Rindi dan teman-temannya telah menyelesaikan kelas terakhir dan bersiap untuk pulang.
“Rindi!” Linggar kembali berlari dan berteriak lagi-lagi hanya demi Rindi.
“Rindi!” Teriaknya lagi.
“Heh, sibucin Rin!” Tantri.
“Pulang?” Linggar.
“Iya. Ada apa kak?”
“Bareng, aku antar pulang!”
“Ada apa sih kak?”
“Gak ada apa-apa, Cuma mau antar kamu pulang aja.”
“Ah, besok-besok gak usah bawa motor deh! Ujung-ujungnya ke kita juga iya kan?” Lilis yang telah melayangkan
protesnya.
“Tau tuh, masih bagus dapat di sini, nah kalau di parkiran? Rempong tau!” Tantri.
“Iya, gak usah bawa motor nanti aku antar pulang!” Ternyata usul Lilis dan Tantri diterima baik oleh Linggar.
“Ya, sudah ayo!” Setelah menyerahkan kunci pada Lilis, Linggar kembali menggenggam tangannya dan mulai menjauh dari teman-teman Rindi.
“Rindi! Kak Linggar!” Lilis dengan suara lantang memanggil mereka.
“Ada apa?” Rindi.
“Ke rumahya, ambil motor. Aku malas ke rumah kamu!”
“Iya, bentar aku antar ke rumahmu!” Linggar menyetujui lalu kembali berjalan bersama Rindi, tentunya dengan saling bergandengan tangan.
“Kita mau ke mana sih?” Rindi.
“Ke basecamp, ikut briefing dulu yah, gak papakan? Bentaran kok?” Linggar.
Lalu apa yang harus dijawab Rindi? Jika ia sendiri tak bisa menolak ajakan Linggar. Tak ada alasan untuk menolak, jikapun ada, apakah Linggar sendiri mau mendengarkan atau mau menuruti Rindi.
Ia masih binggung dengan keadaan ini. bukankah yang dulu hanya meminta tolong? Mengapa justru harus berlanjut bahkan berhari-hari.
Rindi tak mengerti tentang status hubungan mereka. Wajib pulang bersama, tanpa adanya sebuah ikatan apa-apa.
Linggar membawa Rindi ke sudut ruangan, “Tunggu yah! Bentar kok!”
Di sana telah berkumpul beberapa orang yang sedang duduk di lantai dengan membentuk sebuah lingkaran. Yang tadi katanya hanya sebentar, hingga dua jam?
Dan kesalnya ia karena hanya dijadikan penonton di sudut ruangan sana, seorang diri.
Hanya ponsel yang dijadikan temannya saat ini. dan ia akan melayangkan protes pada Linggar yang telah memisahkannya dengan teman-temannya tapi justru mengabaikannya di sini.
“Jadi semuanya sudah siap?” Seorang anggota.
“Siap, tinggal tunggu Lina (bendahara club), dananya berapa?”
Dan saat beberapa anggota telah beranjak dari duduknya, dengan segerapun Linggar ikut berdiri dan menghampiri
Rindi.
Pasti gadis itu merasa diacuhkan, untung-untung kalau gak marah, pikirnya.
“Kamu bete yah?”
Rindi mengangkat kepalanya melihat sang pemilik suara, siapa lagi kalau bukan Linggar.
“Udah tau nanya!” Jawabnya ketus.
“Ayo!”
“Udah?”
“Belum.”
“Terus mau kemana?”
“Ke kantin.”
“Ngapain? Aku udah makan!” Protesnya lagi, masih dengan wajah berkerut.
“Cari camilan, ayo!” Linggar yang telah mengulurkan tangannya pada Rindi.
Rindi beranjak tanpa meraih tangan Linggar. Membuat pria itu meraih tangannya dan menggenggamnya. Satu
kebiasaan yang baru bagi Linggar, menggenggam tangan Rindi dan membawanya ke sana-ke mari.
Mereka kembali ke ruangan dengan kantong kresek yang penuh dengan berbagai macam aneka camilan pilihan Rindi. Rugi rasa dirinya jika tak mengambil untung sedikit dari Linggar, sementara Linggar telah banyak mengambil waktunya terbuang sia-sia.
Mereka kembali duduk di sudut ruangan, dengan Rindi yang sangat bersemangat membuka sebungkus roti coklat
susun dan sebotol minuman rasa susu. Emm, nikmat.
Linggarpun meraih kantong kresek dan memilih minuman rasa teh, dan meraih roti coklat susun yang masih berada di tangan Rindi.
“Mojok teruuuus!” Arman yang ikut duduk di hadapan mereka.
“Kakak mau?” Rindi sambil mengulurkan sebungkus kripik yang belum terbuka.
“Kok dikasi kedia?” Protes Linggar.
“Gak papakan tamu kita.”
“Yang ada tuh, kamu yang jadi tamu di sini. Karena hanya kamu yang bukan anggota di sini.”
“Iya, aku tamu di ruangan ini, tapi tempat kaliankan di sana. Di sini tempat aku, dan kak Arman datangin aku
di sini, jadi dia jadi tamunya aku di sini.” Rindi yang menjelaskan pada Linggar.
“Ya tapikan gak usah di kasi kripik juga, itukan dari uang aku!” Linggar.
“Kan sudah di kasi ke aku!”
“Ah sudah-sudah, hanya karena beginian kalian jadi berdebat. Gak penting banget!” Arman. “Cowok kamu pelit ya
Rin?”
Cowoknya? Siapa? Linggar?
Ah lagi-lagi status tidak jelas ini. Bahkan Linggar belum pernah mengutarakan rasa pada Rindi.
“Kalau mau ngasih tuh kayak gini!” Linggar. “Fer, Fery!”
Ke tiga pasang mata itu langsung berfokus pada sosok yang baru saja masuk.
Fery, sang mantan. Yang ternyata dibelakangnya juga berjalan seorang gadis bernama Leti. Emm, jadi mereka akrab di sini. Dan menjalin hubungan, saat sedang melakukan penjelajahan bersama club ini.
“Ya.” Berbalik dan menatap ke arah mereka. Ia bukannya tak tahu jika Rindi ada di sana. Tapi tak pernah berharap juga jika Linggar mau memanggilnya. Rasa malunya masih banyak untuk bertemu dengan Rindi.
Entah malu karena ketahuan telah menduakan Rindi, atau malu karena Rindi mendapatkan yang lebih baik darinya.
“Nih, teman nongkrong buat teman-teman yang lain!” Ucap Linggar seraya menyodorkan dua bungkus krupuk berbeda varian.
Sementara Rindi dan Arman hanya menatap interaksi kedua pria itu.
“Thank’s.” Fery yang langsung saja pergi setelah menerima pemberian Linggar.
Dan sudut matanya menangkap pemandangan yang mampu merobek hatinya. Linggar yang sebelumnya menggenggam tangan Rindi sesaat sebelum memberikan Krupuk itu, dan meletakkan tangan itu di pahanya lalu kembali meraih tangan Rindi guna menggenggamnya.
Apakah hubungan Linggar-Rindi sedekat itu? Itu artinya, ia benar-benar telah kehilangan kesempatan lagi.
Apalagi saat itu Leti berjalan dibelakangnya, semakin membuat Rindi sulit untuk kembali padanya.
Apakah benar Rindi juga menghianatinya?
Entah mengapa hatinya semakin sakit hanya untuk mencerna kata-kata itu.
“Maksudnya apa tuh?” Rindi menatap nanar pada sepasang manusia yang baru saja meninggalkan tempatnya. Mantan kekasihnya bersama dengan temannya sendiri.
“Gak, cuma mau buka mata kamu aja!”
“Tapi kerupuk rumput lautku!” Ucapnya lirih dengan raut patah hati. Membuat kedua pria yang berada di sana
tergelak secara bersamaan.
“Kirain patah hati ternyata hanya karena krupuknya.” Arman di sela-sela tawanya.
“Inikan masih ada!” Linggar yang memeriksa kantong kreseknya, tapi hanya menyisakan sebungkus krupuk karena
telah dibagi pada Fery dan Arman.
“Tuh kan!” Wajahnya sedih.
“Iya nanti digantikan, yang rasa rumput laut kan?” Linggar mengelus rambut Rindi seolah sedang membujuk adik kecilnya.
Sementara di sana, di daerah lingkaran breafing.
“Oi kumpul oi. Breaknya udahan!” Diiringi beberapa kali tepukan tangan, guna mengalihkan perhatian para anggota.
Seketika mereka kembali berkumpul membentuk lingkaran.
“Linggar mana?” Seseorang.
“Tuh lagi mojok!” Arman yang baru saja ikut duduk diantara lainnya.
“Ya, yang sedang pacaran di sudut sana, silahkan di pause dulu! Kita ngumpul dulu!” Pengumuman yang bersifat
menyindir.
Terdengar kekehan dari seluruh anggota, seraya memandang ke arah Linggar dan Rindi, tanpa terkecuali Fery dan
Leti.
“Mereka beneran jadian?” Sinta.
“Iya kali, liat aja tangannya gak pernah lepas kayak pake lem pipa yang gak akan lepas biar dihantam badai.” Intan.
“Apaan sih?”
“Linggar maunya aja sama tuh cewek, kayak gak ada cewek lain aja!” Lanjut Sinta. “Cewek melar kayak gitu
dipilih. Mana taunya nyam mulu!” Sinta melihat Rindi yang masih asik mengunyah camilannya.
“Beh, mulutnya parah nih cewek. Asal tahu saja yah, itu semua di belikan sama Linggar. Artinya Linggar aja gak
terlalu pusing malah mendukung, kenapa kamu yang pusing?” Arman yang sedari tadi mendengar Sinta yang terus saja mengejek Rindi.
Linggarpun akhirnya turut bergabung bersama dengan yang lainnya, membuat mereka mengalihkan topik pembicaraan.
To Be Continued!
Biasakan memberi like sejak membaca episode pertama. Di lanjutkan dengan Like berikutnya untuk episode berikutnya.
Hanya sebuah sentuhan jari mampu membuat Dinda melayang.
Dan buat kalian yang telah memberikan sentuhan jari, Dinda ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Lope Yu!
Lope Yu!
Lope Yu!
Lope Yu!
Lope Yu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Melisa Triyani
iya ihhh suka pada comel mulutnya klo liat org ngunyah🤭🤭🤭 abang linggar ...aku mau dong d jajanin ciki komo🤪🤪🤪
2022-02-22
2