Bab 2

.

.

.

Sesampainya di kamar,Antony langsung membaringkan tubuh Azkia yang sudah tak sadarkan diri di atas ranjang.

"Ternyata obat yang Lisa berikan pada gadis ini ampuh juga,jadi aku bisa leluasa menikmatinya tanpa perlawanan" seru Antony sambil membuka kancing kemejanya.

Tanpa menunggu lama tubuh Antony sudah berada di atas tubuh Azkia,nafasnya memburu dengan kilatan na*su yang membuncah.

"Aku sudah tidak sabar sayang " Antony meraba pipi Azkia hingga ke dagu,dan perlahan menuju ke bibir Azkia yang semerah cerry,tak ingin menunggu lama Antony langsung mendekatkan bibirnya untuk mencium bibir Azkia yang sangat menggoda.

Brakkk......

Antony terkejut saat pintu di buka dengan kasar dari luar,matanya terbelalak saat tiga pria berbadan kekar masuk dan langsung menyeretnya keluar dengan paksa.

"Hei..apa yang kalian lakukan?" teriak Antony tidak terima dengan perlakuan mereka.

"Bereskan bedebah itu" perintah Darren dengan tegas.

"Baik tuan muda " ketiga pria itu menyeret Antony keluar dari kamar.

Ketiga pria berbadan kekar itu adalah bodyguard yang di suruh kakeknya untuk selalu mengawal kemanapun Darren pergi.

Darren menutup pintu dan menguncinya dari dalam,kilatan amarah dan kebencian terlihat jelas dari sorot matanya saat melihat Azkia yang terbaring diatas ranjang dengan pakaian yang sudah sedikit tersingkap memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

"Jadi ini yang kamu lakukan di luaran?" Darren duduk di sebelah tubuh Azkia dan menatapnya lekat. Ada kekecewaan yang tersirat dari sorot matanya yang tajam.

"Baik, kalau begitu mari kita selesaikan" Darren menyeringai dengan melepas pakaiannya.

***

Pagi menjelang,Azkia mengerjapkan matanya yang terasa berat untuk terbuka.

"Ssh...kepalaku " ringis Kia sambil memijit keningnya yang masih terasa pening.

Perlahan matanya terbuka sempurna,Azkia terkejut mendapati dirinya berada di ruangan yang asing dan lebih terkejut lagi saat mendapati dirinya dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun yang membalut tubuhnya.

"Akh..." Azkia memekik saat merasakan sakit di area pangkal pahanya.

"Apa yang sudah terjadi padaku? kenapa aku tidak bisa mengingat apapun"

Perlahan air matanya menetes saat mengingat jika semalam ia bersama dengan seorang pria yaitu Antony.

kling..kling...

Azkia mengambil ponselnya yang berbunyi di atas nakas,menjawabnya dengan tergesa saat nama yang tertera di layar adalah rumah sakit.

"Halo "

"Dengan mbak Azkia ?" jawab suara seorang wanita dari seberang telfon.

"Iya saya sendiri,apa terjadi sesuatu pada ibu saya?" tanya Azkia sedikit panik,tidak mungkin pihak rumah sakit menghubunginya jika tidak terjadi sesuatu pada ibunya.

"Baru saja ibu Arumi kembali anval dan kondisinya semakin memburuk,jadi dokter menyarankan agar ibu Arumi secepatnya melakukan operasi bypass jantung mbak"

"Baik suster,akan segera saya usahakan biayanya" jawab Azkia lirih.

Tubuh Azkia seperti tidak memiliki otot untuk bergerak.Bagaimana mungkin semua ini terjadi padanya di saat yang bersamaan,disaat ia terpuruk kehilangan kehormatannya karena pria yang tidak ia ketahui siapa,justru kesehatan ibunya semakin memburuk.Apa yang harus ia lakukan?dari mana mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sekejap?

Azkia bangkit dari ranjang dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai,memakainya kembali walau ia merasa jijik dengan pakaian terkutuk itu.

Saat hendak membuka pintu Azkia melihat sebuah jaket berwarna abu-abu yang tergeletak di atas sofa,jaket yang terlihat mahal dengan inisial huruf D dengan lambang sayap di kedua sisinya yang terdapat di kerah baju bagian belakang.

Tanpa pikir panjang Azkia langsung memakainya untuk menutupi bagian tubuh atasnya yang terbuka.

***

Hampir tengah hari Azkia baru tiba dirumah sakit,ia sudah memutuskan menjual rumahnya yang sederhana itu untuk biaya operasi ibunya.

Azkia sudah memikirkan ini matang-matang,asalkan ibunya sembuh tidak apa-apa walaupun setelah ini harus tinggal di kontrakan kecil.

Setelah membayar semua administrasi untuk operasi ibunya Azkia berjalan menuju ruangan tempat ibunya dirawat.

Berkali-kali Azkia menghela nafas panjang untuk meredam semua beban dan kesedihannya,dia harus terlihat kuat dan tegar di hadapan ibunya,ibunya tidak boleh tahu dengan apa yang sudah menimpanya saat ini.

Setelah hampir lima jam Azkia menunggu,pintu ruang operasi akhirnya terbuka,beberapa dokter dan perawat keluar dengan wajah lelah.

"Bagaimana keadaan ibu saya dokter?" dengan tergesa Azkia menghampiri dokter Dian,dokter yang menangani ibunya selama berada disini.

Dokter Dian menggelang pelan,menatap Azkia dengan raut wajah iba.

"Ma..maksud dokter?" tanya Azkia terbata.

"Kami sudah berusaha semampu kami mbak,tapi tuhan berkehendak lain,operasinya gagal karena kondisi ibu Arumi sudah sangat buruk saat masuk ruang operasi".

Bagai di sambar petir,tubuh Azkia seketika luruh kelantai,dunia kecilnya bersama sang ibu kini sudah berakhir,berakhir dengan sebuah perpisahan yang abadi.

****

Dua bulan kemudian....

"Aku tidak mau hamil,aku tidak mau anak ini,aku akan menggugurkannya".

Azkia merasa frustasi setelah mengetahui tentang kehamilannya yang sudah berusia tiga minggu.

"Istighfar nak..,anak dalam kandungan kamu ini tidak bersalah,apa kamu tega membunuh anak kandungmu sendiri!"

Bu Fatma,wanita paruh baya yang sudah membawanya kerumah sakit saat Azkia pingsan di halte bus,mencoba menenangkan dengan memberinya dukungan.

"Tapi aku hamil tanpa suami bu! bagaimana aku harus menanggapi cibiran dari orang-orang nanti?" ucap Azkia dengan nada putus asa.

"Kamu tenang saja nak,ada ibu dan juga Maya yang akan selalu mendukung kamu".

Bu Fatma membawa tubuh ringkih Azkia kedalam pelukan,mengusap rambutnya dengan penuh kelembutan.

Walaupun baru mengenal Azkia

bu Fatma sudah menyayangi Azkia seperti anaknya sendiri sejak ia tahu peristiwa buruk yang Azkia alami.

"Mulai sekarang lo jangan ngerasa sendirian lagi ya Kia,karena gue sama ibuk selalu ada buat lo". ucap Maya yang usianya tak jauh beda dari Azkia.

"Kamu mau kan tinggal bersama ibuk dan juga Maya?". tanya bu Fatma penuh harap.

"Bagaimana dengan tetangga ibu kalau mereka tahu ibu membawa pulang perempuan yang hamil di luar nikah seperti saya?"

"Tidak usah memusingkan omongan orang,lagipula ibu tinggal di komplek kecil yang hanya ada beberapa rumah saja,dan mereka semua orang baik,jadi tidak perlu dipikirkan lagi! "

"Gimana? lo mau kan? mau aja deh biar gue ada temen ngobrol di rumah". tambah Maya dengan suara yang terdengar memohon.

"Iya,aku mau". jawab Azkia dengan senyuman yang secerah mentari pagi.

Azkia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik seperti bu Fatma dan juga Maya yang menolongnya.

Kini Azkia menjalani hari-harinya dengan bahagia tinggal di rumah sederhana bersama bu Fatma dan juga Maya ,tak lupa juga dukungan dari para tetangga yang selalu memberinya semangat.

.

.

.

.

jangan lupa dukung author dengan like,vote,dan komen ya.biar author gak galau mulu💙💙💙 makachii....😙😙

.

.

Terpopuler

Comments

Trisna Trisna

Trisna Trisna

ini agak lain dari cerita awalny.... maaf agak kurang nyambung

2023-05-28

0

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

kak kok 2 bln kemudian kok baru hamilnya 3 Minggu?

2022-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!