Bab. 20

Setelah perjalanan sekitar 30 menit akhirnya mereka sampai di warung makan sederhana namun tempatnya begitu nyaman hingga membuat orang betah berada disana

"Wow belum berubah tempatnya,masih seperti beberapa tahun yang lalu" ucap dika dengan menatap sekeliling dan tangan yang masih setia menggenggam tangan delia

"Indah bukan?" ucap delia yang tak kalah kagum melihat pemandangan disekitar warung makan sederhana

"Ho'oh " ucap dika tersenyum

Tangan yang saling bertautan dan wajah yang sama-sama tersenyum bahagia seakan orang yang memandang mereka seakan benar pasangan yang sesungguhnya

"Assalammualaikum pakk " Ucap delia dan juga dika bersamaan

"Waalaikumsalam warohmatullah wabarokatu" Ucap pak iman

"Ehhh neng delia sama nak dika ya ?" sambung pak iman dengan wajah yang memperhatikan mereka

"Ehhhh bapak masih ingat ya " Ucap dika dengan ramah lalu mencium tangan pak iman begitu pun dengan delia yang mengikuti dika

Pak iman yang diperlakukan seperti itu pun tersenyum Baik dika ataupun delia sama-sama menghargai dan menghormati orang lain baik tua atau pun muda baik kaya ataupun miskin mereka tidak memandang derajat

"bagaimana kabar bapak ?" Ucap dika yang mulai menuntun tangan pak iman dan meninggalkan delia yang masih terdiam menatap dika yang mulai menjauh

Delia menggelengkan kepalanya menatap dika yang meninggalkan dia

"Ternyata kamu tidak berubah kak, derajat mu telah terangkat namun kamu tetap menghargai dan menghormati orang lain dan tidak pernah memandang rendah orang " Gumam delia dengan wajah tersenyum

"Andai kita tidak dipisahkan mungkin aku adalah orang yang sangat bahagia saat ini " Sambungnya lagi tanpa sadar air matanya terjatuh di pipinya

"Delia..." panggil dika yang telah duduk bersama pak iman

Delia yang namanya dipanggil pun tersadar akan lamunannya.

Delia menoleh ke arah sumber suara melihat ke arah dika yang sedang tersenyum dengan melambaikan tangannya

"Sini " Ucap dika saat pandangan mereka bertemu

Delia pun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, lalu melangkahkan kakinya menuju kearah dika

"Sini " ucap dika yang menggeser tempat duduknya

"Terimakasih kak " ucapnya dengan tersenyum

"Nak delia apa kabar? " ucap pak iman dengan sopan

"Alhamdulillah baik pak, semoga bapak juga ya " Jawab delia dengan sopan sambil tersenyum

"Alhamdulillah, ngomong-ngomong kalian sudah menikah ya. Semakin lengket aja ini bapak sampai iri melihatnya,jadi inget pas muda dulu" Ucap pak iman menggoda delia dan juga dika

Delia maupun dika merasa serba salah dan tersenyum canggung

"Delia sudah menikah pak cuma bukan sama saya " Ucap dika dengan tersenyum canggung

"Ehhh maaf kalau begitu ya, bapak gak tau beneran gak tau nak "Ucap pak iman dengan sopan

"Belum jodoh pak" ucap dika tersenyum

" Do'a kan saja semoga kami berjodoh ya pak " sambung dika dengan tersenyum menatap delia

"Ehhh Aamiin kalau gitu nak dika " Ucap pak iman dengan tegas

"Aihh kalian bisa aja bercandanya " ucap delia tersenyum serba salah

"Bisa dong ya kan pak " Ucap dika sambil menatap delia

"namanya jodoh gak tau delia bisa aja kita bakal jodoh pas di hari tuanya " sambungnya lagi mengedipkan matanya ke arah delia

"Kondisikan matamu kak dika, nanti kalau matanya kedip mulu gimana coba? lagian aku ikut kamu kan mau nemanin buat makan bukan malah reuni hubungan kita yang udah lama hilang" Ucap delia dengan tegas

"Haisss " Ucap dika menepuk jidadnya sendiri

"Aku lupa kalau kamu masih istri orang delia, tapi aku yakin kita akan berjodoh delia karna aku masih menunggu janda mu" sambungnya dengan raut Tersenyum

"Kak dika !!" sentak delia dengan wajah kesalnya

"Hahahah lanjutkan saja bapak ambilkan pesanan kalian dulu ya " Ucap pak iman yang tersenyum melihat delia dan juga dika yang sedang melayangkan tatapan genitnya dan juga delia yang menatap dengan wajah kesal