.
.
.
Kediaman Bimantara...
"Pulanglah,aku akan langsung istirahat,jangan lupa siapakan semua yang aku perintahkan".
"Baik tuan ".
Darren keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah,ia melewati ruang tengah yang sudah ada beberapa orang yang menunggu kedatangannya.
"Apa kau tidak melihat jika sedang ada tamu? dimana letak sopan santunmu!!"sentak tuan besar Darma Bimantara menegur putranya yang berjalan melewati ruang tengah begitu saja.
"Maaf,tapi orangtuaku tidak pernah mengajariku tentang sopan santun yang anda maksud". Darren melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tanpa menoleh sedikitpun.
Nyonya Hera mengelus lengan suaminya untuk meredam kemarahannya atas sikap Darren.
"Saya minta maaf atas sikap putra saya yang kurang sopan tuan Sandreas". ucap tuan Darma pada tamunya.
"Tidak apa-apa tuan Darma,itu hal yang biasa, mungkin dia sedang lelah dengan pekerjaannya". jawab tuan Sandreas dengan senyuman.
"Bagaimana denganmu Feronica? apa kau menyukainya?". tuan Sandreas menatap putrinya yang terus melihat ke arah Darren yang berjalan menaiki tangga.
"Tentu saja aku menyukainya ayah,dia adalah pria idaman setiap wanita".
Feronica Sandreas,putri tunggal keluarga Sandreas yang menempati urutan ke lima orang terkaya setelah keluarga Bimantara yang berada di urutan pertama.
Feronica begitu antusias saat mendengar rencana perjodohannya dengan pewaris tunggal Bimantara.Wanita mana yang akan menolak jika di jodohkan dengan pria tampan dan kaya raya seperti Darren.
"Karena putriku sudah setuju,bagaimana kalau kita atur rencana pertunangan mereka dalam waktu dekat,bagaimana menurut anda tuan dan nyonya Darma".
"Ya, aku rasa lebih cepat labih baik". jawab tuan Darma yang diikuti tawa dari semuanya.
Nyonya Hera tersenyum getir mendengar keputusan sepihak dari suaminya,dia tidak bisa melakukan apapun untuk kebahagiaan putranya.
*
Darren merebahkan tubuhnya di ranjang setelah selesai dengan ritual mandinya,melepas rasa lelah setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan juga otaknya.
Dengan posisi telentang menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa putih,Darren teringat kembali semua luapan amarah dari wanita yang sangat dicintainya.
"Setelah menghancurkan masa depan seseorang dan pergi meninggalkannya begitu saja tanpa perduli penderitaan apa saja yang orang itu alami,sekarang dengan mudahnya anda datang dan berkata akan memperbaiki semuanya,apa yang akan anda perbaiki? penilaian orang yang buruk terhadap saya,atau penghinaan yang setiap hari terpaksa harus saya dengar".
Perkataan Azkia tadi siang terus terngiang di telinganya,bagaikan belati yang menusuk tepat di jantungnya.
"Seberat itukah hidup yang kamu jalani selama ini? maafkan aku Azkia,maaf...". cairan bening itu mengalir perlahan dari sudut matanya yang terpejam.
Sungguh Darren sangat menyesal atas perbuatan yang sudah ia lakukan pada Azkia,hanya karena di kuasai rasa kecewa ia melakukan itu tanpa memikirkan hal apa yang akan terjadi di kemudian hari.
*
Sementara di kamar yang tidak begitu lebar Azkia berbaring di samping putranya yang terlelap.
"Aku akan memberimu dua pilihan,menikah denganku atau kehilangan hak asuh Davin".
Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya,semua penjelasan dan juga permintaan bernada ancaman itu seakan membuatnya tersudut dalam satu pilihan,yaitu pernikahan.
"Apa yang harus aku lakukan? aku tidak ingin kehilangan putraku,dia adalah segalanya bagiku".
Azkia menatap lekat wajah putranya yang terlelap,bagaimana mungkin ia sanggup kehilangan sumber kebahagiaannya,hanya Davin satu-satunya keluarga yang ia miliki.
"Kenapa mama belum tidur?" ucap Davin yang tiba-tiba membuka matanya.
"Sayang,kamu belum tidur?" Azkia buru-buru mengusap matanya yang mulai mengembun.
"Apa mama sedang ada masalah?". Davin menatap lekat wajah mamanya yang terlihat sendu.
"Tidak sayang,mama hanya sedang merindukan pangeran mama yang tampan ini,jadi mama memutuskan akan tidur disini dan memeluknya sangat erat sampai pagi,apakah boleh?". ucap Azkia yang disertai senyuman ceria.
"Tentu saja boleh,bahkan aku juga akan memeluk mama sampai pinggang mama akan sakit saat bangun besok pagi". canda Davin yang diiringi tawa keduanya.
"Maafkan mama sayang,karena mama belum bisa memberikan kehidupan yang terbaik untuk kamu". Azkia memeluk tubuh kecil putranya dengan erat.
Apapun yang terjadi setelah ini ia akan selalu berusaha untuk mempertahankan putranya agar selalu tetap berada disisinya.
"Aku tahu sekarang mama sedang ada masalah,mama jangan khawatir,aku akan selalu ada untuk melindungi mama". Davin menenggelamkan wajahnya di pelukan sang mama dengan memeluknya erat.
Tidak akan ia biarkan mamanya bersedih dan menghadapi masalahnya seorang diri.Davin berjanji akan memberikan kebahagiaan untuk mama yang selalu mendekapnya dengan penuh cinta ini.
*
Darren keluar dari kamarnya dengan pakaian kantor yang sudah rapi,berjalan melewati meja makan tanpa berniat menyapa kedua orang tuanya yang sudah menunggunya untuk sarapan.
"Apa kamu tidak melihat jika kami menunggumu untuk sarapan". Darren berhenti melangkah dan menoleh ke arah ayahnya yang menatapnya tajam.
"Apa papa yakin menungguku hanya untuk sarapan?". ucap Darren santai dengan tersenyum sinis.
"Nak,mama sudah buatkan makanan kesukaanmu,setidaknya makanlah sedikit sebelum berangkat". pinta nyonya Hera penuh harap.
Darren melangkah menuju meja makan dan menarik kursi yang berhadapan dengan kedua orang tuanya.Mengambil makanan kepiringnya tanpa kata sedikitpun.
"Dua minggu lagi adalah hari pertunanganmu dengan Feronica Sandreas,jadi kalian masih punya waktu untuk saling mengenal dan mendekatkan diri". ucap tuan Darma tanpa beban.
Darren menatap sang ayah dengan rahang mengeras,sudah ia duga jika ini pasti ada hubungannya dengan kedatangan keluarga Sandreas tadi malam.
"Kapan aku menyetujui untuk hal seperti ini?".
Darren melanjutkan menyuap nasi ke mulutnya setelah beberapa saat terdiam.
"Apa kamu punya alasan untuk menolak?". Tuan Darma menatap tajam Darren yang terlihat santai menikmati makanannya.
"Bukankah sedari kecil aku memang sudah menjadi boneka kalian,jadi kali ini pun aku tidak punya alasan untuk menolak".
"Jaga ucapanmu..". teriak tuan Darma dengan menggebrak meja,kilatan kemarahan terlihat jelas dari sorot matanya.
"Apa yang harus aku jaga? keluarga yang tidak menganggapku anak melainkan sebagai boneka yang bisa di kendalikan sesuka hati,apa pernah kalian memikirkan perasaanku walau sedikit saja?apa pernah sekali saja kalian bertanya apa yang aku inginkan?".
Darren berteriak menatap ayah dan ibunya bergantian.
"Jika aku boleh memilih,aku tidak ingin dilahirkan dalam keluarga yang hanya mementingkan aturan dari pada kebahagiaan keluarganya seperti ini".
Darren membanting sendoknya dengan kasar dan meninggalkan ruangan itu dengan kemarahan dihatinya.
Bram mengemudikan mobilnya keluar dari rumah mewah Bimantara setelah Darren memasuki mobil dengan membanting pintunya kasar.
Bram yang tahu suasana hati bosnya sedang tidak baik memutuskan mengemudi tanpa bertanya apapun.
"Antarkan aku ke rumah putraku".
Setelah cukup lama terdiam dengan mata terpejam Darren memutuskan untuk pergi menemui putranya,mungkin dengan bertemu dua orang yang sangat dicintainya akan membuat ia sedikit melupakan semua masalahnya.
"Baik tuan". Bram memutar kemudi menuju rumah yang akan memberikan ketenangan untuk tuannya.
.
💖Bersambung...
.
.
.
👉Jangan lupa kasih like,vote dan komen buat author ya 💙💙💙biar author nggak galau mulu oke!".
.
💗Makachiii....😙😙😙
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Rizky prasetyor862@gmail.com
ini ni paling ga suka sama org tua yg suka memaksakn kehendak nya sendiri tanpa mau memikirkn perasaan anak Nya
2021-12-19
0
Yenz_Azzahra
Hadir
semangat.
Saling dukung ya
2021-10-06
0
ダンティ 妹
next thor aku suka cerita ya menarik bngt
2021-10-04
1