.
.
.
"Apa kamu tidak merasa bosan hanya duduk disini tanpa melakukan apapun?". Darren menatap putranya yang terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Hmm,sedikit!!". jawab Davin tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel.
Kedua ayah dan anak itu sudah menghabiskan beberapa kue,buah,dan juga minuman kaleng yang berada di hadapannya,dan sekarang mereka sudah mulai bosan hanya duduk tanpa melakukan apapun.
"Bagaimana kalau kita bermain jet ski". usul Darren yang tidak ingin menghabiskan waktu liburnya hanya dengan duduk.
"Lalu ini !!". tunjuk Davin pada sekumpulan makanan yang harus ia jaga.
"Bram..!!". panggil Darren dengan suara tegas.
"Saya tuan!". Bram melangkah ragu,ia sudah merasakan firasat buruk dari perintah yang akan tuannya berikan.
"Aku dan putraku akan bermain jet ski, jadi...".
"Saya akan siapkan semuanya tuan". jawab Bram sebelum Darren menyelesaikan kalimatnya.
"Terkadang kamu juga perlu sedikit bersantai dan menikmati waktu untuk berlibur Bram, jadi duduklah disini dan nikmati beberapa camilan dengan tenang,aku bisa mengurus semuanya sendiri". ucap Darren menepuk bahu Bram sebelum berlalu pergi menggandeng tangan putranya.
Bram menatap ke arah tikar yang dipenuhi keranjang makanan dengan nanar, beberapa kotak makanan sudah kosong,dengan dua kaleng dan sampah pembungkus kue yang berserakan,benar-benar ayah dan anak sama saja,pikir Bram dengan jengkel.
Bram memutuskan untuk membersihkan tikar setelah itu duduk dengan santai,bukankah tuannya yang menyuruhnya bersantai dan menikmati beberapa cemilan.
"Pak Bram..! dimana putraku?". Azkia mengedarkan pandangannya ke sekeliling saat tak mendapati keberadaan Davin.
Kue yang sedikit lagi akan masuk kemulutnya itu jatuh menggelinding karena terkejut dengan kehadiran Azkia yang tiba-tiba.
"Tuan muda dan tuan muda junior sedang bermain jet ski di sebelah sana nona". Bram bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Azkia dengan menunjuk kearah Darren dan Davin pergi.
Azkia langsung berlari ke arah yang di tunjuk Bram,memastikan jika Davin belum menaiki jet ski bersama Darren ke tengah laut.
Sementara di tengah laut Darren mengendarai jet ski bersama Davin yang duduk di depannya, kedua pria beda usia itu tampak sangat menikmati aktifitas mereka di atas air.
"Apa kamu takut?". Darren menatap wajah putranya yang terlihat sangat bersemangat.
"Apa hanya segini saja kemampuan papa?". jawab Davin dengan nada mencibir.
"Hei..bocah, kamu meragukan kemampuan papa?".
"Kalau begitu cepat tunjukkan padaku". tantang Davin pada sang papa.
"Oke, berpegangan yang kuat karena kita akan memberikan sedikit kejutan untuk wanita cantik yang sedang berdiri disana". Darren menunjuk Azkia yang berdiri menatap ke arahnya.
"Papa yang tanggung resikonya" ucap Davin memberi peringatan "tiga,dua,satu,go..!".
Davin mengeratkan pegangannya setelah jet ski melaju dengan kecepatan tinggi .
"Apa yang sedang mereka lakukan? kenapa.....".
Azkia terdiam dengan mulut yang menganga lebar saat melihat jet ski itu berputar di udara dan mendarat dengan sangat cepat di atas air.
"Astaga....cucuku...!!". pekik bu Fatma yang melihat Davin berada di tengah laut.
"Wow....benar-benar pertunjukan keren!". seru Melani menatap takjub pada kemampuan sang bos besarnya.
"Dilihat dari segi manapun mereka memang seperti ayah dan anak kan". timpal Maya yang mengamati banyak kemiripan dari ceo Bimantara dan keponakannya.
Darren dan Davin tertawa puas dengan atraksi berputar di udara yang baru saja mereka lakukan,terlebih lagi ini adalah kegiatan pertama mereka sebagai ayah dan anak.
"Apa kamu sudah puas bermain?" Darren melajukan jet ski nya perlahan menuju ke bibir pantai.
"Ya,aku rasa itu sudah cukup untuk menciptakan pertunjukan". Davin tersenyum penuh arti.
Darren menanggapi ucapan Davin dengan acuh karena ia tidak mengerti dengan kata pertunjukan yang Davin maksud.
Darren menggandeng tangan Davin setelah turun dari jet ski,berjalan dengan santai tanpa memperdulikan tatapan tajam dari wanita yang di penuhi dengan kemarahan terhadapnya.
"Sayang,kamu tidak apa-apa?apa ada yang terluka? atau kamu merasa pusing? bilang mama,bagian mana yang sakit". cecar Azkia begitu Davin berada di hadapannya.
"Putramu hanya bermain jet ski,bukan ikut latihan menerbangkan pesawat". sahut Darren yang heran dengan sikap berlebihan Azkia.
Azkia mendelik ke arah Darren saat pria itu menganggap kekhawatirannya sebagai candaan.
"Apakah dia yang mengajakmu untuk ikut bersamanya?". Azkia menatap Davin penuh selidik.
"Iya", Davin mengangguk pelan "Bahkan papa memaksaku untuk ikut dengannya naik jet ski".
ujar Davin dengan wajah polosnya.
"Papa...?". Azkia mengulang kata papa dengan dahi mengkerut.
"Iya,om ini bilang aku harus memanggilnya papa karena dia adalah papaku".
Perkataan Davin membuat semua orang terkejut kecuali Tomi yang memang sudah tahu sejak awal ia masuk perusahaan.
"Kamu...!!". Azkia menatap Darren dengan tatapan membunuh.
"Hei...dia berbohong! aku tidak pernah menyuruhnya memanggilku papa, dan aku juga tidak memaksanya untuk naik jet ski bersamaku!!". ucap Darren membela diri.
"Apa kamu tahu kalau membawa anak kecil naik jet ski itu sangat berbahaya? kalau kamu mau tenggelam di tengah laut, tenggelam saja sendiri jangan membawa putraku". Azkia benar-benar meluapkan kekesalannya.
"Beberapa pengawal sudah berjaga di sekeliling kami dengan jet ski,jadi mana mungkin aku akan membiarkan putraku dalam bahaya! hei boy..ayo bantu jelaskan pada mamamu". Darren menatap putranya yang berdiri disisi sang mama dengan wajah polos seolah tanpa dosa.
"Aku yang mengandung dan melahirkannya,dan aku juga yang membesarkannya,jadi atas dasar apa kamu menyuruh putraku memanggilmu papa?" sinis Azkia menatap Darren dengan tatapan tajam.
Azkia yakin sekarang ceo arogan ini sudah tidak bisa berkutik dan kalah telak mendengar kata-kata yang baru saja ia ucapkan.
"Aku memang sudah melewatkan banyak hal tentang putraku,membiarkan dia tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah..". Darren berbicara dengan nada sendu.
"Tapi..bukankah aku juga ikut andil dalam proses pembuatannya". ucap Darren dengan senyum meyeringai.
"Kamu...". Azkia mengacungkan telunjuknya ke arah Darren dengan mata melotot tajam.
Azkia merasa sangat malu mendengar Darren mengatakan itu di depan banyak orang yang sedang memperhatikan perdebatan mereka sejak tadi,bahkan bu Fatma dan keluarganya yang lain terlihat sedang menahan tawa.
"Benar-benar tidak tahu malu". lanjutnya lagi dengan nada rendah,ia berbalik dan menggandeng tangan putranya untuk menjauh.
Darren tersenyum masam saat Davin menoleh dan menjulurkan lidah mengejek ke arahnya.
"Dasar perusuh kecil". serunya yang hanya bisa ia dengar sendiri, sekarang dia mengerti dengan kata pertunjukkan yang Davin maksud.
Disaat semua orang sedang sibuk menyaksikan perdebatan sengit itu,seseorang sedang berbaring menikmati waktu santainya.
Berbaring di atas tikar dengan satu tangannya sebagai bantal,memasang ear phone di telinga dan kaca mata hitam sebagai penghalau cahaya matahari,dan jangan lupakan cemilan sebagai pelengkap suasana santainya saat ini.
"Andai setiap hari tuan muda membiarkanku bersantai seperti ini,pasti hidupku akan jauh lebih indah". seru Bram yang benar-benar menikmati suasana pantai yang sejuk.
.
💖Bersambung...
.
.
👉Jangan lupa kasih like,vote dan komen buat author ya 🤗🤗
.
💗Makachiii...😙😙😙
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Rizky prasetyor862@gmail.com
ini baru nama orang yg menikmati liburan ga mau di ganggu sama urusan org lain 😂😂😂😂😂😂,,,,,siap siap Bram kenak badai 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-12-19
1
ダンティ 妹
aku suka cerita ini
2021-10-08
1
Umi Ningsih Mujung
😍🥰❤️😘
2021-10-07
1