.
.
.
Pintu lift terbuka,Darren melangkah keluar dengan santai seolah tidak melakukan kesalahan apapun,sedangkan Azkia jangan ditanya lagi,sampai sekarang jantungnya masih berdegub tak beraturan karena ulah pria menyebalkan di sampingnya ini.
Azkia semakin gugup saat semua mata seolah tertuju padanya, atau mungkin tertuju pada sosok Darren yang memang menjadi idola kaum hawa.
Walaupun berwajah datar dan jarang tersenyum tapi semua karyawan wanita begitu mengagumi Darren yang terlihat sangat berwibawa,bahkan ada beberapa dari mereka yang selalu mencuri pandang ketika sang Ceo kebetulan lewat di depan mereka.
Tapi sekarang bukan itu yang menjadi pusat perhatian para karyawan, mereka justru memperhatikan sosok wanita cantik yang berjalan disisi sang Ceo dengan menggandeng tangannya mesra,bahkan Ceo Bimantara yang selalu berwajah datar itu kini tampak tersenyum sumringah.
"Lihat kan,semua orang memperhatikan kita?". bisik Azkia yang sedikit meremas lengan Darren untuk mengurangi kegugupannya.
Mendengar bisikan seperti itu dari wanita yang berdiri di sampingnya Darren justru tersenyum dan menghentikan langkahnya tepat di tengah-tengah lalu lalang para karyawan.
"Perhatian semuanya". seru Darren dengan suara lantang yang membuat semua karyawan menghentikan aktifitasnya .
"Wanita yang sekarang berdiri di samping saya ini adalah calon istri saya, jadi jangan sampai saya mendengar pembicaraan apapun tentang dia,apa kalian mengerti?".
" Mengerti pak ". jawab semua karyawan serempak.
Memakai masker dan kaca mata hitam milik Darren ditambah rambutnya yang di gerai membuat tidak ada seorang pun yang menyadari jika wanita yang kini bersama sang Ceo itu adalah Azkia yang setiap hari bekerja sebagai cleaning servis.
"Ya Tuhan...,tadi dia sudah menciumku dan sekarang dia mengatakan aku calon istrinya di depan banyak orang, dasar pria tidak waras, menyebalkan!!". gerutu Kia dalam hati dengan mencubit lengan Darren karena kesal.
"Auh..sakit sayang!!". Darren mengusap lengannya yang sebenarnya sama sekali tidak terasa apapun dengan ekspresi kesakitan.
"Drama...!!". seru Azkia yang menatap tajam wajah Darren,Azkia tahu jika Darren hanya berpura-pura kesakitan karena ia tidak mencubitnya dengan sungguh-sungguh.
Darren hanya tersenyum menatap Azkia yang terlihat sangat kesal,andaikan wajah Azkia tidak tertutup masker dan kaca mata hitam, pasti ia bisa melihat wajah lucunya saat marah seperti itu.
Semua karyawan terpana melihat sang Ceo dan calon istrinya yang terlihat sangat romantis, ditambah lagi dengan senyuman Darren yang tidak pernah mereka lihat.
"Seandainya pak Darren tersenyum seperti itu setiap hari,pasti ruangan ini akan terasa dingin walaupun tanpa ac". bisik seorang karyawan wanita pada temannya.
"Kamu benar, tapi sayang.., senyum pak Darren itu sangat langka dan hanya di tujukan pada calon istrinya ". sahut karyawan wanita yang lain dengan nada kecewa.
Darren terlihat menajamkan tatapannya saat menyadari ada beberapa karyawan pria yang menatap kagum pada Azki yang memang terlihat sangat cantik.
Darren kembali melanjutkan langkahnya keluar dari gedung Bimantara dengan merangkul pundak Azkia dengan posesif,seolah memberi tahu pada semua orang jika wanita ini adalah miliknya dan tidak boleh ada yang mengganggunya.
Satu jam kemudian....
Terlihat keluarga kecil yang tampak bahagia itu kini sedang menikmati makan siangnya di sebuah restauran yang berada di pusat perbelanjaan terbesar di kota itu.
Azkia menatap dua pria di depannya dengan seksama,Darren dan Davin memang mempunyai banyak kemiripan,bukan hanya wajahnya saja yang mirip,bahkan cara mereka makan pun sama.
"Dilihat dari segi manapun mereka memang seperti ayah dan anak kan ". batin Azkia bermonolog.
"Setelah ini kamu ingin pergi kemana boy?". Darren bertanya setelah menghabiskan makan siangnya.
"Bagaimana kalau ke arena permainan,sudah lama sekali Davin tidak bermain gem disana". ungkap Davin dengan wajah berbinar.
"Baru minggu lalu kita pergi kesana bersama tante Maya dan aunty Mel,dan sekarang kamu bilang sudah lama sekali!!". tegur Azkia pada putranya.
"Iya,tapi hanya bermain sebentar lalu pulang". ucap Davin dengan wajah cemberut.
"Bagaiman kalau papa yang temani kamu bermain?". tawar Darren menatap wajah putranya yang terlihat cemberut.
"Papa serius?". tanya Davin penuh harap.
"Tentu saja boy ". sahut Darren dengan senyuman.
"Yes..!!". sorak Davin yang terlihat sangat senang.
Sementara Azkia menghela nafas berat sembari menatap dua orang yang kini terlihat sangat kompak.Sudah dipastikan dirinya akan sangat bosan menunggu mereka bermain sampai berjam-jam.
*
"Kalian bermainlah, aku akan menunggu di sini ". ujar Kia menunjuk salah satu bangku yang tak jauh dari arena permainan.
Darren menghentikan langkahnya dan menghampiri Azkia yang masih berdiri di depan pintu masuk arena permainan.
"Ini..,ambillah ". Darren menyodorkan sebuah kartu tanpa batas berwarna hitam ke hadapan Azkia.
"Untuk apa ?". tanya Azkia heran.
"Aku tahu kamu akan bosan jika menunggu kami bermain,jadi gunakan kartu ini untuk berbelanja atau membeli apapun yang kamu inginkan!! ucap Darren lagi dengan meletakkan kartu itu di telapak tangan Azkia.
"Oke, tapi jangan menyesal ya kalau aku menghabiskan isinya!!". ucap Azkia setelah beberapa saat terdiam menatap kartu di tangannya.
"Aku akan senang kalau kamu bisa menghabiskan isinya sayang". ucap Darren dengan mengecup kening Azkia sebelum berlalu pergi menyusul Davin yang sudah bermain di arena permainan.
"Dasar tidak tahu malu,mencium orang di tempat umum seperti ini". gerutu Azkia yang merasa malu karena beberapa orang sedang memperhatikannya.
"Aku bilang akan menghabiskan uangnya, tapi kenapa tanggapannya sesantai itu!!". gerutu Azkia yang merasa sedikit heran.
Azkia memutuskan untuk pergi berkeliling karena Davin sudah bersama Darren di arena permainan.
*
Sementara di sisi lain, seorang wanita tampak membisikkan sesuatu pada nyonya Hera yang kebetulan sedang berkumpul dengan teman-teman arisan sosialitanya di ruang vvip salah satu restauran di pusat perbelanjaan yang sama.
"Jeng-jeng semua saya harus pergi duluan, ada urusan mendadak yang tidak bisa di tunda". pamit nyonya Hera pada semua temannya.
"Ada urusan apa sih jeng Hera? kenapa mendadak sekali, ini kita baru mau mulai lho". tanya salah satu wanita yang terlihat kecewa.
"Iya,ini mendadak,saya minta maaf ya jeng".
Nyonya Hera bergegas pergi bersama asisten pribadinya tanpa memperdulikan teman-teman sosialitanya yang terus memanggilnya.
"Hesti,dimana kamu melihat putraku?". tanya nyonya Hera setelah keluar dari restauran itu.
"Di arena permainan nyonya". ujar Hesti yang tadi melihat langsung tuan mudanya sedang sibuk bermain.
"Apa kamu yakin itu putraku ?". ucap nyonya Hera dengan ragu, karena itu sangat bertolak belakang dengan karakter Darren yang dingin dan pekerja keras.
"Benar nyonya, bahkan saya melihat tuan muda sedang bermain dengan seorang anak laki-laki ". ujar Hesti dengan yakin.
"Baiklah,antarkan aku kesana". tukas nyonya Hera dengan wajah penasarannya.
.
.
💖Bersambung.....
😘
😘
💗💗Makachiii......😙😙😙
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Wahyuni Indah Sawitri
lanjut min
2021-10-14
1
ダンティ 妹
penasaran nexttt
2021-10-13
1