.
.
.
Pagi hari seperti biasa, jam lima pagi Azkia sudah bangun dan berkutat di dapur,
menyiapkan sarapan untuk semua penghuni rumah dan untuk bekal Davin ke sekolah. Sejak menjadi seorang ibu, memasak adalah bagian dari rutinitas pagi yang wajib bagi Azkia, memastikan putranya mendapat asupan gizi dan vitamin yang cukup untuk memulai hari.
"Hm..hm..hm..! hm..hm...". Azkia bersenandung kecil, sedangkan kedua tangannya dengan cekatan meracik bumbu dan menumisnya di atas wajan, menambahkan beberapa sayur dan juga nasi sebagai bahan terakhir.
"Hemm...wanginya..., nasi goreng buatan mommy Azkia sudah siap dihidangkan". dengan penuh semangat Azkia menuang nasi goreng buatannya ke dalam wadah,tak lupa dengan telur dadar sebagai pelengkap.
"Beres..." seru Azkia seraya mengangkat nasi goreng itu untuk di bawanya ke meja makan.
"Astaga...!!". pekik Azkia yang terkejut mendapati Darren berdiri di belakangnya dengan menyandarkan tubuhnya di pintu, saking terkejutnya hingga nasi goreng yang ia bawa nyaris terlepas dari tangannya.
"Ka..kamu? ba..bagaimana kamu bisa masuk?". ucap Azkia terbata, bukankah pintu depan masih terkuci? dan dia juga tidak mendengar suara bu Fatma, Maya ataupun Davin sejak tadi.
"Tentu saja aku lewat pintu sayang, apa kamu berfikir aku masuk dengan menembus tembok?" ucap Darren santai dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya.
Sudah cukup lama Darren berdiri di situ menyaksikan Azkia yang sedang berkutat dengan peralatan masaknya, bahkan ia sudah beberapa kali tersenyum mendengar celotehan wanita yang ia cintai itu.
"Tiba-tiba saja semalam aku sangat merindukanmu, jadi aku datang kesini untuk menemuimu, tapi begitu aku sampai disini ternyata kamu sudah tidur, jadi aku putuskan menginap disini, dan mungkin akan seterusnya tinggal disini!!". tambah Darren dengan nada santai.
"Se..semalam?? kenapa aku tidak tahu?? dan, apa maksudmu dengan seterusnya akan tinggal di sini??". Azkia menatap Darren dengan raut wajah bingung, pria ini walaupun terlihat santai tapi patut untuk di waspadai.
"Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan semua kemewahan Bimantara demi bisa hidup bahagia bersama kamu dan juga Davin, jadi kamu harus bertanggung jawab dan secepatnya bersedia menikah denganku agar aku tidak menyesal telah mengambil keputusan yang sangat berat dalam hidupku ini". ucap Darren dengan nada sedih yang di buat-buat.
Setelah pertengkarannya dengan tuan Darma semalam Darren langsung mengemasi beberapa pakaiannya dan pergi dari rumah itu tanpa membawa harta apapun, meninggalkan semua aset yang ia dapatkan dari Bimantara, bahkan Darren meninggalkan mobil mewahnya dan menaiki taksi untuk sampai di rumah bu Fatma.
"Memangnya siapa yang menyuruhmu untuk meninggalkan keluarga terpandangmu itu?". sungut Azkia lalu berjalan ke arah meja makan tanpa menoleh kearah Darren sedikitpun.
"Itu namanya pengorbanan sayang! seharusnya kamu senang karena aku lebih memilih meninggalkan semua kemewahan itu demi untuk bersamamu dan juga putra kita". ujar Darren yang mengekor kemanapun Azkia melangkah.
"Waaahhh....manis sekalii...! senangnya ada yang mau berkorban untukku dan juga putraku!". tutur Azkia dengan wajah gemas menatap ke arah Darren yang masih setia di belakangnya.
Mendengar kata manis yang Azkia ucapkan membuat hati Darren melayang tinggi menuju planet saturnus, menari-nari bersama ribuan bintang yang tampak elok di sekelilingnya. Tapi di detik berikutnya.....
"Lebih baik cepat pergi dari sini kalau urusanmu sudah selesai, tidak enak kalau sampai tetangga tahu ada pria asing menginap disini". sungut Azkia dengan nada ketus, bagaimana bisa ibu angkatnya itu mengijinkan seorang pria menginap di rumahnya, apa kata tetangga kalau sampai mereka tahu.
"Selamat pagi calon mantu...!!". sapa bu Fatma yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Selamat pagi juga buk !!". sahut Darren dengan senyuman.
"Bagaimana tidurnya semalam? nyenyak?". tanya bu Fatma yang terdengar bersemangat.
"Iya, bahkan saya belum pernah tidur senyenyak tadi malam". jawab Darren dengan menatap Azkia yang terlihat kesal.
"Ibu kenapa kasih ijin dia menginap di sini? kalau tetangga ada yang tahu terus mereka mikir yang macam-macam bagaimana?". keluh Azkia menatap sang ibu angkat dengan kesal.
"Tetangga kita itu semuanya orang-orang baik, jadi kamu tidak perlu khawatir berlebihan seperti itu ". jawab bu Fatma santai.
Mendengar semua itu Azkia hanya terdiam dengan mulut yang menganga lebar, tidak tahu apa yang harus ia ucapkan untuk membalas ucapan bu Fatma yang memang benar adanya.
Tapi kenapa ucapan ibunya itu terdengar seolah sedang membela pria menyebalkan ini.
"Pergilah mandi nak, setelah itu kita sarapan bersama, jangan lupa bangunkan Davin juga". ucap bu Fatma yang terdengar sangat manis.
"Oh iya, aku sampai lupa kalau harus membangunkan anak itu". seru Darren dan bergegas masuk ke kamar putranya.
"Ibu kenapa jadi belain dia sih?? sampai mengijinkan dia menginap segala!!". sungut Azkia setelah Darren masuk ke kamar Davin.
"Hei..! jangan marah-marah seperti itu nanti kamu cepat tua, ibu tidak membela dia, ibu hanya ingin melihat cucu kesayangan ibu bahagia mempunyai papa seperti teman-temannya yang lain, lagian nak Darren itu kan papa kandungnya Davin, jadi kamu harus memberikan dia kesempatan untuk menebus kesalahannya dimasa lalu". ucap bu Fatma panjang lebar yang membuat Azkia semakin terbengong mendengarnya.
"Sudah ah, ibu mau ke tukang sayur dulu". ucap bu Fatma yang sudah melenggang pergi tanpa memperdulikan Azkia yang masih terbengong.
**
Kediaman Bimantara..
"Bagaimana Hesti? apa kamu sudah mendapatkan informasi yang aku suruh?". bisik nyonya Hera saat berada di taman belakang. Merawat bunga-bunga kesayangannya yang ia tanam sendiri untuk mengurangi kebosanannya.
"Sudah nyonya". ucap Hesti yang juga ikut berbisik.
Tanpa banyak bicara nyonya Hera menarik tangan Hesti menuju tempat yang tidak terjangkau oleh cctv, tempat di sudut taman dengan beberapa pohon besar yang sangat rindang.
"Informasi apa yang kamu dapatkan?". ucap nyonya Hera tak sabaran.
"Anak laki-laki yang bersama tuan muda kemarin itu bernama Davin Azka Rafasya, dia adalah putra dari nona Azkia Ayudisha wanita yang kemarin kita lihat bersama tuan muda nyonya, dan ayah anak itu adalah...tuan muda Darren ". ucap Hesti dengan pelan.
"Apa kamu tidak salah mendapatkan informasi? bagaimana mungkin Darren sudah mempunyai anak sebesar itu tanpa sepengetahuan siapapun". dalam hati nyonya Hera merasa senang jika anak laki-laki itu benar anak Darren, karena itu artinya ia sudah mempunyai cucu, tapi sisi lain hatinya juga merasa ragu, tidak mungkin hal sebesar ini lolos dari pengawasan suami dan juga ayah mertuanya yang selalu mengawasai Darren selama dua puluh empat jam.
"Orang suruhan saya sudah menyelidikinya secara detail nyonya, jadi tidak mungkin salah, bahkan tuan muda sudah melakukan tes DNA dengan anak itu secara diam-diam". ucap Hesti dengan yakin.
.
.
.
💖Bersambung....
.
👉 jangan lupa kasih like,vote dan komen buat author ya! biar authornya tambah semangat nulisnya💙💙💙💙
.
.
💗Makachiii....😙😙😙
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
ダンティ 妹
mantap
2021-10-19
0
Umi Ningsih Mujung
❤️
2021-10-19
0