkawan sama kalian" kata Stevan yang udah ngambek.
"Lah ngambek, bercanda loh kita ini" ucap Clare yang menyudahi acara kejahilan nya takut nanti Stevan makin marah.
"Iya loh kita cuma bercanda, Clare aja yang kurang kerjaan nuduh orang gak mandi" kata Lenora yang sekarang malah ngebelain Stevan.
Setelah itu hening sebentar tapi gak lama mereka semua ketawa, emang dasar nya pada random semua otak mereka jadi wajar kalau cuma tatap-tatapan aja udah ketawa ngakak.
Di ruangan yang ber-AC, Ainee merasa kesepian, hening, sampai-sampai suara AC nya kedengeran. "Ainee, mama masuk ya" ucap mama nya yang udah 20 menit di suruh keluar. Ainee yang belum mau mama nya masuk hanya menatap datar dengan mata kecewa, namun nama nya orang tua mau jawaban anak nya berbeda dengan keinginan orang tua, tetap pilihan orang tua yang diambil.
"Ey yo Ainee!" teriak Andy yang masuk ke ruangan Ainee tanpa melihat ada Mamanya di kembar di dalam.
"Ini RS bodoh" disusul dengan Clare yang menggeplak kepala nya Andy.
"Hai, dah baikan?" tanya Lenora lalu menaruh buket bunga. Ainee yang senang kakak nya datang bersama teman-teman nya tersenyum lebar dan tulus, mungkin.
"Leno kenapa kamu kesini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments