Bab 5: Ketabahan

Wafi diam mendengarkan perdebatan di belakangnya, setelah adzan selesai, dia pindah ke shaft paling depan dan menunaikan sholat sunnah dua raka'at terlebih dahulu. Wafi tetap diam, berusaha sabar saat beberapa pria menolak berdekatan dengannya. Sampai dia di apit oleh seorang ustadz dan kakek-kakek. Banyak orang yang benci, dan hanya juga yang mencintai, begitulah kehidupan.

Di rumah Bu nyai, sudah pukul 18:48 Wafi tak kunjung pulang, Afsheen ditanya tidak mau menjawab, bagaimana bisa kakaknya pulang, setelah dimaki dan di hina adiknya sendiri.

”Neng, bilang sama umi. Aa kamu kemana?" Tanya Raihanah dan semua orang memperhatikan, Afsheen diam, hendak pergi tapi Bayyin menahan dengan menarik lengannya.

”Kamu ngomong apa sama aa? Sampai dia ragu buat kembali kesini, awas ya kamu dek." Tegas Bayyin dan Afsheen diam.

”Niyyah, bilang sama umi. Ada apa?" Tanya Raihanah lagi.

”Aku gak ngomong apa-apa." Ketus Afsheen lalu melangkah pergi menuju lantai dua. Bayyin memperhatikannya dengan tatapan sinis.

"Biar aku sama Yaman cari Wafi." Ahmad pamit dan Fahira memberikan kunci mobil.

Saat pintu di buka, Wafi sudah muncul dan Raihanah langsung berdiri dan melangkah mendekatinya." Kamu dari mana?" Raihanah panik. Dia tatap wajah putranya yang babak belur, terluka dan berdarah, Wafi di hajar para warga. Yang tidak suka dengan kembalinya dia ke lingkungan pesantren, apa jadinya pesantren jika di pimpin oleh seorang narapidana.

”Wafi, kamu kenapa?" Tanya Ahmad." Siapa yang bikin kamu begini, bilang sama om." Ahmad kalut dan Fahira menenangkannya. Wafi menggeleng kepala, dan Raihanah mengajaknya duduk.

”Umi aku gak apa-apa, aku mau ngomong sebentar." Wafi tersenyum dan Raihanah mengusap darah perlahan dengan jemarinya.

”Nak." Suara Raihanah serak.

”Aku besok mau pergi, dan tolong bilang sama semua orang, bukan aku yang akan meneruskan menjadi pengurus pesantren, mereka gak usah khawatir. Aku akan pulang kalau ada uang, umi gak usah khawatir ya." Keputusan Wafi sudah bulat, dia akan memilih mundur menjauh dan tidak mau menambah beban keluarganya, Raihanah meraih kedua tangan putranya, mengenggamnya erat dan dia tidak mau anaknya kembali jauh darinya.

”Diam sama umi, sama adik-adik kamu. Jangan pergi kemana-mana." Tegas Raihanah dan Wafi menggeleng kepala.

”Jangan terlalu memperdulikan omongan orang-orang, kamu seharusnya membuktikan, kalau kamu bisa," ucap Yaman. Dan Wafi tetap menggeleng kepala.

”Aku lebih memilih mengalah, untuk kebaikan bersama." Balas Wafi dan Yaman membuang nafas kasar ke udara.

”Ini kelewatan, siapa yang mukulin kamu. Bilang, aku pastikan mereka dipenjara. Kalau hang Noah tahu, kamu kira dia akan diam?" Tegas Nafis yang sudah meledak-ledak, melihat keponakannya terluka.

”Aku gak apa-apa, izinin aku pergi ya umi. Aku pulang nanti.”

”Umi gak bisa ngasih izin." Tegas Raihanah dan hampir menangis saat ini.

”Umi, aku keluar dari penjara, sama dengan seperti lahir kembali, bayi lahir dalam keadaan suci, tapi aku sebaliknya. Berhenti memanggilku Gus, panggil aku Wafi atau Muzammil. Aku butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan luar, aku terlalu lama dipenjara dan nama anak umi ini sudah rusak karena kelakuannya sendiri, aku sudah bertanggung jawab, dan sekarang izinkan aku pergi untuk mencari pekerjaan.” Wafi tersenyum dan Raihanah tetap tidak mau melepas kepergiannya. Semua orang diam mendengarkan dengan begitu sedih, Sabila menangis mendengar ucapan Wafi yang begitu putus asa, dia paham pria itu sedang serba salah, hidup di penjara dan sekarang sudah bebas.

”Gimana kamu ikut om aja, kerja sama om ya." Ajak Ahmad dan kali ini Raihanah sedikit memberikan kesempatan.

Tapi Wafi menggeleng kepala." Aku sudah ada janji dengan orang lain, aku akan bekerja di sebuah sanggar bela diri. Do'ain ya umi, semoga aku diterima dengan baik, aku pasti pulang, tempatnya gak jauh kok."

”Kamu tinggal dimana nanti?" Raihanah sudah menangis.

”Ada tempat yang disediakan, gak usah khawatir."

Raihanah menunduk, tidak mengangguk ataupun menggeleng kepala, dia berat untuk melepas anaknya pergi lagi.

Malam semakin larut, Wafi tak kunjung tertidur, dia berjalan-jalan sendirian di sekitar pesantren sampai akhirnya bertemu dengan ikhsan.

”Masih sama, seperti dulu." Wafi menyapu sekeliling.

Ikhsan merangkul bahu Wafi dan Wafi menoleh sekilas." Kita gak bisa membuat semua orang suka sama kita, ini gak mudah buat kamu, sabar Gus. Akan ada pelangi yang indah setelah hujan dan kegelapan."

"Dan aku gak tahu, kapan gelap dan hujan deras ini berhenti." Wafi melangkah pergi meninggalkan ikhsan begitu saja.

”Apa putranya Gus Fashan menyerah?" Teriak ikhsan dan Wafi menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan tersenyum tipis.

"Sama sekali enggak, jika aku menyerah, aku benar-benar gak pantas lahir dari rahim seorang wanita yang kuat, dan memiliki ayah yang luar biasa!" Balas Wafi berteriak dan ikhsan tersenyum.

Terpopuler

Comments

Taruni

Taruni

mewek trus iih baca novel ini

2022-04-01

1

NatasyaM

NatasyaM

fighting Gus Mu..

2021-11-24

0

Buk E Bagas Arga regan

Buk E Bagas Arga regan

tiap ingat bpknya Gus mu selalu nangis.kini gantian anaknya yang bikin nguras air mata.penulis novel ini gak cuma sekedar menyajikan cerita romantis.tapi semua ceritanya seperti real di kehidupan nyata.banyak pelajaran yang bisa di ambil dari semua kisah "nya .agar bisa mawas diri terhadap sesama terlebih kepada sang pemilik kehidupan.sukses selalu kakak author ❤️❤️❤️❤️

2021-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Bebas!
2 Bab 2: Umi Raihanah
3 Bab 3: Pelukan hangat
4 Bab 4: Makan bersama
5 Bab 5: Ketabahan
6 Bab 6: Berpisah kembali
7 Bab 7: Persaudaraan
8 Bab 8: Niat Fatur
9 Bab 9: (Semoga cepat sehat)
10 Bab 10: Dua gadis cantik
11 Bab 11: Pulang
12 Bab 12: Enggan pergi
13 Bab 13: Khawatir
14 Bab 14: Habibah
15 Bab 15: Terserah saya
16 Bab 16: Shafiyah celaka.
17 Bab 17: Bekerja
18 Bab 18: Kang Bucin
19 Bab 19: Pulang lagi
20 Bab 20: Salah paham
21 Bab 21: Wafi Shafiyah.
22 Bab 22: Kang Bucin tiada kabar
23 Bab 23: Ketemu kang lebay
24 Bab 24: Patah hati
25 Bab 25: Di suruh pulang
26 Bab 26: Jahil nya Gus Mu
27 Bab 27: Kenyataan masa lalu
28 Bab 28: Berhenti kerja
29 Bab 29: Caper banget
30 Bab 30: Tanggung jawab
31 Bab 31: Minta izin
32 Bab 32: Menyerah?
33 Bab 33: Perpisahan membuat luka
34 Bab 34: Sama-sama dilema
35 Bab 35: Pertemuan
36 Bab 36: Teman makan teman
37 Bab 37: Ayah khawatir
38 Bab 38: Kemarahan Muzammil
39 Bab 39: Tetap Usaha apapun hasilnya
40 Bab 40: Kecelakaan
41 Bab 41: Masuk Rs
42 Bab 42: Buta karena Dunia
43 Bab 43: Memohon
44 Bab 44: Menyerah atau mundur
45 Bab 45: Galau
46 Bab 46: Di blokir
47 Bab 47: Ngamen buat mas kawin
48 Bab 48: Berontak
49 Bab 49: Capek
50 Bab 50: Malu-malu
51 Bab 51: Pernikahan
52 Bab 52: Malam pertama
53 Bab 53: Menjenguk
54 Bab 54: Olahraga malam nya Mumu
55 Bab 55: Merindukan yang sudah berpulang
56 Bab 56: Berbahagia
57 Bab 57: Diusir
58 Bab 58: Benci
59 Bab 59: Keluarga Majdi
60 Bab 60: Piknik
61 Bab 61: Mengajak bertemu
62 Bab 62: Kelelahan
63 Bab 63: Sedih
64 Bab 64: Pengunduran diri
65 Bab 65: Flashback
66 Bab 66: Asal celup
67 Bab 67: Masih marah?
68 Bab 68: Cemberut
69 Bab 69: Matjar HH
70 Bab 70: Bukan tidak bahagia.
71 Bab 71: Dunia dan akhirat
72 Bab 72: Matjar buka
73 Bab 73: Spesial untuk Umi Utun
74 Bab 74: Gak doyan
75 Bab 75: Merajuk
76 Bab 76: Lupa
77 Bab 77: Acara
78 Bab 78: Aa hebat ya
79 Bab 79: Luluh?
80 Bab 80: Selingkuh dan Poligami itu beda
81 Bab 81: Kebahagiaan untuk Shafiyah
82 Bab 82: Foto kenangan
83 Bab 83: dirawat
84 Bab 84: Pernikahan
85 Bab 85:
86 Bab 86: Sesal
87 Bab 87: Cembokur
88 Bab 88: Emosi
89 Bab 89:
90 Bab 90: Jalan terbaik
91 Bab 91: Hadiah dari abi
92 Bab 92: Duniaku, Habibah dan terima kasih
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1: Bebas!
2
Bab 2: Umi Raihanah
3
Bab 3: Pelukan hangat
4
Bab 4: Makan bersama
5
Bab 5: Ketabahan
6
Bab 6: Berpisah kembali
7
Bab 7: Persaudaraan
8
Bab 8: Niat Fatur
9
Bab 9: (Semoga cepat sehat)
10
Bab 10: Dua gadis cantik
11
Bab 11: Pulang
12
Bab 12: Enggan pergi
13
Bab 13: Khawatir
14
Bab 14: Habibah
15
Bab 15: Terserah saya
16
Bab 16: Shafiyah celaka.
17
Bab 17: Bekerja
18
Bab 18: Kang Bucin
19
Bab 19: Pulang lagi
20
Bab 20: Salah paham
21
Bab 21: Wafi Shafiyah.
22
Bab 22: Kang Bucin tiada kabar
23
Bab 23: Ketemu kang lebay
24
Bab 24: Patah hati
25
Bab 25: Di suruh pulang
26
Bab 26: Jahil nya Gus Mu
27
Bab 27: Kenyataan masa lalu
28
Bab 28: Berhenti kerja
29
Bab 29: Caper banget
30
Bab 30: Tanggung jawab
31
Bab 31: Minta izin
32
Bab 32: Menyerah?
33
Bab 33: Perpisahan membuat luka
34
Bab 34: Sama-sama dilema
35
Bab 35: Pertemuan
36
Bab 36: Teman makan teman
37
Bab 37: Ayah khawatir
38
Bab 38: Kemarahan Muzammil
39
Bab 39: Tetap Usaha apapun hasilnya
40
Bab 40: Kecelakaan
41
Bab 41: Masuk Rs
42
Bab 42: Buta karena Dunia
43
Bab 43: Memohon
44
Bab 44: Menyerah atau mundur
45
Bab 45: Galau
46
Bab 46: Di blokir
47
Bab 47: Ngamen buat mas kawin
48
Bab 48: Berontak
49
Bab 49: Capek
50
Bab 50: Malu-malu
51
Bab 51: Pernikahan
52
Bab 52: Malam pertama
53
Bab 53: Menjenguk
54
Bab 54: Olahraga malam nya Mumu
55
Bab 55: Merindukan yang sudah berpulang
56
Bab 56: Berbahagia
57
Bab 57: Diusir
58
Bab 58: Benci
59
Bab 59: Keluarga Majdi
60
Bab 60: Piknik
61
Bab 61: Mengajak bertemu
62
Bab 62: Kelelahan
63
Bab 63: Sedih
64
Bab 64: Pengunduran diri
65
Bab 65: Flashback
66
Bab 66: Asal celup
67
Bab 67: Masih marah?
68
Bab 68: Cemberut
69
Bab 69: Matjar HH
70
Bab 70: Bukan tidak bahagia.
71
Bab 71: Dunia dan akhirat
72
Bab 72: Matjar buka
73
Bab 73: Spesial untuk Umi Utun
74
Bab 74: Gak doyan
75
Bab 75: Merajuk
76
Bab 76: Lupa
77
Bab 77: Acara
78
Bab 78: Aa hebat ya
79
Bab 79: Luluh?
80
Bab 80: Selingkuh dan Poligami itu beda
81
Bab 81: Kebahagiaan untuk Shafiyah
82
Bab 82: Foto kenangan
83
Bab 83: dirawat
84
Bab 84: Pernikahan
85
Bab 85:
86
Bab 86: Sesal
87
Bab 87: Cembokur
88
Bab 88: Emosi
89
Bab 89:
90
Bab 90: Jalan terbaik
91
Bab 91: Hadiah dari abi
92
Bab 92: Duniaku, Habibah dan terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!