Bab 16

Manusia hanya bisa berencana. Tapi Tuhanlah sebaik-baik penentu.

Tidak selamanya Kania bisa pergi menghindari kenyataan. Pada akhirnya, Kania harus kembali di pertemukan dengan Devan. Siap atau tidak siap, kenyataannya Allah tidak menunggu Kania siap untuk menghadapi pertemuannya dengan Devan.

Sejak awal keberangkatan mereka ke Surabaya, hal ini yang terus membebani hati dan pikiran Kania.

Kania sudah mengubur dalam-dalam luka yang lelaki itu sebabkan. Sudah mencoba mengikhlaskan apa yang hilang dari hidupnya setelah malam laknat itu.

Semua sudah menjadi kebahagiaan kala Shaka lahir dan memberi warna di hidup Kania. Hanya satu yang belum Kania dapatkan, yaitu maaf dari kedua orangtuanya.

Soal Devan, biarlah dia pernah hidup di masa lalu dan menjadi bagian dari Kania dan kini tertinggal pada Shaka. Devan tak perlu lagi ada di hidup Kania yang sekarang dan sampai kapanpun.

Kania kembali ke Surabaya lagi setelah selesai mengurus perpindahannya dengan Shaka. Toko kue sudah di pasrahkan kepada Mbak Imas.

Di Surabaya, Kania tinggal di sebuah kontrakan kecil. Lagi-lagi Rama yang mengurus semuanya. Mulai dari mencarikan kontrakan, mengantar Kania mengambil barang-barang miliknya dan milik Shaka.

Dirinya dan Shaka sudah terlalu banyak merepotkan Rama. Hidupnya terlalu banyak bergantung pada Rama. Ingin melangkah sendiri, tapi memang Kania butuh bantuan. Apalagi untuk tempat tinggalnya di Surabaya.

"Rama, terimakasih banyak selama ini sudah mau aku repotkan."

"Apa, sih, Ka. Aku seneng ngelakuin ini buat kamu dan Shaka," sahutnya sambil menurunkan koper-koper Kania dari dalam mobil.

"Aku nggak tahu lagi seandainya nggak ada kamu, Ram. Entah gimana hidupku dan Shaka sekarang kalau kamu nggak ada di sini untuk kami."

Netra milik Rama memandang lekat wanita yang kecantikannya tak berkurang sedikitpun meskipun tak di rawat dengan skincare mahal. Wajah Kania sangat cantik meski tanpa make up sekalipun.

"Dan ijinkan aku agar bisa selalu ada untuk kalian selamanya, Ka."

Senyum di wajah Kania memudar. Kegugupan mulai merajai. Bibirnya sudah lelah mengucapkan penolakan. Dan hatinya mulai goyah.

"Apalagi yang kamu pikirkan, Ka? Jangan bilang kamu ini wanita kotor, nggak pantas buat aku atau apalah itu. Kamu tahu aku nggak pernah peduli akan hal itu, Ka. Di mataku, kamu wanita yang baik, wanita kuat, wanita luar biasa karena sudah bertahan sejauh ini."

Bulir bening mulai menjatuhi pipi Kania. Masih ada orang yang menyayanginya dengan tulus seperti Rama. Tidak pernah memandang masa lalunya dan siapa dirinya. Kania tak yakin akan ada lelaki yang bisa menerima dirinya seperti Rama yang merangkulnya dengan penuh kasih sayang.

Kania mendekatkan diri pada Rama. Kedua tangannya di lingkarkan pada pinggang Rama membuat Rama terkejut. Kania memeluk Rama dengan begitu erat.

Rama mengucap syukur berkali-kali. Rama menganggap pelukan itu adalah sebuah jawaban Kania bahwa Kania telah menerimanya.

"Aku akan menjaga kamu dan Shaka dengan sepenuh hati aku, Ka. Aku akan berusaha membahagiakan kalian, memberikan yang terbaik untuk kalian."

Kania tak menjawab apapun. Dia menyamankan diri dalam pelukan Rama. Untuk saat ini, biarlah hatinya sedikit berbunga dengan cinta yang Rama berikan. Tak ada penolakan lagi seperti yang sering dia berikan pada Rama.

Entah apa yang akan terjadi nanti, Kania tak ingin memikirkannya dulu. Cukup jalani yang ada. Jika memang takdir menyatukan dirinya dan Rama bisa bersama, seberat apapun ujian ke depannya pasti akan mampu mereka lewati.

"Bunda, Om Rama! Kenapa pelukan berdua? Shaka nggak dipeluk?" Suara Shaka yang baru saja dari dalam rumah memecahkan suasana. Kania langsung melepaskan pelukannya pada Rama.

Kania tertawa kecil. Sedangkan Rama langsung berjongkok menyambut Shaka yang berlari dan langsung memeluknya. "Mau dipeluk juga, ya? Sini biar Om peluk Shaka."

"Om, nggak bisa napas!!!" teriak Shaka yang di peluk erat oleh Rama. Rama begitu gemas sekaligus bahagia karena Kania tak lagi menolaknya.

Kania dan Rama tertawa kecil melihat kelucuan Shaka.

🌼🌼🌼

Kembalinya Kania ke Surabaya di sambut bahagia oleh Dita. Bahkan masih lelah pulang bekerja pun Dita menyempatkan diri untuk datang ke rumah Kania.

Plastik berisi macam-macam buah pun di bawa oleh Dita sebagai oleh-oleh untuk Kania dan Shaka. Juga sebagai ucapan selamat datang atas kembalinya Kania ke Surabaya.

Langkah ceria Dita terhenti saat mendapati Rama, Kania dan Shaka sedang bercanda di ruang tamu rumah Kania. Mereka bertiga terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.

Mata Dita memanas menyaksikannya. Hatinya teramat sakit. Kenyataan yang ada di hadapannya seolah mengatakan bahwa Dita harus berhenti berjuang. Cintanya untuk Rama tidak akan bisa bersatu sekalipun lewat jalur perjodohan yang orangtuanya dan orangtua Rama sepakati.

Mengesampingkan urusan hatinya, Dita mengusap air matanya yang belum terjatuh. Bibirnya berusaha untuk mengukir senyuman. Berusaha menjadi Dita yang ceria.

"Kaniaaa..." teriaknya sambil merentangkan kedua tangannya. Menghampiri Kania yang sudah berdiri lalu memeluknya erat. "Aku kangen sama kamu. Bahagia banget akhirnya kamu balik ke sini."

"Dita, engap banget dipeluk begini. Kebiasaan, ya, kamu masuk rumah nggak pakai salam."

Dita terkekeh pelan dan melepaskan pelukannya pada Kania. "Aku bawa buah buat kamu dan Shaka," ucapnya sambil menyerahkan plastik berisi buah-buahan. Hatinya berusaha untuk tidak memperdulikan Rama yang asyik bermain dengan Shaka. Bahkan Rama tak menyapanya.

Jangankan menyapa, melihat saja tidak. Rama hanya meliriknya sekilas lalu kembali menyusun lego bersama Shaka.

"Repot banget bawa ginian. Kamu datang aja aku udah senang."

"Nggak repot, kok. Habis gajian juga soalnya. Haha."

Kania menggelengkan kepalanya pelan. "Aku buat minum dulu, ya. Main sama Rama sama Shaka dulu aja."

"Iya."

Dita duduk di sofa yang berbeda dengan Rama dan Shaka. Mengalihkan rasa sakitnya akibat Rama cuek kepadanya dengan bermain handphone.

Sesekali Dita melirik Rama, namun Rama masih terlihat tak peduli dengan keberadaan dirinya. Shaka yang sempat heboh saat bertemu dengan Dita, kini mengacuhkannya dan fokus pada mainannya.

Shaka hanya menyalami Dita tanpa banyak berbicara.

"Kenapa pada diem-dieman begitu? Shaka, ini ada aunty Dita. Nggak di ajak main? Rama juga. Kenapa diam begitu?"

"Lagi mainan, bunda."

"Lagi mainan, bunda."

Jawaban keduanya kompak dan sama. Dita sempat tertegun dengan panggilan Rama terhadap Kania. Kenapa Rama bisa ikut memanggil Kania dengan sebutan bunda?

Sedangkan si pelaku utama masih terlihat cuek seolah apa yang dia ucapkan barusan tidak menyakiti hati siapapun.

"Nggak asik mainan sama aunty Dita. Cerewet, suaranya cempreng," timpal Shaka yang membuat Dita membulatkan matanya.

Rama dan Kania tertawa terbahak mendengar ucapan Shaka yang jujur dan polos.

"Puas banget ketawanya," sungut Dita.

"Calon keluarga kecil yang kompak, ya, Dit?" seru Rama yang lagi-lagi membuat hati Dita awut-awutan. Apa maksudnya?

Menutupi kegundahan hatinya, Dita mengangguk mengiyakan. "Iya. Jadi kapan mau jadi keluarga beneran?" Dita memancing Rama, mencari jawaban atas kecurigaannya.

Rama menatap Kania dengan penuh cinta. Dita mengikuti arah pandang Rama. Kania terlihat salah tingkah dan tersenyum malu saat Rama menatapnya lekat.

"Secepatnya. Tinggal Kania maunya kapan. Iya nggak, bund?"

"Apa, sih. Jangan panggil bunda. Cuma Shaka yang boleh manggil bunda."

"Jadi aku nggak boleh manggil bunda?"

"Boleh, sih. Tapi nanti."

"Nanti kapan?"

"Udah-udah." Dita menengahi. "Urusan keluarganya nanti aja. Tapi kayaknya ada yang belum aku tahu nih. Aku ketinggalan sesuatu, ya?"

Rama mengangguk dan tersenyum. "Iya, Dit. Kania udah terima lamaranku. Tinggal nunggu kapan dia mau di halalin."

Jawaban Rama membuat hati Dita seperti di tusuk ratusan pedang. Sakit dan hancur. Ketegasan Rama seolah mengatakan, "kamu jangan berharap lagi. Aku mencinta Kania."

Hancur. Hati Dita sangat hancur.

Bagaimana rasanya ketika kamu di paksa untuk baik-baik saja dan terus mengukir senyuman padahal hati kamu sudah menjerit kesakitan?

"O - oh, selamat ya, kalian. Aku ikut senang."

🌼🌼🌼

Jahatnya Rama. 😭😭

Kalian team mana? Rama-dita ❤️ Rama - Kania ❤️ atau Kania - Devan?

Up pagi-pagi untuk menemani hari kalian. Up lagi nanti malam kalau nggak ya besok pagi insyaaallah. hari ini author mau kondangan dulu. lanjut pacaran sama baju-baju yang udah minta di belai. 😂😂😂

Terpopuler

Comments

kinan kinan

kinan kinan

Rama - Dita
Kania - Devan

2023-05-18

1

Herman Besa

Herman Besa

Bagaimana nasib Dita dan Rama kalau Rama dan Kania jadian

2023-04-05

0

Azima

Azima

kania dgn Devan..Rama dgn dita..dita pun baik jg..sama2 bahagia..

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!