Dua Hati

🌺

🌺

Arya tiba di sebuah pemakaman umum dimana mendiang kedua orang tuanya bersemayam. Menghampiri Anna dan Alena yang sudah lebih dulu berada disana beberapa menit sebelumnya.

"Alya tidak bisa kesini?" pria itu bertanya.

"Udah nggak bisa kemana-mana." jawab Alena.

"Ya sudah."

Kemudian mereka berdoa dengan khusyuk.

Masih terbayang di pelupuk matanya ketika terakhir kali ibu mereka menghembuskan napas terakhir akibat sakit yang dia derita, persis beberapa hari setelah dirinya lulus SMP.

Perempuan itu berpesan kepadanya agar menjaga ketiga adik perempuannya dengan baik. Menghidupi dan memberikan pendidikan yang layak bagi mereka. Dan hal tersebut tertanam begitu kuat dihatinya, sehingga membuatnya berjuang begitu keras dan melupakan segalanya selain berjuang untuk adik-adiknya. Melakukan segala yang dia bisa untuk memberikan apapun yang dibutuhkan. Makanan, pendidikan, dan banyak kebutuhan yang tak terhitung jumlahnya.

"Ayah sama ibu pasti bangga, karena Abang udah berhasil mengurus kita dengan baik, sampai sejauh ini." Anna bersuara setelah mereka selesai berdoa.

"Iya. Semoga ayah sama ibu tenang sekarang, nggak usah khawatir lagi soal kita." Alena menimpali.

"Ng ... belum." Anna bergumam.

"Hum?"

"Tinggal satu lagi." sambung Anna.

"Apaan?" Alena memiringkan kepalanya.

"Abang belum nikah." Anna berbisik.

"Ooo ... iya, lupa." Alena pun ikut berbisik.

"Kalian ..."

"Hehe ... cuma satu lagi kan bang ... dan itu akan bikin ayah sama ibu benar-benar tenang." Anna beralih kepada kakak laki-lakinya yang berdiri diantara dirinya dan Alena.

"Doakan saja, semoga cepat dipertemukan dengan jodoh abang." pria itu berujar.

Anna dan Alena terdiam, mereka merasa heran dengn ucapan sang kakak yang tidak menghindar seperti biasanya.

"Abang bilang apa barusan?" Anna bertanya untuk meyakinkan pendengarannya.

"Doakan, biar abang cepat ketemu jodoh." Arya mengulang kata-katanya.

Dua perempuan itu kembali terdiam, lalu saling pandang. Alena bahkan melihat sekeliling pemakaman yang sepi dan sedikit berkabut karena hujan lebat sempat mengguyur kota Bandung sejak subuh tadi, dan baru berhenti pada satu jam yang lalu.

"Ada jin lewat?" dia berbisik.

"Serius?" Anna merasakan tubuhnya merinding.

"Kalian ini ngomong apa?" Arya menyadari bisik-bisik di belakang tibuhnya.

"Ini beneran abang?" Alena beralih.

"Kamu pikir siapa?" pria itu menjawab.

"Bukan jin yang mampir?" sahut Anna.

"Ck!" Arya berdecak kesal.

Alena kemudian terkekeh sambil menutup mulut dengan tangannya.

"Habisnya abang hari ini aneh, biasanya suka menghindar kalau bahas masalah itu."

Arya tak menjawab, dia hanya memutar bola matanya dengan sebal.

"Udah siang, aku harus balik kerja." Anna melihat jam di layar ponselnya.

"Aku juga harus jemput Dilan sama Alea di Daycare." sahut Alena.

"Baik, ayo abang antar?"

Dua adik perempuannya mengangguk bersamaan.

🌺

🌺

Raja merasa harus melakukan sesuatu mengingat kejadian tadi siang di kedai milik Vania, interaksi antara gadis itu dengan kakak ipar dari sahabatnya yang terlihat beda dari biasanya.

Segera setelah dia menyelesaikan pekerjaannya pada sore hari, pemuda itu kembali ke kedai Vania. Hanya untuk menemui dia dan berbicara kepadanya.

Namun dirinya harus menelan kenyataan pahit saat mendengar perkataan Vania ketika setelah mengumpulkan segenap keberanian dia mengutarakan perasaannya, gadis itu dengan jujur tengah menunggu seseorang.

"Maaf kak. Aku pikir diantara kita nggak ada apa-apa. Aku merasa kakak itu teman yang baik. Rasa sukaku sama kakak hanya sebatas itu." ucap Vania, kini mereka bicara di bawah pohon kiara taman kota yang terletak beberapa meter dari kedai, saat hari mendung itu sudah petang.

"Nggak ada kesempatan gitu? lama lho aku suka sama kamu." tukas Raja denga nada sendu.

"Aku nggak tahu, kalau jodoh kan nggak ada yang tahu juga. Siapa tahu kita jodoh, dan mungkin nanti akan ketemu lagi. Tapi untuk sekarang aku nggak bisa." jawab gadis itu tanpa terbata.

"Aku kenal nggak sama cowok yang lagi kamu tunggu?" Raja kemudian bertanya.

"Ng ...

Kenal nggak? ya kenal lah masa nggak? tapi ... masa harus aku bilang sekarang, emang Bang Arya serius gitu? Tadi aja dia nggak bilang apa-apa. Itu gimana ya kelanjutannya dari semalam? belum jelas. batin Vania.

"Van?"

"Ya?"

"Aku sebenernya udah dijodohin sama Papa, tapi belum ketemu sama ceweknya. Udah cerita kan dulu?"

"Iya."

"Tadinya aku mau nolak perjodohan itu kalau kita bisa bersama. Tapi ... "

"Nggak apa-apa kak. Mungkin pilihan orang tua kak Raja itu baik. Apa salahnya di terima? karena itu juga yang lagi aku tunggu."

"Maksudnya?"

"Aku juga di jodohin. Nggak tahu kapan bakal ketemunya, dan sebelum itu kan semuanya belum pasti."

Pakai alasan itu dulu deh untuk sementara. batin Vania lagi.

"Kamu juga?"

Vania menganggukan kepala.

"Lucu banget sih kita senasib?" Raja terkekeh getir.

"Kedepannya kita nggak tahu bakal gimana, jadi ... ya ... gini aja deh."

"Hmm ...

"Kak Raja nggak marah kan?" Vania menatap wajah pemuda disampingnya dengan sedikit takut.

"Nggak lah, ngapain marah? masa mau maksa?" jawab Raja dengan tergelak.

"Hhhh ... syukur deh kalau kak Raja nggak marah Aku takut kakak nanti marah, terus kita jadi musuhan?"

"Apaan? nggak banget deh kalau gitu?" pria muda itu tergelak lagi.

"Ya udah, kalau gitu aku pulang deh." Raja tidak berniat melakukan hal lebih, semangatnya sudah menurun duluan sejak mengetahui ada pria lain yang tengah gadis itu tunggu. Tapi dia merasa sedikit lega karena sepertinya pria itu bukanlah orang yang dia kenal. Setidaknya dia tidak akan merasa cemburu pada siapapun nanti yang akan menjadi jodohnya Vania.

"Nggak mau minum dulu?" tawar Vania.

"Nggak usah." dia menatap langit yang begitu kelabu, seperti hatinya yang merasa sendu. Lalu gerimis mulai turun menambah rasa sendu itu sediri menjadi bertambah parah.

Tenang Raja, sebelum janur kuning melengkung, Vania masih bisa lu tikung! dia bergumam dalam hati.

Lalu hujan tiba-tiba saja turun dengan lebatnya. Membuat keduanya panik karena berada di luar ruangan.

"Sebentar!" pria itu melepaskan jasnya, lalu menutupkannya diatas kepala.

"Ayo aku antat ke kedai." ajaknya kepada Vania.

"Nggak usah, jas kakak jadinya basah?"

"Nggak apa-apa. Cuma jas, biar nggak terlalu basah."

Vania tertegun.

"Cepet!" Raja menarik Vania ke dekatnya, dan jadilah mereka berdua sama-sama menutupi kepala dengan jas yang sama, dan saling berdekatan. Keduanya berlari bersama menuju kedai di depan sana.

***

"Kan jadinya jas kakak basah?" mereka tiba di dalam kedai yang sudah sepi. Dua pegawai bahkan sudah menutup sebagian rolling door dan bersiap untuk pulang.

"Cuma jas."

Hati gue malah lebih basah, nangis Van! gumam Raja dalam hati.

"Makasih kak." ucap Vania seraya mengusap pundak dan lengannya yang basar terkena air hujan.

"Sama-sama."

"Besok-besok, kakak masih kesini kan?"

"Masih, kalau nggak sibuk." jawab Raja.

"Oke. Maksih, dan ... maaf."

"Nggak apa-apa Van."

Mereka terdiam sejenak.

"Aku pamit." ucap Raja, kemudian dia kembali menembus hujan menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat itu.

Vania tertegun menatap kepergiannya, ada sedikit rasa bersalah terselip dihatinya, namun hanya itu yang bisa dia katakan.

"Maaf kak Raja." gumamnya.

*

*

Arya melajukan kendaraannya dengan perlahan karena lalu lintas petang itu memang padat. Selain juga karena hujan yang terus mengguyur kota tanpa henti sejak sore. Menjadikan jalanan nampak seperti kolam raksasa yang menampung ribuan liter air yang berasal dari segala penjuru.

Dia memelankan laju mobilnya begitu melewati kedai milik Vania. Pria itu teringat sesuatu hal yang seharusnya dia lakukan tadi siang saat makan disana. Bertanya kepada Vania tentang perasaan gadis itu kepadanya, namun terlupakan karena kehadiran Raja.

Pria itu berhenti tepat di gerbang masuk saat melihat dua orang yang dikenalnya berlari hampir berdempetan dengan jas menutupi kepala mereka berdua.

Dadanya tiba-tiba saja bergemuruh melihat pemandangan tersebut. Dan api di dalam hatinya terasa berkobar membakar jiwanya keseluruhan. Rahangnya mengetat, dan giginya bergemeletuk, dengan perasaannya yang porak poranda.

🌺

🌺

🌺

Bersambung ...

jiah,... belum sehari?

🙄🙄🙄

Terpopuler

Comments

Kireina

Kireina

aku kok takut yg dijodohin sm raja tu vania...

2022-08-10

0

rinny

rinny

jangan jangan yg di jodoh kan denga raja adalah Vania 🤔🤔🤔🤔

2022-03-01

0

Maya Sari Niken

Maya Sari Niken

ow ow ow ow😱

2021-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Ulang Tahun Dilan
2 Jodoh Masa Depan
3 Jadi Baik?
4 Jodoh Untuk Abang
5 Makan Bersama
6 Jogging
7 Vania Dan Vanilla
8 Kopinya Manis
9 Calon Istri?
10 Hati Vania
11 Antara Jodoh Dan Ngobrol
12 Sakit
13 Suasana Baru
14 Calon Suami?
15 Ungkapan Hati
16 Pelanggan Spesial
17 Dua Hati
18 Perasaan Yang Sama
19 Hubungan Rahasia
20 Kencan
21 Gara-gara Vania
22 Kita?
23 Siraman
24 Pernikahan Anna
25 Kepastian
26 Janji Vania
27 Waktu
28 Acuh
29 Berbicara
30 Pertemuan
31 Misi Raja
32 Dua Hati
33 Nggak Romantis
34 Gara-gara Es Krim
35 Ide Alena
36 Ide Alena #2
37 Salah Tingkah
38 Ups!!
39 Kolam Renang
40 Bertemu Ibu
41 Sosok Harlan
42 Cerita Pilu
43 Hati Yang Lapang
44 Cinta Yang Bersemi
45 Tragedi
46 Jatuh
47 Pulang
48 Kejutan Yang Batal
49 Putus??
50 Kata Hati
51 Menikah
52 Malam Pengantin
53 Penyesalan Vania
54 Jahil
55 Pacaran Halal
56 Rencana Bulan Madu
57 Bulan Madu
58 Pagi Yang Kacau
59 Tidak Sama Lagi
60 Bekal
61 Bekal #2
62 Pesta Dan Negosiasi
63 Yang Terbaik
64 Memasak
65 Seperti Anna Dan Hana
66 Pernikahan Raja
67 Gara-gara Mantan
68 Sayang
69 Wasiat
70 Burn
71 Lost
72 Kesedihan
73 Janji Arya
74 Rumah
75 Anak-anak
76 Pulih
77 Rentenir
78 Bunga
79 Resign?
80 Ibu Dan Anak
81 Tawaran Menggiurkan
82 Cotage
83 Pantai Dan Kenangan
84 Irrasional
85 Pasangan
86 Hal Yang Baik
87 Beautifull Love Storry
88 Dua Garis Merah
89 Investasi
90 Pembukaan Kafe
91 Teman Hidup
92 Jadi Keluarga
93 Bobo Siang
94 Bawaan Bayi
95 Ayah Dan Bunda
96 Ketemu Ayah
97 Ceroboh
98 Pilihan
99 Pilu
100 Love Of My Life
101 Abidzar Algantara
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Ulang Tahun Dilan
2
Jodoh Masa Depan
3
Jadi Baik?
4
Jodoh Untuk Abang
5
Makan Bersama
6
Jogging
7
Vania Dan Vanilla
8
Kopinya Manis
9
Calon Istri?
10
Hati Vania
11
Antara Jodoh Dan Ngobrol
12
Sakit
13
Suasana Baru
14
Calon Suami?
15
Ungkapan Hati
16
Pelanggan Spesial
17
Dua Hati
18
Perasaan Yang Sama
19
Hubungan Rahasia
20
Kencan
21
Gara-gara Vania
22
Kita?
23
Siraman
24
Pernikahan Anna
25
Kepastian
26
Janji Vania
27
Waktu
28
Acuh
29
Berbicara
30
Pertemuan
31
Misi Raja
32
Dua Hati
33
Nggak Romantis
34
Gara-gara Es Krim
35
Ide Alena
36
Ide Alena #2
37
Salah Tingkah
38
Ups!!
39
Kolam Renang
40
Bertemu Ibu
41
Sosok Harlan
42
Cerita Pilu
43
Hati Yang Lapang
44
Cinta Yang Bersemi
45
Tragedi
46
Jatuh
47
Pulang
48
Kejutan Yang Batal
49
Putus??
50
Kata Hati
51
Menikah
52
Malam Pengantin
53
Penyesalan Vania
54
Jahil
55
Pacaran Halal
56
Rencana Bulan Madu
57
Bulan Madu
58
Pagi Yang Kacau
59
Tidak Sama Lagi
60
Bekal
61
Bekal #2
62
Pesta Dan Negosiasi
63
Yang Terbaik
64
Memasak
65
Seperti Anna Dan Hana
66
Pernikahan Raja
67
Gara-gara Mantan
68
Sayang
69
Wasiat
70
Burn
71
Lost
72
Kesedihan
73
Janji Arya
74
Rumah
75
Anak-anak
76
Pulih
77
Rentenir
78
Bunga
79
Resign?
80
Ibu Dan Anak
81
Tawaran Menggiurkan
82
Cotage
83
Pantai Dan Kenangan
84
Irrasional
85
Pasangan
86
Hal Yang Baik
87
Beautifull Love Storry
88
Dua Garis Merah
89
Investasi
90
Pembukaan Kafe
91
Teman Hidup
92
Jadi Keluarga
93
Bobo Siang
94
Bawaan Bayi
95
Ayah Dan Bunda
96
Ketemu Ayah
97
Ceroboh
98
Pilihan
99
Pilu
100
Love Of My Life
101
Abidzar Algantara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!