Bab 6

.

.

.

Kediaman Bimantara..

Di ruang latihan,Darren menghajar dua orang pengawal berbadan kekar untuk melampiaskan amarahnya.

"Apa hanya itu kemampuan yang kalian miliki?" Bentak Darren dengan emosi.

Kedua pengawal itu sudah tersungkur kelantai dengan wajah yang sudah babak belur karena pukulan yang Darren berikan.

"Cepat bangun dan serang aku!!". perintah Darren pada kedua pengawal itu.

Kedua pengawal itu bangkit dan menyerang Darren secara bersamaan,memberikan pukulan bahkan tendangan untuk mengalahkan sang tuan muda yang sedang di kuasai amarah.

Jika mereka tidak melakukan perlawanan maka sang tuan muda pasti akan menghajar mereka habis-habisan sampai amarahnya mereda.

"Dasar payah! baru seperti itu saja kalian sudah kalah". ucap Darren sambil berjalan turun dari arena latihan.

Amarahnya sudah sedikit mereda setelah melampiaskannya di arena latihan.

Bram yang sedari tadi berdiri menjadi penonton bergegas kearah Darren membawa sebotol air dan handuk kecil.

"Bagaimana dengan yang aku perintahkan?". tanya Darren setelah menenggak minuman di botol hingga tandas.

"Semuanya sudah siap tuan,setelah kembali dari pulau terpencil tuan bisa langsung menemui wanita itu di markas". ucap Bram menjelaskan.

"Kerja bagus Bram! jangan lupa obati orang-orang itu dan berikan mereka uang tiga kali lipat dari gaji yang mereka terima". Setelah mengatakan itu Darren berjalan keluar dari ruangan itu menuju kamarnya di lantai atas.

Sementara di lantai bawah Bram yang baru saja membuka pintu hendak keluar dari ruang latihan terlonjak kaget mendapati nyonya Hera berdiri di depan pintu dengan tangan menyilang di depan dada.

"Selamat sore nyonya!!". sapa Bram sedikit membungkuk.

"Apa hari ini terjadi sesuatu pada putraku?". tanya nyonya Hera menatap Bram penuh selidik.

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tahu kebiasaan buruk putranya,Darren akan menghabiskan waktunya di ruang berlatih jika dalam keadaan marah atau sedih,dan akan keluar setelah suasana hatinya membaik.

"Tidak terjadi apapun pada tuan muda nyonya". jawab Bram dengan wajah datar.

"Kamu pikir bisa semudah itu membohongiku! aku ini ibunya jadi aku tahu jika sekarang putraku sedang ada masalah, atau kamu mau aku adukan pada suamiku agar kamu di pulangkan ke negara asalmu!". ancam nyonya Hera dengan senyum kemenangan.

Bram menghela nafas,percuma berdebat dengan nyonya besar Bimantara yang sudah pasti akan selalu menang.

"Hari ini tuan muda membahas tentang wanita,dan dia terlihat sedang memikirkan seseorang". jawab Bram singkat.

"Wanita..?" dahi nyonya Hera tampak mengkerut memikirkan sesuatu dan setelah itu terlihat ia tersenyum penuh arti.

"Waah...Bram! apa itu artinya sebentar lagi aku akan punya menantu?" wajah nyonya Hera berbinar senang.

"Saya juga tidak tahu nyonya,saya permisi ke depan". Bram membungkuk sebelum berlalu pergi.

Sedangkan nyonya Hera tersenyum bahagia karena akhirnya putranya bisa memikirkan wanita selain bekerja dan bekerja.

*

Darren berjalan ke arah lapangan yang ada di belakang rumah mewahnya,lapangan luas yang di khususkan untuk mendaratnya pesawat pribadi milik keluarga Bimantara.

Sebuah helikopter sudah menunggunya untuk berangkat ke pulau terpencil yang akan ia tuju.

Hampir dua jam penerbangan kini helikopter yang berisi dua penumpang dan satu pilot itu sudah mendarat di pulau terpencil yang dikelilingi air dengan puluhan ekor buaya.

"Selamat datang tuan muda!". beberapa orang pria berseragam hitam membungkuk menyambut kedatangan Darren.

"Hemm..dimana orang itu?". jawab Darren dingin.

"Dia ada di gudang belakang tuan". jawab seorang pengawal.

Darren melangkah menuju gudang yang dimaksud,membuka pintunya dengan kasar hingga menimbulkan gubrakan yang membuat orang didalamnya terlonjak kaget.

"Apa kabar... Antony". Darren tersenyum sinis menatap pria paruh baya yang tak lain adalah Antony.

Penampilan Antony yang dulu sangat berwibawa dengan setelan jas dan sepatu hitam kini berubah sangat menyedihkan.

"Tu..tuan! ampuni saya". Antony langsung bersujud di kaki Darren memohon agar dibebaskan.

"Apa hubunganmu dengan perempuan yang bernama Lisa?" Darren bertanya langsung pada intinya.

"Ti..tidak ada tuan, hanya sebatas teman kencan saja".

"Teman kencan, lalu bagaimana dengan wanita yang bernama Azkia?".

"Saya tidak tahu apapun tentang gadis itu tuan,Lisa yang membawanya dan menawarkannya pada saya". ucapan Antony membuat emosi Darren kembali mencuat.

"Bagian tubuhmu yang mana yang sudah kau gunakan untuk menyentuh wanitaku?" Darren mengangkat dagu Antony dengan sepatunya.

"Ba..ba..". ketakutan Antony membuatnya terbata-bata saat berbicara.

"Cepat jawab! atau kau mau menjadi santapan para buaya di luar sana". teriak Darren geram.

"Ta..tangan! hanya tangan saya tuan,tidak ada yang lain". jawab Antony akhirnya.

Darren menyeringai menatap pria yang sudah delapan tahun terkurung di pulau terpencil ini bersama beberapa anak buahnya yang ia tugaskan untuk menjaganya.

"Kau ingin bebas?" tanya Darren dengan senyum smirknya.

"I..iya tuan,saya rindu istri saya dirumah".

"Bahkan mungkin istrimu sudah bahagia bersama suami barunya yang jauh lebih baik darimu". Darren tersenyum mengejek.

"Potong kedua tangannya sebelum dia dibebaskan". perintah Darren sebelum berlalu keluar.

"Baik tuan". tiga orang yang sedari tadi berdiri di ambang pintu menjawab serempak.

"Tidaak...! tolong jangan lakukan itu,ampuni saya tuan,jangan potong tangan saya". raung Antony yang sama sekali tak dihiraukan.

Darren membuka matanya setelah beberapa saat terpejam,melihat keluar jendela,menatap pemandangan hijau yang tampak menyejukkan jika dilihat dari ketinggian seperti ini.

"Bagaimana dengan pencarianmu?". Darren bertanya tanpa mengalihkan tatapannya.

"Besok pagi semua sudah ada di meja anda tuan". jawab Bram yang mengerti maksud pertanyaan tuannya.

"Bagus! cari sedetail mungkin jangan sampai ada yang terlewat". karena lelah Darren memejamkan matanya kembali.

*

Dirumah sederhana bu Fatma yang biasanya terdengar berisik dan penuh canda tawa kini berubah menjadi hening.

Semua anggota keluarga duduk di ruang tengah menunggu kedatangan Tomi dengan banyak tanda tanya.

"Assalamualaikum..!". Tomi yang baru masuk langsung mendapat tatapan horor dari semua orang kecuali Davin.

"Kenapa mukanya pada happy begitu?" tanya Tomi yang berusaha mencairkan suasana.

bukk..

"Masih berani lo datang kesini setelah manfaatin ponakan gue?" ucap Maya berapi-api sambil melempar bantal sofa ke arah Tomi.

"Ya kan tadi di suruh datang kesini, kalo nggak jadi gue pulang nih". ucap Tomi yang hendak berbalik badan.

"Berani melangkah keluar,saya sumpahin kamu nggak dapat jodoh seumur hidup". teriak bu Fatma melotot ke arah Tomi.

"Ya ampun buk,serem amat sih nyumpahinnya". ucap Tomi seraya duduk di sebelah Maya.

"Kenapa kamu membawa Davin untuk membantu kamu di perusahaan tanpa ijin dari saya?" Azkia menatap Tomi dengan raut kecewa.

Tomi melirik ke arah Davin sebelum menjawab pertanyaan Azkia.

"Maaf Kia,sebenarnya...!".

.

💖Bersambung...

.

.

.

Jangan lupa kasih like,vote dan komen buat author ya 💙💙💙

.

💗Makachii...😙😙😙

.

.

Terpopuler

Comments

Rizky prasetyor862@gmail.com

Rizky prasetyor862@gmail.com

setangkai mawar sebagai awal thor tetap semangat 💪💪💪💪

2021-12-19

0

ダンティ 妹

ダンティ 妹

next thor cerita ya sangat bagus aku suka jngn berhenti berkarya

2021-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!