.
.
.
Setelah cukup lama berkendara,kini mobil mewah itu tiba di depan sebuah rumah sederhana dengan pohon mangga yang rimbun di halaman rumahnya.
"Kita sudah sampai tuan". ucap Bram yang sudah menepikan mobilnya di seberang jalan.
"Kamu yakin mereka tinggal di sini?". Darren menatap rumah itu dengan dahi mengkerut.
"Benar tuan,saya sudah memastikannya sendiri". jawab Bram dengan yakin.
Darren menajamkan penglihatannya saat melihat Davin keluar dari rumah bersama dengan beberapa orang yang terlihat sangat akrab.
"Mau pergi kemana mereka?".
"Menurut laporan dari orang suruhan saya,hari ini mereka akan pergi berlibur kepantai". Bram menjawab sesuai yang dilaporkan anak buahnya.
"Batalkan semua rapat hari ini dan atur ulang untuk besok". Darren turun dari mobil tanpa menunggu jawaban dari sang asisten yang terlihat kesal dengan kelakuan tuan mudanya yang seenaknya sendiri.
Darren berjalan dengan penuh wibawa menghampiri mobil silver milik Tomi yang sudah siap untuk berangkat.
"Ekhm...". Darren berdehem setelah sampai didekat mobil silver itu.
Mendengar suara deheman yang terdengar tidak asing membuat Tomi yang masih memasukkan beberapa barang ke dalam mobil menoleh ke asal suara,dan tampak terkejut saat mendapati Darren berdiri di depan mobil dengan wajah datarnya.
"Pak Darren..!!". sapa Tomi dengan gugup.
Sementara Maya,Melani dan bu Fatma yang sudah duduk di dalam mobil tampak terkejut mendapati ceo besar mereka ada rumahnya.
"Siapa pria tampan itu?" tanya bu Fatma menjawil lengan Maya.
"Dia pemilik perusahaan tempat kita kerja buk". jawab Maya tanpa mengalihkan tatapannya dari Darren.
"Ada apa pak bos datang kesini?". Melani menatap Maya yang hanya mengendikkan bahunya.
Azkia yang baru saja keluar dari rumah membawa keranjang besar berisi makanan dan camilan sangat terkejut mendapati Darren berdiri di samping mobil dengan menatapnya tajam.
"Ada urusan apa anda datang kesini?". tanya Azkia yang sedikit ketus.
"Karena ini hari libur jadi aku ingin menemui putraku dan mengajaknya pergi bersama,tapi sepertinya kalian sudah punya rencana sendiri,jadi aku putuskan untuk ikut bersama kalian saja". jawab Darren dengan nada datar.
Tomi melirik ke arah Davin yang sudah duduk di dalam mobil bersama nenek dan dua tante crewetnya.
"Terserah..!!. ucap Kia acuh dan berjalan menuju pintu mobil yang berada di dekat Darren berdiri.
"Mau kemana kamu?". Darren menarik tangan Azkia yang hendak membuka pintu mobil.
"Tentu saja aku mau masuk mobil". Azkia menatap Darren dengan kesal.
"Ikut ke mobilku". Darren mengambil alih keranjang makanan dari tangan Azkia dan memberikannya pada Tomi yang hanya diam mematung.
"Hei...apa yang kamu lakukan,aku tidak mau pergi denganmu". teriak Azkia saat Darren menariknya masuk ke dalam mobilnya yang disusul Darren yang juga duduk di kursi belakang.
"Itu Azkia kenapa di bawa masuk mobil itu?" bu Fatma bertanya dengan nada khawatir.
"Sepertinya mereka punya urusan yang belum selesai". jawab Tomi yang sudah duduk di belakang kemudi.
"Apa tidak apa-apa membiarkan Azkia satu mobil dengan bos galak itu". kini Melani yang tampak khawatir dengan sang sahabat.
"Lo tenang aja,pak Darren nggak bakalan makan orang kok". jawab Tomi yang mendapat jitakan dari bu Fatma.
"Awas saja ya kalau sampai ada apa-apa,kamu yang bakal ibuk bejek-bejek". Tomi menelan ludah saat mendapat pelototan tajam dari bu Fatma yang duduk di sebelahnya.
Dua mobil itu melaju dengan kecepatan sedang membelah keramaian jalanan kota yang tampak padat di hari libur.
Terdengar nyanyian dan canda tawa dari mobil silver milik Tomi yang membuat perjalanan menjadi menyebalkan bagi Davin yang memang menyukai ketenangan.
Berbeda dari mobil Tomi yang berisik, mobil mewah Darren justru hening tanpa suara sedikitpun hingga mereka tiba di tujuan.
*
"Hai.. boy,kenapa tidak ikut bergabung bersama mereka?".
Darren yang baru saja selesai mengganti bajunya dengan baju pantai,ikut duduk di sebelah Davin yang tampak sendirian di atas tikar yang di gelar di atas pasir dengan aneka makanan yang tersedia.
"Hmm..,aku tidak suka permainan yang kekanak-kanakan seperti itu". jawab Davin sambil menatap para orang dewasa itu bermain bola voli.
"Kalau tidak suka permainan itu bagaimana kalau kita berenang?". usul Darren yang berusaha mendekatkan diri.
"Jangan berenang di pantai nanti kamu bisa tenggelam!!". ucap Davin yang menirukan gaya bicara mamanya saat memberi peringatan.
"Oh..astaga! jadi untuk apa mereka mengajakmu kesini kalau berenang saja tidak boleh".
"Tentu saja untuk menjaga makanan-makanan ini". gerutu Davin menatap beberapa keranjang berisi makanan di depannya.
"Ha..ha..ha..!". Darren tertawa mendengar penuturan putranya yang hanya menjadi penjaga makanan.
"Jangan tertawa,aku tahu mama hanya berusaha menjagaku agar aku selalu aman". Davin menatap mamanya yang tampak gembira bersama tante dan neneknya.
"Asalkan mama bisa tertawa seperti ini sepanjang hari,aku rela jika harus duduk seharian disini". tambah Davin yang membuat hati Darren terenyuh.
"Maaf, karena tidak bisa menjaga dan membahagiakan kalian selama ini". lirih Darren dengan penuh penyesalan.
"Apa papa tidak ingin memperbaikinya?".
Hati Darren menghangat saat mendengar putranya memanggilnya dengan sebutan papa.
"Kamu tahu kalau aku adalah papamu?". tanya Darren sedikit terkejut,awalnya ia berpikir Azkia tidak akan mau memberitahu Davin jika dia adalah ayah kandungnya.
"Tentu saja, bahkan sejak dua tahun yang lalu". ucapan Davin benar-benar membuat Darren terkejut.
"Dua tahun yang lalu! apa mamamu yang memberi tahumu?". tanya Darren penasaran.
"Tentu saja tidak! bahkan mama sama sekali tidak pernah membahas tentang papa".
"Lalu darimana kamu tahu kalau aku adalah papamu?". tanya Darren lagi.
"Tentu saja dari orang-orang suruhanku". jawab Davin dengan santai.
"Orang-orang suruhanmu...". Darren mengeryitkan dahi,tidak mengerti dengan apa yang di maksud putranya.
"Semua orang it di perusahaan Bimantara adalah orang-orangku yang sengaja aku tempatkan disana". Davin mengunyah buah anggur dengan santai tanpa memperdulikan ekspresi terkejut Darren yang menatapnya tak percaya.
"Hah...benar-benar tidak bisa dipercaya". gerutu Darren dengan nada pelan.
Sulit dipercaya jika keamanan perusahaannya di kuasai oleh bocah kecil yang terlihat polos seperti Davin.
"Bahkan kedatanganku ke perusahaan waktu itu juga atas perintahku". ucap Davin lagi seolah tanpa beban.
"Apa kebocoran data perusahaan juga bagian dari rencanamu". Darren menatap wajah putranya penuh selidik.
"Maaf, itu semua aku lakukan karena aku ingin bertemu dengan papaku secara langsung". Davin menatap wajah pria dewasa yang sangat mirip dengannya itu dengan penuh kerinduan.
"Maafkan papa yang sudah meninggalkan kalian selama ini,papa berjanji tidak akan meninggalkan kalian lagi".
Darren memeluk tubuh kecil putranya dengan erat,mencium keningnya dengan penuh rasa sayang.
"Kalau begitu Davin mau kan membantu papa untuk meluluhkan hati mama?".
.
💖Bersambung...
.
.
.
👉Jangan lupa kasih like,vote dan komen buat author ya💙💙💙.
.
💟Makachiii....
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Rizky prasetyor862@gmail.com
kereen 👍👍👍👍👍
2021-12-19
0
ダンティ 妹
anak sama papa sama aje 😂 sama menyebalkan. dan muka datar
next thor aku suka ceritamu sungguh menyenangkan crazy. upp
2021-10-06
2