Di ruangan kerja yang begitu luas, terlihat seorang laki-laki sedang duduk di kursi kebesarannya. Dia baru saja menerima telepon dari wanita yang merupakan istrinya. Dia meletakkan hp itu kembali di atas meja.
Laki-laki itu kemudian berdiri dan berjalan menuju dinding kaca di sana. Mata tajamnya mengarah pada jalan raya yang tampak ramai.
"Masuk!" ucapnya saat mendengar ketukan pintu. Dia tidak berbalik sama sekali.
"Sepuluh bodyguard tambahan akan tiba di rumah esok hari, Tuan Muda!" ucap laki-laki yang baru saja masuk.
"Pastikan mereka bekerja dengan baik!" balas laki-laki yang masih menghadap ke dinding oaca itu.
"Baik, Tuan Muda." Laki-laki itu lalu keluar setelah meletakkan beberapa berkas di meja sang Tuan Muda.
Ruangan kembali sunyi, laki-laki yang tersisa di ruangan itu kembali duduk di kursinya.
Revan Adiputra, pebisnis muda yang berumur 27 tahun itu adalah suami dari Divina. Laki-laki sempurna yang membuat Divina begitu bersyukur menjadi istrinya. Apalagi laki-laki itu adalah cinta pertamanya.
Revan mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja. Ada sebuah kebimbangan yang melanda hatinya. Nanti malam dia akan pergi ke luar kota untuk memantau proyek besar. Namun ada kekhawatiran yang bahkan dia tidak tahu apa itu di dalam hatinya. Pikirannya selalu tertuju pada istrinya.
"Sial!" umpatnya pelan ketika tangannya tanpa sadar meraih hpnya dan akan menghubungi istrinya.
Revan bingung, apa yang terjadi pada dirinya beberapa hari ini. Hati dan pikirannya selalu tertuju pada Divina, istrinya. Segala cara sudah dia lakukan agar tidak memikirkan gadis itu, namun sia-sia.
Sebenarnya tidak ada yang salah jika seorang suami memikirkan tentang istrinya. Namun bagi Revan itu berbeda. Laki-laki itu termenung, mengingat dua tahun lalu. Di mana dia menikahi Divina karena dijodohkan oleh orang tuanya.
Revan yang saat itu genap berusia 25 tahun, mengucap janji suci yang menandakan dia memiliki tanggung jawab atas istrinya. Seperti halnya kasus-kasus perjodohan kebanyakan, sama sekali tidak ada cinta di hatinya pada Divina.
Dia menuruti keinginan orang tuanya untuk menikahi Divina karena dia begitu dekat dengan kedua orang tua Divina. Dan lagi, ada banyak tujuannya yang dimudahkan karena pernikahan itu. Jadi bisa dibilang kalau Revan hanya memanfaatkan pernikahan ini untuk kepentingannya.
Sudah hampir dua tahun usia pernikahan mereka, Revan selalu menjaga jarak dari Divina. Sebisa mungkin dia tidak bertemu secara langsung dengan istrinya itu. Ada rasa bersalah yang besar dalam hatinya memperlakukan Divina seperti itu, namun dia juga tidak bisa berdekatan dengan istrinya tersebut.
Pernikahan, sama sekali tidak ada kata itu dalam kamusnya. Dia tidak suka terikat pada yang namanya status pernikahan. Menurutnya wanita itu menyusahkan, manja, dan banyak lagi pemikirannya tentang wanita yang membuatnya tidak ingin menikah. Namun karena kedekatannya dengan Dio yang merupakan papa Divina, dia merasa tidak enak jika menolak.
Revan dulunya mengira dengan cara dia menjauhi Divina, wanita itu akan menyerah. Namun dia tidak menyangka kalau wanita itu bertahan sampai dua tahun ini.
"Aku mencintainya?" tanya Revan pada dirinya sendiri. Selama beberapa hari ini dia juga selalu menanyakan itu pada dirinya.
"Ya, aku mencintainya." Akhirnya, hatinya tersadar walau butuh waktu yang cukup lama.
Revan menyadari bahwa tidak seharusnya dia menyia-nyiakan wanita tegar seperti Divina. Dia juga menyadari tentang pemikirannya yang salah tentang wanita.
Divina adalah istrinya, wanita yang tetap bertahan walau selalu dia acuhkan. Ternyata butuh waktu untuk Revan menyadari perasaannya sendiri.
*****
Revan sudah sampai di bandara, 15 menit lagi dia akan berangkat. Dia menatap layar hpnya, menunggu telepon dari Divina. Namun sudah lama menunggu, hpnya sama sekali tidak berbunyi.
"Sudah waktunya kita berangkat, Tuan Muda." Asistennya yang bernama Bobby, mengingatkannya pada waktu.
Revan menyimpan hpnya dan berdiri, merapikan kemejanya dan berjalan sambil melipat lengan kemejanya. Tanpa sengaja, dia menabrak seorang wanita. Sebelum wanita itu jatuh, Revan menangkapnya hingga tanpa sengaja memeluknya. Itu hanya refleksnya.
"Revan," ucap wanita itu membuat Revan segera melepas pelukan itu dan memberi jarak di antara mereka.
Wajahnya Revan mengeras setelah melihat jelas siapa wanita itu. Sedangkan wanita itu tersenyum lebar padanya.
"Aku tidak menyangka kita bertemu lagi," ujar wanita itu melangkah mendekat, namun segera dihalangi oleh Bobby. Terlihat kalau wanita itu merasa jengkel.
"Apa sih?!" seru wanita itu berusaha mendorong Bobby, namun gagal karena tenaga yang tak seimbang.
"Cindy," panggil Revan dengan raut wajah datar.
Merasa namanya disebut, wanita bernama Cindy itu tersenyum dan menatap Revan kembali.
"Menyingkir atau kepalamu pecah!" ancam Revan dengan aura mengintimidasi. Dia begitu muak melihat wanita di depannya ini.
"Revan, aku tahu kau hanya bercanda." Walau sedikit merasa takut, namun Cindy tetap tersenyum.
"Aku berbeda dengan yang lima tahun lalu," ujar Revan lagi yang langsung membuat senyum Cindy menghilang.
Setelah itu Revan melangkah pergi diikuti Bobby di belakangnya. Meninggalkan Cindy yang masih mematung. Dia tidak menyangka bahwa Revan sudah berubah, wajar saja karena sudah lima tahun berlalu dan karena kesalahannya juga.
Revan masuk ke dalam jet pribadinya dan duduk di samping jendela. Tidak menyangka akan bertemu dengan wanita bernama Cindy itu lagi.
Dulu saat masih kuliah, Revan dan Cindy adalah sepasang kekasih. Best couple pula di kampus mereka saat itu. Saat itu Revan menyembunyikan identitasnya sebagai anak kedua keluarga Adiputra, sehingga tidak banyak yang tahu dia siapa.
Semasa pacaran, Revan selalu memanjakan Cindy. Apapun yang Cindy mau, selalu dia penuhi. Revan sangat mencintai Cindy, bahkan hampir membuka identitasnya saat itu.
Namun Tuhan memperlihatkan kebenaran, sehari sebelum Revan ingin mengajak Cindy ke rumahnya untuk bertemu orang tuanya, laki-laki itu menangkap basah kekasihnya itu selingkuh di sebuah hotel.
Sejak saat itu, Revan tidak ingin berhubungan dengan wanita lagi. Dia hanya fokus pada pendidikannya. Sejak itu pula dia salah paham pada semua wanita, hanya karena satu wanita seperti Cindy. Bahkan pemikirannya itu sampai terbawa hingga dia menikah.
Revan memejamkan matanya untuk melupakan kenangan buruk yang sempat teringat itu. Dia tidak perlu mengingat wanita seperti itu lagi. Revan memutuskan untuk tidur selama perjalanan, sedikit lelah karena harus keluar kota malam-malam begini karena ada sedikit masalah pada proyeknya.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments