Devano.

Devano atau Vano sama saja panggilan beda itu hanya sebatas panggilan tidak bisa merubah segala nya termasuk sifat irit bicara Vano sama orang baru atau orang lain.

Bisa di katakan dia sombong namun kembali lagi sebab dia melakukan itu tidak merugikan orang maka dia merasa bodo amat sebab si amat tidak bodoh lagi.

Perawakan yang nyaris sempurna di tambah dengan kekayaan yang melimpah maka kesombongan dia tidak di ragu kan lagi tapi itu semua jika di lihat sekilas mata bagi orang baru yang menemui dia.

Walau dia punya sifat demikian tapi jangan salah dia sangat royal terhadap karyawannya.

Jika ingin mendengar suara Vano sama saja seperti menginginkan sebuah mutiara yang mana kita harus menyelam ke dasar lautan lalu mencari lagi di dalam pasir yang menutupi kerang sebab mutiara hanya ada di sebuah kerang.

Di setiap langkah kaki Vano maka selalu ada Rendra yang selalu setia menemani.

Ibarat kata dimana ada Vano maka di belakang nya selalu di ikuti sama Rendra.

Bahkan jika ada orang yang meminta tolong sama Ren maka tidak akan di gubris sebab di pendengaran Ren hanya ada suara Vano maka hanya akan menuruti perintah Vano.

"Ren jadwal hari ini apa? "

Ya Vano hanya akan mengeluarkan suara saat bersama Ren saja jika di depan orang lain seperlunya saja.

"Meeting dengan perusahaan Y tuan,siang makan siang bersama serta untuk tanda tangan kontrak kerja sama yang sudah di sepakati sebelum nya dan sorenya kunjungan ke lokasi proyek pembangunan apartment,"

Jelas Ren menjabarkan kegiatan Vano satu hari ini dan juga.

"Apa lagi?"

Vano tau ada yang kurang dari penjelasan Ren, sebab Vano jarang hampir tidak pernah pulang cepat jika tidak perlu.

"Dan malam tuan Randi mengajak bertemu di sebuah club tuan,"

Walau sudah sering ini terjadi entah mengapa Ren merasa takut buat mengasih tau.

"Saya sudah tau Ren, dan siapkan seperti biasa sebab dia tidak akan datang sendiri,"

Ini yang Vano suka dari mereka yang menjalin kerja sama dengan perusahaan Evil's group milik Vano.

Namun ada satu hal yang tidak ketahui oleh semua orang dan itu tetap menjadi rahasia mereka berdua.

"Siap tuan,"

Setelah itu Ren keluar melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.

Ruangan mereka bersebelahan hingga saat Vano butuh Ren tidak perlu menunggu lama.

Waktu terus bergulir dan kini sudah menunjukkan jam makan malam.

Baik Vano atau Ren sedang bersiap untuk datang ke sebuah club atas undangan tuan Randi.

Tidak butuh waktu lama mereka sudah selesai bersiap dan akan berangkat segera ke sana.

Sampai di tempat yang sudah di janji kan mereka masuk ke dalam ruangan VIP buat bertemu Randi yang sudah menghubungi Ren tadi.

"Selamat malam tuan Vano, silahkan duduk,"

Randi menyambut ramah kedatangan Vano sambil mengulurkan tangan namun tidak di sambut Vano melainkan Ren saja sebagai bentuk menghargai klien.

Sombong sekali, kesal Randi dalam hati.

"Malam tuan Randi,"

Ya seperti biasa hanya Ren yang akan bicara serta menyampaikan hasil keputusan setelah melihat ke arah Vano.

"Baik lah kalau begitu langsung saja tuan Vano kita mulai,"

Mereka membincangkan kerja sama yang sudah mulai berjalan serta membahas beberapa hal hingga mereka sama sama mencapai kesepakatan yang mana akan menguntungkan kedua belah pihak.

"Baik lah tuan Vano makasih buat waktu nya dan sebagai jadi nya kerja sama kita saya ada hadiah buat tuan,"

Tidak lama masuk seorang wanita cantik berpakaian seksi ke sana lalu duduk di samping Randi.

"Kamu layani tuan Vano jangan buat dia kecewa,"

Perintah Randi pada wanita itu.

"Baik tuan,"

Balas dia singkat.

"Bagaimana tuan? dan saya jamin dia masih ori,"

Setelah merasa cukup berbincang mereka menyelesaikan obrolan dan Vano pergi bersama Ren serta wanita tadi.

"Ren kamu tau apa yang harus kamu lakukan,"

Sampai di mobil mereka melaju meninggalkan club itu yang mana wanita itu ikut bersama.

Di dalam mobil.

"Nona tau apa tugas nona sekarang?,"

Tanya Ren pada wanita itu.

"Tau tuan, buat melayani tuan Vano,"

Ya memang itu yang di jelaskan Randi tadi pada dia, jadi sudah tau tugas dia sekarang.

"Baik lah saya harap nona tidak buat saya kecewa, anda tau kan apa akibat jika sudah berani membuat tuan Vano walau hanya sedikit kesal,"

Ren hanya ingin yang terbaik buat tuanya.

Tidak ingin ada kesalahan sedikit pun.

Sebab tempramen Vano sangat tinggi jika sudah ada yang berani mengusik.

"Baik tuan,"

Dia juga sadar apa tugas nya dan juga sudah mendapatkan bayaran sebelum masuk ruangan club tadi.

\=\=\=\=\=

"Bagaimana Ren?"

Sejak malam itu sudah beberapa hari juga berlalu.

Semua masih berjalan dengan normal seperti biasa.

"Semua sudah saya urus tuan dan saya yakin dia tidak berani lagi mengusik,"

Ya inilah Ren, jika bicara sama Vano jalur telepati juga bisa.

"Sekarang kita pulang Ren, mama sudah tidak sabar buat ngomel,"

Dengan patuh Ren ikuti dan siap mengantar Vano menuju rumah nyonya Smith.

Sampai di sana Vano sudah di sambut sama nyonya Smith yang lagi berdiri di tepi teras.

"Sore mom,"

Walau di luar Vano sombong terhadap siapa saja tapi jika berhadapan sama sang mommy nilai kesopanannya sangat lah tinggi.

Namun beribu sayang tidak ada yang tau hanya mereka bertiga saja bahkan di depan keluarga besar pun tidak pernah Vano perlihatkan.

"Aduh anak ganteng mommy datang juga, mommy kira nggak tau jalan pulang lagi.

Ayo masuk, Ren ke dalam sana sebelum dia ngamuk,"

Dengan patuh Ren segera masuk dan menuju halaman belakang.

Sedangkan Vano di ajak mommy duduk di ruangan keluarga.

"Gimana udah dapat mantu mommy?"

Nah kan ini yang paling Vano malas, ingin rasanya tidak pulang tapi tidak mau jadi anak durhaka juga.

"Nggak ada yang jual mom,"

Hingga Vano dapat satu cubitan maut yang mendarat sempurna di pinggang Vano.

"Bukan di beli tapi di cari Vano, purcuma punya wajah ganteng nggak ada dua gini kalau nggak laku.

Malu sama Ren,"

Dengus mommy yang kesal sama anak kesayangannya ini.

"Itu juga masalah nya mom, yang di cari itu saat kita punya tapi menghilang baru di cari.

Tapi kalau gini beda cerita,"

Tidak salah dia jadi pengusaha sukses di usia muda kalau punya mulut sangat pintar buat menjawab.

"Tau ah mommy pusing dengar jawaban kamu yang itu mulu.

Mending mommy masak, ingat jangan lupa pesan mommy.

Kalah tender nggak seberapa sakit tapi di langkahi adik apa lagi asisten sendiri itu yang nyes,"

Tinggal Vano di sana sendiri lalu memutuskan buat ke kamar membersihkan diri.

Masalah jodoh nanti di fikirkan lagi, yang terpenting mandi dulu.

Di halaman belakang.

"Sorry,"

Lirih Ren duduk di samping wanita cantik yang lagi asik membaca buku.

Sapaan Ren saja tidak dia jawab atau melihat ke arah Ren.

Menggenggam tangan mungil itu yang bahkan jika di lihat tangan itu tertelan sama tangan besar Ren.

"Jangan marah dong,"

Ya siapa saja yang dingin, jutek, sombong di luar tapi akan tetap lembut sama orang terkasihnya termasuk Ren.

Ya mereka sudah menjalin hubungan sejak wanita cantik itu masih duduk di bangku menengah atas kelas dua hingga sekarang kuliah semester lima lebih kurang sudah berjalan empat tahun.

"By jangan diam aja dong,"

"Beb,"

Ini yang paling Ren malas sikap diam dia tapi untung sayang.

Hubungan mereka terjalin bukan Ren memanfaat kan posisi dia sebagai asisten Vano tapi itu murni perasaan tulus Ren buat dia tidak ada maksud terselubung.

"Besok jam tujuh Steva tunggu,"

Akhirnya buka suara juga meski besok Ren harus mutar otak agar bisa pulang cepat.

"Iya beb besok pasti aku datang,"

Ren cukup paham waktu mereka sedikit jadi sebisa mungkin akan Ren usahakan pujaan hatinya tidak kecewa.

Selama ini hubungan mereka lancar hanya terkendala waktu berjumpa yang singkat.

Dan juga kadang Steva memanfaat kan mommy menyuruh Vano pulang agar bisa bertemu Ren, licik tidak sih tapi dia adik Vano jadi tidak perlu heran lagi.

Saat makan malam mereka berempat sudah mengambil posisi duduk di kursi meja makan dengan Ren duduk di sebelah Steva.

Selesai makan.

"Kak Steva mau ngomong,"

Kini mereka lagi duduk di ruangan keluarga dengan di temani minuman serta buah.

"Iya kakak tau, tapi ingat jangan pulang malam.

Berangkat sore aja,"

Vano sudah tau segala hal tentang Steva, makanya sudah bisa di tebak apa yang mau Steva bilang.

Awal mula Ren membahas perasaan nya terhadap Steva pada Vano bukan perkara mudah mendapatkan restu harus melalui rintangan dulu namun hanya Ren saja sebab Vano tidak mau adik nya di sakiti dan hubungan nya sama Ren berantakan.

Ren bisa membuktikan semua itu setelah satu tahun menjalani tantangan hingga akhirnya hubungan sama Steva terjalin.

"Makasih kak, Steva sayang kak Vano,"

Langsung saja Steva memeluk Vano tidak lupa mengecup sekilas pipi Vano lalu menjaga jarak sedikit jauh dari jangkauan Vano agar jidat Steva tidak kena jitak karena Vano paling malas kalau di cium.

Kalau mencium mau kali ya, ya jelas mau lah ya kali tidak mau.

"Van nggak malu sama Steva?"

Sanggah mommy bahagia melihat anak nya akur.

"Nggak mom, Vano kan pakai baju,"

Ya kali tidak ngerti kata sindiran, dasar Vano kepala batu jadi bodo amat.

"Iya lah masih pakai baju, orang tukang buka nya belum punya.

Udah mommy mau tidur, pusing,"

Meninggalkan ketiga anak muda yang beda isi kepala itu.

Yang sepasang sibuk curi pandang dan satu nya lagi tidak peduli sekitar.

"Biasanya kan buka baju sendiri, mommy mulai aneh,"

Ikut masuk ke kamar juga namun sebelum itu.

"Jangan malam malam tidur nya, besok kuliah,"

Memperingati Steva agar segera tidur juga.

"Ya udah by aku antar ke kamar,"

Steva hanya nurut saja di antar Ren.

Sampai di depan kamar Steva Ren menghentikan langkah begitu juga Steva lalu sebelum Steva masuk Ren meninggalkan kecupan selamat malam di kening Steva.

"Mimpi indah, night beb,"

Setelah cukup itu Ren berlalu menuju kamar yang biasa dia tempati di rumah ini.

Episodes
1 Sebuah Kenyataan.
2 Devano.
3 Grizella.
4 Meet.
5 Calling.
6 Interview.
7 Dunia Rendra.
8 Kekesalan Grizella.
9 Hari Pertama.
10 Seperti Kejam.
11 Ide konyol.
12 Apa Ini Kebiasaan Tuan Vano?.
13 Berhak Menentukan.
14 Sungguh Gila Kau Bos.
15 Pernikahan Kilat.
16 Kegundahan Grizella.
17 Pernikahan Apa Ini?.
18 Sampai Kapan?.
19 Egois dan Pemaksa.
20 Berguru pada Ren.
21 Penyusup atau menelusup.
22 Perjodohan Suami.
23 Mulai Dari Berteman.
24 Bertemu Stevani.
25 2G.
26 Kegundahan atau Kepanasan.
27 Sabar Menanti.
28 Tiga Suami.
29 Rasa Tidak Tau Diri.
30 Rasa Dalam Diam.
31 Vano Kepanasan.
32 Keanehan Griz.
33 Kebodohan Griz.
34 Permintaan Grizella.
35 Rasa Sayang Vano.
36 Sedih atau Bahagia.
37 Jodoh Suami.
38 Menyendiri.
39 Kebencian Griz.
40 Makin Benci.
41 Usaha Dulu.
42 Ruangan Rahasia.
43 Merasa Bebas.
44 Merasa Tidak Asing.
45 Calon Istri Suami.
46 Berpisah Dengan Glen.
47 Kondisi Griz.
48 Sudah Saatnya.
49 Sebentar Lagi.
50 Foto Teman Kecil.
51 Sebenarnya Cinta.
52 Love Until Now.
53 Sesama Budak .
54 Kemarahan Vano.
55 Rencana Makan Malam.
56 Perkara I Love You.
57 Perhatian Tiga Suami.
58 Cukup Dua Pasang.
59 Hilang Lagi.
60 Bertemu Sahabat.
61 Hampir Baku Hantam.
62 Amukan Mama Vano 1.
63 Bisa Menerima.
64 Aib Vano.
65 Menggoda Grizella.
66 Si Mesum Ren.
67 Tidak Terima.
68 Keluarga Vano.
69 Badan badmood mulut goodmood.
70 Kurang Nafas.
71 Keluarga Dunia Maya.
72 Rencana Gagal.
73 Ulah Vano dan Griz.
74 Kehangatan Keluarga.
75 Menuju Kampung Grizella.
76 Senior Di Lawan.
77 Bertemu Lagi.
78 Sudah Mulai Aktif.
79 Berkumpul.
80 Rencana Resepsi.
81 Destinasi Wisata.
82 Tidak Bertemu.
83 Begini Rasanya.
84 Harus Di Sadarkan.
85 Di Tampar Kenyataan.
86 Malunya Tidak Bisa Nego.
87 Menguras Rekening.
88 Tidak Nyangka.
89 Ini Ide Siapa?.
90 Akhirnya Jumpa.
91 Pengantin Kabur.
92 Ada Ada Saja.
93 Trauma Grizella.
94 Akhir Kisah Kelam.
95 Masih Honeymoon.
96 Kok Tiba Tiba Aneh.
97 Grizella.
98 Untung Cinta.
99 Untung Cinta.
100 cerita baru== Ibu Mertua Kejam : Bukan Menantu Idaman
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sebuah Kenyataan.
2
Devano.
3
Grizella.
4
Meet.
5
Calling.
6
Interview.
7
Dunia Rendra.
8
Kekesalan Grizella.
9
Hari Pertama.
10
Seperti Kejam.
11
Ide konyol.
12
Apa Ini Kebiasaan Tuan Vano?.
13
Berhak Menentukan.
14
Sungguh Gila Kau Bos.
15
Pernikahan Kilat.
16
Kegundahan Grizella.
17
Pernikahan Apa Ini?.
18
Sampai Kapan?.
19
Egois dan Pemaksa.
20
Berguru pada Ren.
21
Penyusup atau menelusup.
22
Perjodohan Suami.
23
Mulai Dari Berteman.
24
Bertemu Stevani.
25
2G.
26
Kegundahan atau Kepanasan.
27
Sabar Menanti.
28
Tiga Suami.
29
Rasa Tidak Tau Diri.
30
Rasa Dalam Diam.
31
Vano Kepanasan.
32
Keanehan Griz.
33
Kebodohan Griz.
34
Permintaan Grizella.
35
Rasa Sayang Vano.
36
Sedih atau Bahagia.
37
Jodoh Suami.
38
Menyendiri.
39
Kebencian Griz.
40
Makin Benci.
41
Usaha Dulu.
42
Ruangan Rahasia.
43
Merasa Bebas.
44
Merasa Tidak Asing.
45
Calon Istri Suami.
46
Berpisah Dengan Glen.
47
Kondisi Griz.
48
Sudah Saatnya.
49
Sebentar Lagi.
50
Foto Teman Kecil.
51
Sebenarnya Cinta.
52
Love Until Now.
53
Sesama Budak .
54
Kemarahan Vano.
55
Rencana Makan Malam.
56
Perkara I Love You.
57
Perhatian Tiga Suami.
58
Cukup Dua Pasang.
59
Hilang Lagi.
60
Bertemu Sahabat.
61
Hampir Baku Hantam.
62
Amukan Mama Vano 1.
63
Bisa Menerima.
64
Aib Vano.
65
Menggoda Grizella.
66
Si Mesum Ren.
67
Tidak Terima.
68
Keluarga Vano.
69
Badan badmood mulut goodmood.
70
Kurang Nafas.
71
Keluarga Dunia Maya.
72
Rencana Gagal.
73
Ulah Vano dan Griz.
74
Kehangatan Keluarga.
75
Menuju Kampung Grizella.
76
Senior Di Lawan.
77
Bertemu Lagi.
78
Sudah Mulai Aktif.
79
Berkumpul.
80
Rencana Resepsi.
81
Destinasi Wisata.
82
Tidak Bertemu.
83
Begini Rasanya.
84
Harus Di Sadarkan.
85
Di Tampar Kenyataan.
86
Malunya Tidak Bisa Nego.
87
Menguras Rekening.
88
Tidak Nyangka.
89
Ini Ide Siapa?.
90
Akhirnya Jumpa.
91
Pengantin Kabur.
92
Ada Ada Saja.
93
Trauma Grizella.
94
Akhir Kisah Kelam.
95
Masih Honeymoon.
96
Kok Tiba Tiba Aneh.
97
Grizella.
98
Untung Cinta.
99
Untung Cinta.
100
cerita baru== Ibu Mertua Kejam : Bukan Menantu Idaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!