Cuaca dilangit nampak cerah namun sang surya sudah pergi karena merasa sangat lelah menampakkan dirinya seharian.kini giliran sang bintang yang menampakkan diri.
Di tengah - tengah bangunan masih nampak orang berkerumun menatap 1 orang pemuda yang menjadi sorotan. Mereka semua terkejut atas apa yang barusan terjadi. Pemuda yang menjadi pusat perhatian itu tak lain adalah Udin.
Udin masih nampak kesal pada ayahnya Meng Tian,gimana gak kesal, orang masih hidup mau dibakar secara hidup - hidup .
"Ba...Ba...Bagaimana mungkin pemuda itu selamat dari serangan pamungkasku !!!!" gumam ayahnya Meng Tian.
"Saudaraku Udin...Hu...Hu...Hu.. untung kamu masih hidup." Ucap Meng Tian lalu memeluk Udin sambil menangis tersedu sedu..
"Ya aku masih hiduplah,kamu pengen aku mati kah? " ucap Udin sambil melepaskan pelukan Meng Tian.
Meng Tian menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
Tak lama ibunya Meng Tian juga mendekati Udin lalu Memeluknya yang masih menangis.
"Anakku Udin,maafkan ayahmu ya nak. Nanti ibu akan menghukum ayahmu yang sudah berani mencelakaimu...Hu...Hu...Huu..." ucap Ibunya Meng Tian.
Mendengar perkataan istrinya itu bibir ayahnya Meng Tian berkedut - kedut ketika mendengar kata Hukuman buat dirinya,cukup sudah hukuman yang ia kerjakan saat dirinya di pergoki mengintip gadis mandi disungai. Ia dihukum untuk Menyapu,mengepel,memasak, memijatin istrinya,merawat bunga dan lain lain,kalau ia tak mau melakukan apa yang diperintahkan istrinya maka ia tidak dapat jatah dan tidur diluar.
Kembali Udin saat ini.
"Iya bu. Ibu jangan menangis lagi,Udin tidak kenapa - kenapa kok bu. " ucap Udin mencoba menenangkan Ibunya Meng Tian sambil melepaskan pelukan dari ibunya Meng Tian.
Setelah tangisan Ibunya Meng Tian berhenti "Mari nak kita masuk kedalam,karena makan malam sudah disiapkan". Lalu ia menoleh kearah suaminya"Untuk Gege,malam ini tidur diluar".
Jedderrrrrrr.... entah mengapa ada petir lewat.
Kemudian mereka masuk kedalam kecuali ayahnya Meng Tian yang masih terduduk dilantai merasa lemas kakinya. "sungguh sial aku malam ini,seharusnya malam ini bisa enak -enak diranjang malah tidak jadi" ucap ayahnya Meng Tian membatin.
Nampak di ruang makan ada seorang pemuda yang dilayanin oleh seorang wanita berumur 40 an tahun,meskipun sudah kepala 4 fisiknya tak kalah dengan gadis yang berusia 24 tahun.
"Bu,sudah bu...Udin tidak sanggup menghabiskan makanan ini jika ibu terus - terusan mengisi makanan di piring Udin. " ucap Udin mencoba menahan pemberian dari Ibunya Meng Tian.
Meng Tian dan Meng Yun yang melihat ibunya yang sedang melayanin Udin hanya tertawa cekikikan.
Gimana gak tertawa,dipiring Udin sudah menggunung isinya,bahkan 2 orang saja belom tentu bisa menghabiskan makanan tersebut.
"Nak Udin harus banyak - banyak makan agar badannya sehat serta kuat,Ibu gak ingin punya menantu yang sakit -sakitan dan lemah tak bertenaga" ucap Ibunya Meng Tian.
Udin yang mendengar itu hanya pasrah meratapi nasibnya ." Nasib... ya nasib...mengapa begini,...baru saja habis bertarung kini harus bertarung laa...gii" ucap Udin membatin.
Kini Udin berjuang untuk menghabiskan makanan yang ada didepannya. Pernah dulu waktu Udin masih kecil pernah menyisakan makanannya,kemudian Ibunya Udin mengetahui akan hal itu,di omelin lah si Udin selama berjam - jam, sejak peristiwa itu Udin tidak lagi menyisakan makanannya sebab takut kenal omelan Ibunya.
"Sisa 1 suap lagi...Ayoo Udiiinnn ....kamu bisa..." ucap Udin membatin untuk menyemangati dirinya sendiri.
Ketika suapan terakhir itu sudah masuk dalam kerongkongannya,Udin meletakkan sendoknya dipiring kemudian meregangkan kakinya serta tangannya kesamping.
"Seandainya saja diberi pilihan antara menghabiskan makanan ini atau di uber bulek sri pemilik warung yang menagih utang,mending aku memilih di uber bulek sri saja." ucap Udin membatin.
Meng Tian dan Meng Yun melihat makanan dipiring Udin itu habis mereka langsung menjatuhkan rahangnya kebawah.
" Gilaaaa... Perut atau Gentong itu. Makanan yang segitu banyaknya habis. Aku saja tak sanggup menghabiskan makanan itu" Ucap Meng Tian membatin.
"Tian'er !"... ucap ibunya Meng Tian.
" Ya ibu ,ada apa?" ucap Meng Tian.
"Nanti kamu antarkan adikmu Udin kekamarnya ya..Ibu mau kebelakang dulu." ucap Ibunya Meng Tian.
"Siap ibu.. Laksanakan" ucap Meng Tian semangat.
Lalu ibunya Meng Tian pergi. Tak lama Meng Yun juga ikut pergi meninggalkan ruang makan.
"Ayo saudaraku, aku akan menunjukkan kamarmu" Ucap Meng Tian.
Udin yang mendengar hanya melambaikan tangannya,sebab saat ini Udin masih susah bergerak akibat kekenyangan.
" Kenapa saudaraku?" ucap Meng Tian.
"Tunggu makananku ini sampai ke lambung baru lah pergi kekamar Dodol..." ucap Udin agak kesal karena Meng Tian tak mau tahu keadaannya sekarang.
Kemudian Udin mengeluarkan rokoknya tak lupa koreknya lalu membakar rokok tersebut dan menghembuskannya....
Huuffftttttt........ asap mengepul diruang makan.
Meng Tian yang heran apa yang dilakukan Udin lalu bertanya"Saudaraku..Itu apa yang kau pegang? mengapa mengeluarkan asap"
"Oooohhh ini?" ucap Udin.
Meng Tian hanya menganggukan kepalanya.
"Ini adalah rokok buatanku,kamu mau mencoba? Enak loh..rasanya seperti di sorgaa." ucap Udin sedikit menggoda.
Meng Tian penasaran menganggukan kepala sekali lagi lalu mendekati Udin.
"Ini cobalah,tapi hisapnya pelan - pelan saja lalu hembuskannya juga pelan - pelan" ucap Udin sambil menyerahkan rokok buatannya kepada Meng Tian.
Lalu Meng Tian mencoba rokok tersebut..
Uhhhuuukk...uhukkkk...
"Pelan - pelan Coy....jangan buru - buru" ucap Udin.
Ketika Meng Tian mencoba lagi...
Huuuffttt..... Asap mengepul.
Bammm....
Tiba - tiba kekuatan Meng Tian naik tingkat. yang awalnya berada di tahap ranah pendekar perak tingkat 4 kini ke ranah pendekar perak tingkat 5 ...
"Ba...Ba..Bagaimana mungkin aku bisa naik tingkat hanya menghisap benda ini? " ucap Meng Tian terbata - bata. Lalu menatap Udin,tapi Udin hanya membalas dengan senyuman.
Mereka pun kini menikmati rokok yang ada dijari tangannya. Ketika rokok dijarinnya Meng Tian habis lalu Udin memberikannya lagi.
Bamm....
Bamm....
Meng Tian naik lagi kultivasinya. Begitu seterusnya sampai Meng Tian berada di ranah pendekar Emas tingkat 1.
Asap penuh didalam ruangan itu merembes keluar.
Ibunya Meng Tian yang berada disebelah ruang makan itu pun terkejut melihat asap muncul dari ruang makan..
Kebakaran....Kebakaran...Kebakarann......
Teriak Ibunya Meng Tian panik.
Orang - Orang yang mendengar teriakan istri ketua sekte itu terkejut lalu berlari ke arah sumber teriakan itu.
Tak jauh dari rumah itu,ayahnya Meng Tian sedang melamun di bawah pohon memikirkan bagaimana caranya merayu istrinya agar ia tak lagi di hukum . Sedang asik - asiknya melamun,dia terkejut melihat orang berbondong - bondong berlarian kearah yang sama sambil membawa ember.
"Apa apa? mengapa kalian berlarian malam - malam begini?" ucap Ayahnya Meng Tian heran sambil mendekati salah satu orang yang berlarian itu.
"Maaf ketua,disana ada kebakaran." ucap orang itu sambil menunjuk arah.
"APAAAAA!!!!!!!" ucap ayahnya Meng Tian terkejut. Karena yang ditunjuk orang itu adalah arah menuju rumahnya.
Setelah itu ayahnya Meng Tian ikut berlari dengan kencang melewati orang - orang yang berlari. Ketika sudah berada di depan rumahnya yang di kerumunin banyak orang,ayahnya Meng Tian langsung menerobos kerumunan tersebut . Setelah berhasil menerobos,ayahnya Meng Tian mencari sumber asap yang memenuhi ruangan rumahnya,ia mencari kesana kemari namun belom menemukan api tersebut. Begitu ia berhenti tepat didepan pintu Ruang makan yang tertutup itu ia melihat asap yang keluar dari sela - sela pintu itu. Lalu ia mendobrak pintu tersebut..
Wussshhh..... Asap rokok yang tebal itu keluar dari ruang makan tersebut.
Ketika pertama kali membuka pintu,Ayahnya Meng Tian tidak melihat apa - apa,yang terlihat hanyalah kepulan asap. Setelah asap itu menghilang nampaklah 2 sosok manusia yang dengan duduk santainya menghisap rokok.Orang - orang yang ada disana mengikuti ketua sekte berada.
" Ada apa ayah? dan mengapa di sini banyak orang ??" Ucap Meng Tian tanpa ia ketahui bahwa dia dan Udin lah yang menyebabkan semua orang berkumpul didalam rumahnya.
" Dasar anak kurang ajarrrr..." ucap ayahnya Meng Tian yang gregetan langsung melesat ke arah Meng Tian dan Udin lalu memukul kepala mereka berdua...
Addduhhhhhhh..... ucap mereka serempak ketika mendapat pukulan dikepala dari sang ayah.
"Salahku apa ayah??" Ucap Meng Tian
" Salahmu apaaa? Coba kau lihat asap ini wahai anak kurang ajar..." ucap ayahnya Meng Tian yang kesal atas ulah anaknya itu.
"Oooo... Asap itu ya ayah..itu asap rokok yah. Adik Udin yang memberikannya. Apa ayah mau? enak loh yah. Rasanya seperti di surgaaa. " ucap Meng Tian dengan polosnya.
" Hehhh...!! Rokok? " ucap ayahnya Meng Tian bingung karena tidak tau apa itu Rokok.
"Ini yah yang namanya Rokok" ucap Meng Tian sambil memperlihatkan 5 batang rokok ditangannya.
Ketika ayahnya Meng Tian melihat benda itu lalu mengambil salah satu rokok tersebut dan mengamatinya.
Tak lama kemudian telinga sebelah kanan Meng Tian di tarik serta telinga kiri Udin pun juga ditarik oleh ayahnya Meng Tian..
"Addduuhhhhh....sakitttttt... ucap mereka berdua.
Meng Tian merasakan sakit di telinganya sedangkan Udin hanya berpura - pura saja.
"Kalian ayah hukum" ucap ayahnya Meng Tian.
Kemudian mereka diseret keluar dalam posisi dijewer kupingnya. Setelah mereka berada di teras rumah.
" Kalian berdua berdiri disini sampai matahari terbit,jika kalian melanggar,kalian akan mendapat hukuman yang lebih berat" ucap ayahnya Meng Tian.
"Kalian renungkan kesalahan yang kalian perbuat tadi" ucap ayahnya Meng Tian lagi. Setelah itu ia pergi meninggalkan mereka di teras.
Orang - orang yang melihat mereka di hukum hanya geleng - geleng kepala lalu membubarkan diri masing - masing.
" Ini salahmu saudaraku Udin" ucap Meng Tian kesal.
" Loh kok salahku,kan itu kamu yang salah?" ucap Udin yang tak terima disalahkan.
"Lah emang itu salahmu saudara Udin, jika kau tak memberikan benda itu aku tidak akan mendapatkan hukuman dari ayah." ucap Meng Tian juga tak terima bila disalahkan.
"Iya, tapikan kamu yang merokoknya tanpa henti tanpa istirahat dahulu" ucap Udin tak kalah sengit.
Udin hanya habis 3 batang saja setelah itu berhenti,namun Meng Tian tidak berhenti,dia menghabiskan puluhan batang rokok, habis 1 batang langsung membakar lagi,habis bakar lagi begitu seterusnya sampai ayahnya Meng Tian datang.
Mereka masih sengit menyalahkan kesalahanya. setelah 1jam mereka berhenti. dan tak lama mereka tertawa bersama - sama.
Ha....Ha....Ha....Ha.....
"Saudaraku Udin" ucap Meng Tian.
" Ya ada apa" ucap Udin.
"Kita baru saja berkenalan dan bersama dalam waktu seharian ini,namun rasanya seperti sudah kenal lama" ucap Meng Tian.
"Iya seh,baru sehari kita ketemu,itu pun kebetulan" ucap Udin.
"Oh iya saudaraku Udin,mengapa setelah aku sudah berada di ranah pendekar Emas tingkat 1 tidak naik lagi setelah menghisap rokokmu itu? " ucap Meng Tian yang penasaran.
"Oooo itu. Soal itu memang iya,kau tak bisa naik tingkat lagi,berapapun batang rokok yang dihabiskan hasilnya tetap sama.Rokok itu bila di hisap orang diranah pendekar emas tingkat 1 tidak akan naik kecuali dibawahnya." ucap Udin menjelaskan.
"Begitu ya...kenapa kau tidak memberi tahuku saudara?" ucap Meng Tian.
"Kau tidak bertanya " ucap Udin santai.
"Aiihhhh.... Tahu gitu aku sudahi jika sudah berada di ranah pendekar emas tingkat 1" ucap Meng Tian.
" Tapi enak kan.........." ucap Udin sambil memainkan alisnya naik turun.
" Enak apamu,panas ini bibirku" ucap Meng Tian kesal.
Ha....Ha....Ha....Ha.... "Udin tertawa
"Eh saudaraku Udin,kau punya berapa saudara?" Ucap meng Tian.
Mereka berdua mengobrol sampai pagi kadang tertawa bersama - sama ketika mereka pernah melakukan hal konyol. Mereka dengan patuh menjalani hukuman dari ayahnya Meng Tian meskipun tidak ada yang mengawasi.
Ketika sang Fajar telah menampakkan dirinya mereka masih saja mengobrol dengan diam berdiri ditempat. Tak lama kemudian ayahnya Meng Tian datang menghampiri mereka.
"Gimana? apa kalian sudah tahu apa kesalahan kalian wahai anak kurang ajar? ucap ayahnya Meng Tian sambil menatap mereka berdua.
" Sudah... jawab mereka serempak.
"Baguss..... kau Udin, ini dapat darimana dan apa manfaatnya? " ucap ayahnya Meng Tian menatap Udin sambil menunjukkan rokok yang diperoleh dari Meng Tian semalam.
"Ooo... rokok itu, rokok itu hasil ciptaanku paman dan untuk manfaatnya paman bisa melihatnya sendiri pada Meng Tian" ucap Udin santai.
Ayahnya Meng Tian lalu menoleh ke arah anaknya namun tak melihat apa - apa.
" Tunjukkan kekuatanmu saudaraku agar ayahmu tahu" ucap Udin.
Meng Tian yang mendengar perkataan Udin langsung menunjukkan Aura kekuatannya.
Wusshhh....
" I...I..Ini aura ranah pendekar emas tingkat 1" ucap ayahnya Meng Tian terkejut,ia tahu kekuatan Meng Tian kemarin ditingkat ranah pe ndekar perak tingkat 4, namun ia tak menduga kenaikan kultivasi anaknya naik drastis dalam 1 hari.
" gimana paman,apa paman sudah tahu manfaatnya?" ucap Udin.
Lalu ayahnya kembali menatap Udin seolah olah meminta penjelasan yang lebih detail.
"Apakah kenaikan kultivasi Meng Tian itu ada kaitannya dengan ini?" ucap ayahnya Meng Tian sambil menunjukkan kembali rokok yang dia pegang.
"Iya paman,tapi itu khusus orang yang berada dibawah ranah pendekar emas tingkat 1.jika diatasnya tidak akan berefek apapun." ucap Udin menjelaskan.
"Apakah kau masih memilikinya" ucap ayahnya Meng Tian.
"Masih banyak paman,apa paman mau? " ucap Udin santai.
"Iya aku mau,tapi itu untuk putriku Meng Yun" ucap ayahnya Meng Tian.
Mendengar rokok itu untuk Meng Yun tiba - tiba udin marah dan menjitak kepala ayahnya Meng Tian.
Adduhhh.... teriak ayahnya Meng Tian sambil mengelus kepalanya yang benjol akibat jitakan Udin.
"Mengapa kau memukulku Bocah Kurang ajar" ucapnya marah karena tak terima kepalanya dipukul.
"Mengapa aku memukulmu?? aku tidak akan memberikan sebatang rokok padamu jika itu untuk putrimu" Ucap Udin emosi,tanpa sadar Aura kekuatannya merembes....
" I....I..Ini aura ini" ucap ayahnya Meng Tian sambil menahan aura yang dikeluarkan Udin.Ia merasakan seperti tertindih sebuah gunung yang besar berlapis lapis dan tak lama keluar seteguk darah akibat tak mampu menahan aura yang dikeluarkan Udin.
Sedangkan untuk Meng Tian sendiri sudah pingsan karena tidak tahan dengan Aura kekuatannya Udin.
Aura milik Udin menyebar ke wilayah sekte Elang Emas sampai ke murid luar. Semua orang Pingsan karena tak kuat menahan aura yang dikeluarkan Udin.
*****
Tidak jauh dari sekte Elang Emas nampak ada seorang pria paruh baya sedang meditasi. pria paruh baya itu berada di ranah pendekar Nirwana tingkat 6 tiba - tiba membuka matanya terkejut. "Aura ini !!!!! tidak mungkin" ucap pria paruh baya keluar dari tempat meditasinya menuju tempat sektenya berada.
*****
ayahnya Meng Tian sudah tidak kuat menahan Auranya Udin dan hampir pingsan.
Tak lama kemudian datanglah pria paruh baya menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan di sekteku anak muda" ucap pria paruh baya.
"Tanyakan saja pada orang ini" ucap Udin sambil menunjuk ayahnya Meng Tian.
Pria paruh baya itu menatap cucunya yang hampir pingsan itu.
"Kumohon.. tarik kembali auramu itu anak muda" ucap pria paruh baya sopan karena ia tak mau membuat pemuda itu marah,jika dia marah maka yang ada sekte elang emas akan musnah dalam sekejap bahkan dirinya saja tak mampu melawan pemuda tersebut.
Ketika mendengar perkataan pria paruh baya tersebut Udin segera sadar dan menarik kembali Auranya. Lalu Udin menghampiri ayahnya Meng Tian dan memberikan pil penyembuh buatannya.
"Maafkan Udin paman,Udin tidak sengaja melakukannya,ini minumlah paman." Ucap Udin sambil meyerahkan pil tersebut.
ayahnya Meng Tian terkejut melihat pil lev 7 ada ditangannya.
""Cepat diminum paman, terkejutnya nanti saja" ucap Udin agak kesal lalu membantu ayahnya Meng Tian.
Pria paruh baya melihat apa yang dilakukan Udin nampak terkejut,ia berpikir bahwa pemuda itu mencari masalah di sektenya. karena dalam dunia kultivator rata - rata yang kuat akan menindas yang lemah.
ayahnya Meng Tian sudah pulih dengan segera,kemudian Udin mengampiri Meng Tian yang pingsan memberi sedikit energi Qinya agar Meng Tian segera sadar dan pulih seperti semula,tak lama kemudian Meng Tian pun sadar.
Setelah mereka sudah pulih,
"Meng Cheng Louh coba kau ceritakan apa yang sebenarnya terjadi disini " ucap pria paruh baya.
Mendengar pertanyaan dari kakek buyutnya itu, Meng Cheng Louh menceritakan apa yang tadi terjadi secara detail.
Ketika Meng Cheng Louh sudah selesai bercerita,kakek buyutnya itu kembali manatap Udin.
"Maafkan Udin paman,maafkan Udin kakek,itu tadi aku tidak sengaja tanpa sadar mengeluarkan Aura Udin. Sebab Udin tidak mau putrinya paman jadi perokok, kata Ibunya Udin,wanita perokok itu indentik dengan wanita nakal. namun pria perokok itu hal yang wajar.makanya Udin marah." ucap Udin menjelaskan.
"Kenapa kau tidak bilang tadi bocah kurang ajar...huh" ucap Meng Cheng Louh. dengan kesal.
" Ya maaf paman." ucap Udin sambil menggaruk - garukkan kepalanya yang tidak gatal itu.
" sudah - sudah kalian ini masih aja bertengkar" ucap kakek buyut Meng Cheng Louh.
" SIAPA YANG BERTENGKAR" ucap mereka serempak.
" Aiishhhhh... ayo cepat bantu aku tuk menyadarkan orang - orang yang pingsan itu" ucap Kakeknya Meng Cheng Louh.
" Ini semua salahmu wahai anak kurang ajar " ucap Meng Cheng Louh.
" Enak aja salahku,ini salah Paman" ucap Udin yang tak mau disalahkan.
DIAAAMMM!!!!! " teriak kakek buyut Meng Cheng Louh menggema.
Seketika itu mereka diam.
"Jika kalian masih bertengkar aku tidak segan - segan menghukum kalian berdua" ucap kakek buyut Meng Cheng Louh.
" Ayoo bergerak jangan diam disitu aja "
mereka pun bergerak menolong orang - orang yang pingsan didalam sekte elang emas.
setelah beberapa jam kemudian, semua orang yang ditolong sudah sadar semua.
Mereka berenam kini berada di ruang rapat sekte.(ditambah Meng Yun dan istrinya Meng Cheng Louh)
" Nak Udin,bisakah kau jelaskan mengapa nak Udin bisa sampai disini." ucap kakek buyut Meng Cheng Louh.
Mendapat pertanyaan itu Udin pun akhirnya bisa berkesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi,ia tak mau kesalahpahaman ini berlarut - larut.
Udin menceritakan semua yang terjadi dari awal ketemu dengan Meng Yun sampai ia tak sadar mengeluarkan auranya.
Begitu Udin selesai bercerita,Meng Cheng Louh menatap Meng Tian dengan mata melotot
Meng Tian yang melihat ayahnya matanya melotot itu ketakutan.
"Oooo... Begitu ceritanya. Ya..ya.. kakek paham" ucap kakek buyut Meng Cheng Louh sambil mengelus jenggotnya.
"Apakah nak Udin mau pergi dari sekte ini" Ucap ibunya Meng Tian.
" Iya bu. Udin tidak bisa tinggal lama - lama disini" ucap Udin.
" Nak Udin. Ibu mempunyai 1 permintaan. Ibu harap nak Udin mau melakukannya. " Ucap ibunya Meng Tian.
"Permintaan apa itu Bu,klu Udin sanggup pasti Udin akan melakukannya" ucap Udin.
" Permintaan Ibu itu adalah Ibu pengen nak Udin menikahi putriku Meng Yun" ucap Ibunya Meng Tian.
Meng Yun yang mendengar permintaan ibunya itu langsung pipinya memerah.
"Mohon maaf ibu,Udin tidak bisa menyanggupi permintaan Ibu. Udin sudah menikah dan mempunyai anak." ucap Udin.
mereka semua terkejut mendengar pengakuan Udin.
"Walaupun Udin tidak menikah dengan Meng Yun, Udin sudah menggangap bahwa Ibu sebagai Ibu kandungku sendiri " ucap Udin mencoba menghibur.
Ibunya Meng Tian mendengar itu langsung menangis terharu dan memeluk Udin.."Terima kasih ya nak Udin. Ibu sangat senang sekali."
" Tapi tidak untuk paman" ucap Udin.
Meng Cheng Louh yang mendengar itu langsung beranjak dari kursinya lalu duduk jongkok di pojok ruangan sambil menggambar lingkaran. Ia merasa sedih tidak dianggap Ayah oleh Udin.
Udin yang melihat ayahnya Meng Tian berjongkok di pojok ruangan segera menghampiri.
"Udin mau menganggap paman sebagai ayah jika paman mau menghukum Meng Tian" ucap Udin.
Mendengar Udin berkata seperti itu,ia pun menoleh ke arah Udin.
"Bagaimana paman, apa paman sanggup?" ucap Udin
"Ayah sanggup melakukannya wahai anakku yang sangat tampan ini" ucap Meng Cheng Louh dengan rasa senang dan terharu.
"Ehh....Bagaimana ayah bisa tahu bahwa Udin sangat tampan?" ucap Udin Heran.karena selama ini ia memakai topeng di dalam sekte.
"Aku kan Ayahmu,jadi wajar dong jika tahu wajah anaknya" ucap Meng Cheng Louh dengan bangga sambil menepuk dadanya.
Kemudian Udin membuka topeng wajahnya.
Semua orang menjatuhkan rahangnya serta mimisan.
" Kenapa hidung kalian berdarah? " ucap Udin tanpa dosa.
mendengar perkataan Udin mereka tersadar tapi tidak dengan Meng Yun yang masih menatap Udin tanpa berkedip matanya belom tersadar.
Meng Tian yang melihat reaksi adiknya itu muncul niat jahilnya,lalu mendekati adiknya.
"Pemuda itu sungguh tampan ya dik" ucap Meng Tian.
Di jawab anggukan oleh adiknya
"Apakah kau menyukainya?" ucap Meng Tian
Dijawab anggukan lagi
"Apakah adik mau menikah dengan dia" ucap Meng Tian
dijawab angguk lagi
" Bilang dong sama ibu,bahwa adik mau menikah dengan Udin" ucap Meng Tian
lalu Meng Yun menoleh kesamping melihat kakaknya," Isshhh....Kakak jahatttt" ucap Meng Yun ketika tersadar dikerjai oleh kakaknya.
Ha...Ha....Ha.....Ha.... Meng Tian tertawa.
Kakek buyut Meng Cheng Louh,Meng Cheng Louh dan Istrinya yang melihat kejahilan Meng Tian hanya geleng - geleng kepalanya.
"Nganu...Maaf Pa...Ayah ini ada Pil buat Meng Yun." ucap Udin sambil menyodorkan botol yang berisi pil energi,pil pondasi,pil penyembuh.
Namun sang ayah menolak lalu menunjuk ke arah Meng Yun.
Udin paham akan kode tersebut lalu mendekati Meng Yun.
" Adik Yun,ini Kak Udin punya sesuatu untukmu."ucap Udin sambil menyerahkan botol itu.
Cieeeee.... Cieeeee......
pletaakk.
Adoohhh...
"sakit tahu" ucap Meng Tian kesakitan.
"Makanya jangan jahil terus" ucap Udin yang tadi menjitak kepalanya Meng Tian.
"Terima kasih kak Udin" ucap Meng Yun dengan pipi merah merona.
"Iya sama - sama adikku yang sangat cantik ini" ucap Udin.
mendengar pujian dari Udin,seketika itu juga mukanya Meng Yun bagaikan kepiting rebuss.
"Heh??Adik Yun ... Apa kau sakit?? " ucap Udin sambil meraba - raba keningnya Meng Yun.
Meng Yun yang memdapatkan perlakuan dari Udin gak kuat menahannya lalu pingsan.
Udin kaget melihat Meng Yun pingsan.
" Ayah,..kenapa adik Yun pingsan" ucap Udin polos.
"tidak apa - apa mungkin adikmu kelelahan saja" ucap sang ayah
" Dia itu sebenarnya suka denganmu Dodol .." ucap Meng Tian kesal.
"Dodol???" Ucap Udin memastikan tak salah dengar.
"Iya Dodol,sebelomnya kau pernah menyebut kata itu,ya aku ikut - ikutanlah saudaraku.
bibir Udin berkedut kedut ketika mendengar penjelasan Meng Tian...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Edy Sulaiman
Udin kan udah lama gk ketemu istrinya go pa2 cari istri di dunia kultivator..
2024-09-26
0
ciru
😅😁😄😆😂🤣🤣🤣jadi ketawa2 sendirian
2023-09-19
1
Anie Marieta
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-13
0