Bab 9

.

.

.

Lama Darren terdiam, meyakinkan hatinya untuk mengatakan pada wanita di hadapannya ini bahwa dirinyalah yang bersamanya malam itu.

"Apa kamu masih ingat,kejadian delapan tahun lalu di club malam tempatmu bekerja". ucap Darren serius.

Tidak perduli apa yang akan terjadi setelah ini,yang penting dia sudah mengatakan yang sebenarnya.

Wajah Azkia yang tadi terlihat cemas akan kesehatan bosnya sekarang menjadi pucat.

Pikirannya kembali mengingat malam terburuk dalam hidupnya yang selalu berusaha ia lupakan.

Sekarang Azkia bingung,darimana atasannya ini bisa tahu tentang malam itu.

"Kejadian apa maksud bapak?". tanya Azkia yang pura-pura tidak tahu.

"Laki-laki yang bersamamu malam itu adalah aku".

Azkia terkejut mendengar ucapan dari atasannya,bagaimana mungkin,jelas-jelas yang bersamanya malam itu adalah pria yang usianya jauh lebih tua darinya yaitu Antony,dan sama sekali tidak ada sosok Darren disana.

"Tidak mungkin!!". Azkia berdiri dan hendak keluar dari ruangan itu,dia tidak ingin membahas masalalu yang sudah menghancurkan masa depannya.

Darren juga ikut bangkit dan menarik tangan Azkia agar wanita itu tidak pergi,membuat tubuh Azkia berbalik dan terhempas ke dada bidang Darren.

"Apa kamu tidak melihat jika wajah Davin yang begitu mirip denganku? itu karena aku adalah ayah kandungnya". ucap Darren lembut.

Untuk sepersekian detik Azkia terpaku menatap wajah tampan Darren dari jarak yang sangat dekat,bahkan ia bisa mencium deru nafas beraroma mint milik Darren.

"Lepaskan saya,anda benar-benar tidak sopan memperlakukan pegawai wanita seperti ini". Azkia meronta saat merasakan tangan kekar Darren memeluk pinggangnya.

"Benarkah? lalu aku harus bagaimana sayang, bukankah kita sudah pernah melakukan yang lebih dari ini?". Darren tersenyum menatap wajah Azkia yang terlihat terkejut dengan ucapannya.

"Dasar tidak waras!!". makinya dengan terus meronta berusaha lepas dari tangan kekar Darren.

Bukannya marah mendengar Azkia memakinya Darren justru semakin mengertakan pelukannya dipinggang ramping Azkia.

"Lepaskan atau aku akan teriak". ancam Kia dengan menatap tajam Darren.

"Jangan membuang tenagamu sayang! ruangan ini kedap suara,jadi simpan tenagamu untuk hal yang lain".

"Kamu benar-benar sangat menggemaskan saat marah seperti ini!!". ucap Darren dalam hati.

Sungguh Darren sangat menikmati wajah Azkia yang terlihat ketakutan,dan itu semakin membuatnya bersemangat untuk menjahili Azkia.

*

Sementara di lantai bawah,Maya dan Melani yang baru saja memasuki lift untuk menuju lantai dua puluh satu.

"Pokoknya lo harus temenin gue sampai kita bertemu Azkia dan pastiin dia baik-baik aja".

"Hm..". jawab Melani malas.

"Lagian gue heran deh,ada masalah apa coba sampai patugas cleaning servis di panggil ke ruangan ceo!!". cerocos Maya panjang kali lebar.

"Ya ampun may...tu mulut nggak capek apa dari tadi nyrocos mulu? telinga gue aja yang cuma dengerin lo ngoceh,sampek berasa sakit tahu nggak". ucap Melani yang mulai pusing mendengar ocehan sang sahabat.

"Gue khawatir sama Kia! kalau dia sampai kenapa-napa gue harus bilang apa sama ponakan ganteng gue". ujar Maya dengan bibir mengerucut.

"Emang lo berani nemuin pak Darren sama pak Bram yang galaknya sebelas dua belas itu?". tanya Melani menatap sahabatnya yang tampak sedang berpikir.

"Ngapain harus takut! sama-sama makan nasi ini,keculai kalau mereka makan biji besi baru gue takut". ujar Maya dengan percaya diri.

"Serah lu dah". sahut Melani pasrah.

ting...

Pintu lift terbuka...

Maya melangkah keluar dari lift dan sudah di sambut tatapan tajam dari Bram yang memang sedang berdiri tak jauh dari lift.

Sementara Melani langsung menekan tombol turun begitu melihat tatapan tajam dari Bram.

"Mati gue! kenapa nih panda kutub ada disini?". gerutu Maya dalam hati.

"Ada keperluan apa datang kesini?". Suara bariton Bram yang disertai tatapan tajamnya membuat nyali Maya menciut.

"Mel,lo aja yang...!!". Ucapan Maya terhenti saat ia berbalik dan tidak menemukan sosok Melani di belakangnya.

"Dasar sahabat nggak ada akhlak,kasih kode dulu kek kalau mau kabur,dia malah ninggalin gue sendirian di kandang singa". umpat Maya dalam hati.

Rasanya sekarang ia ingin meminjam pintu kemana saja milik doraemon agar bisa menghilang dari hadapan asisten menyeramkan itu.

"Sekali lagi saya bertanya,ada keperluan apa datang kesini?"

Maya memejamkan matanya seraya membaca do'a sebelum berbalik menghadap sang asisten menyeramkan itu.

"Saya mencari teman saya yang bernama Azkia,tadi dia di panggil ke ruangan ceo dan sampai sekarang belum kembali". entah mendapat keberanian dari mana sehingga kata-kata yang keluar dari mulutnya bisa sangat lancar,anggap saja ini adalah berkah do'a orang yang sedang terdesak.

"Jadi kamu adalah teman nona Azkia?". Bram memperhatikan penampilan Maya dari atas sampai bawah.

"Nggak usah nglihatin saya sampek segitunya juga kali pak, entar naksir lho,nggak lihat ini saya pakai seragam cs". ucap Maya yang risih karena Bram menatapnya seperti sedang menatap seorang pencuri.

"Astaga...ini mulut lemes amat sih". Maya merutuki mulutnya sendiri yang tidak bisa diam.

"Baru kali ini saya bertemu seorang wanita yang tidak punya sopan santun saat bicara dengan atasannya". Bram mendekat dan berdiri tepat di hadapan Maya yang semakin ketakutan.

Maya segera menunduk setelah beberapa detik saling menatap,berada di dekat pria setampan Bram membuat jantung Maya terasa berdisko ria.

"Apa kamu sudah bosan bekerja di sini?". ucap Bram dengan suara tegasnya.

"Jangan pecat saya pak! saya masih ingin kerja disini". tanpa sadar Maya memegang tangan Bram seraya memohon agar tidak dipecat.

"Singkirkan tangan kamu". Bram melotot dengan pandangan tertuju ke arah tangannya yang dipegang Maya.

"Ma...maaf pak saya khilaf,eh,maksudnya nggak sengaja! beneran nggak sengaja pak,suwer deh". Maya mengacungkan dua jarinya membentuk huruf v kehadapan Bram.

"Waduh..ini mulut udah lemes,nih tangan pakek ikutan celamitan lagi!apes bener sih gue hari ini!!". umpat Maya dalam hati yang merutuki kebodohannya sendiri.

*

"Berikan aku satu kesempatan untuk menebus semua kesalahanku dimasa lalu". Darren menatap wajah Azkia yang menunduk.

Azkia yang sudah lelah meronta tapi tak membuahkan hasil,kini dia hanya diam di dalam pelukan tangan kekar Darren yang melilit pinggangnya.

"Menikahlah denganku,kita akan mulai semuanya dari awal". Darren mengangkat dagu Azkia yang menunduk dengan penuh kelembutan.

"Saya tidak tahu semua yang bapak katakan ini benar atau salah,jadi...".

"Apa saya setua itu sehingga kamu selalu memanggil saya dengan sebutan bapak". geram Darren karena Azkia selalu memanggilnya dengan sebutan itu.

"Bukankah semua orang memanggil anda dengan sebutan itu!!". ucap Azkia heran.

Darren menarik nafas panjang sebelum mengurai pelukannya,ia akan mencoba lebih bersabar lagi untuk menghadapi makhluk hidup yang bernama wanita.

.

💖Bersambung...

.

.

.

💗Jangan lupa kasih like,vote dan komen yang buaaanyak...buat kasih author semangat💪💪💙💙

.

💗Makachiii ...😙😙😙

.

.

Terpopuler

Comments

Rizky prasetyor862@gmail.com

Rizky prasetyor862@gmail.com

ntar Maya sama Bram 🤗🤗🤗🤗🤗

2021-12-19

0

Nur Duwi Safitri

Nur Duwi Safitri

up

2021-10-04

0

ダンティ 妹

ダンティ 妹

derren kudu sabar menghadapi wanita
next thor kutunggu upmu

2021-10-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!