Hamil

Waktu terus bergulir, setelah melewati masa suramnya setelah kejadian malam itu, kini Dhea kembali ceria lagi, meskipun tubuhnya sedikit lemah, gadis itu terus memaksakan diri untuk bekerja demi perekonomian sang Bibi yang hanya bekerja sebagai penjual sayur.

''Kamu kenapa, Dhe?'' Yesi merangkul tubuh Dhea yang hampir saja ambruk, bahkan wajah gadis itu nampak pucat dengan bibir yang mengering.

''Aku nggak kenapa napa, Yes,'' suara pelannya menjawab, namun kali ini Dhea tak bisa lagi menahan rasa pusing dan mual, matanya semakin meremang dan kakinya semakin lentur, dengan perlahan Dhea ambruk ke lantai.

Yesi ikut ambruk karena tak kuat menahan bobot tubuh Dhea yang sama besarnya.

"Dhea banngun!" Yesi menepuk nepuk pipi Dhea, karena tak ada respons, Yesi akhirnya merogoh ponselnya dan memanggil Ambulan.

"Kenapa, Dhea?" sang Manager hotel datang bersama karyawan yang lain.

"Tidak tau, Pak, tiba tiba saja Dhea pingsan, ini saya sudah panggil ambulan."

Tak hanya Yesi, sang Manager dan yang lain pun ikut panik, selain sebagai pelayan yang paling rajin, Dhea pun paling ramah di antara yang lainnya, dan juga mudah memikat hati para pengunjung.

"Ini uang untuk Dhea, kamu jaga dia dengan baik!" perintah sang Manager itu langsung di jawab anggukan oleh Yesi.

Tiga puluh menit, kini Yesi hanya bisa menunggu tim medis yang ada di dalam, dan berharap Dhea akan baik baik saja.

Ceklek, pintu terbuka lebar, Yesi yang penasaran segera berlari menghampiri Dokter yang baru saja membuka maskernya.

"Bagaimana keadaan teman saya, Dok?" tanya Yesi antusias.

Ada ulasan senyum dari sudut bibir dokter gagah itu.

"Pasien baik baik saja, saya sarankan, dia makan yang bergizi dan teratur, jangan banyak beraktivitas, karena itu bisa mempengaruhi kehamilannya, apa lagi, kemungkinan besar bayi yang ada di dalam kandungan pasien itu kembar."

Deg, jantung Yesi berhenti berdetak, tubuhnya kaku dan tak bisa di gerakkan, bibirnya keluh, tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, hanya bisa menatap punggung Dokter itu berlalu meninggalakannya.

Setelah beberapa menit, Yesi menoleh beralih menatap tubuh Dhea yang ada di atas brankar.

Hamil, selama ini Dhea kan nggak punya pacar, lalu siapa yang menghamilinya? tanya dalam hati.

Dengan langkah lunglai, Yesi menghampiri ranjang dan memegang punggung tangan Dhea yang masih lemas dan tak berdaya.

Aku harus bilang apa jika dia bangun nanti. Apa sebelumnya dia sudah tau ini.

Yesi terus memandang wajah Dhea yang sendu, gadis itu nampak kurus dan layu.

Engh, lenguhan Dhea seraya memegang kepalanya.

"Kamu nggak apa apa, apa kepalamu pusing?" tanya Yesi khawatir.

"Aku ada di mana, Yes, Dhea mengedarkan pandangannya dan menatap setiap sudut ruangan yang ia tempati.

"Kamu di rumah sakit."

Hooweek.... tiba tiba saja Dhea membungkam mulutnya saat merasakan mual, Yesi yang cekatan langsung mengambil ember dari kamar mandi dan meletakkannya di samping ranjang.

Howeek....Lagi lagi Dhea hanya mengeluarkan cairan bening.

Yesi membantu memijat ceruk lehernya, air matanya yang di bendung kini gugur sudah membayangkan bagaimana jika sahabatnya itu melahirkan tanpa seorang suami.

"Siapa pria yang menghamili kamu, Dhe?"

Dengan di iringi air mata Yesi mencoba untuk menguak yang sudah terjadi.

"Apa maksud kamu?" Dhea tak kalah terkejut dengan ucapan Yesi.

"Kamu hamil," merengkuh tubuh Dhea dan sebelum wanita itu terjatuh kembali.

"Apa kamu bilang, aku hamil, enggak, pasti dokter sudah salah, nggak mungkin aku hamil." Dhea menangis histeris, masih mengelak dan tak terima dengan penuturan sahabatnya.

"Tapi kenyataannya begitu, Dhe, kamu hamil, dan anak kamu kembar."

Bahagia di atas penderitaannya, itu lah Dhea saat ini, di satu sisi wanita itu bahagia mendengar ada janin kembar yang ada di dalam kandungannya, namun di sisi lain, ia harus menanggung beban itu sendiri tanpa seorang suami, miris bukan?

"Sekarang katakan! pria mana yang sudah menghamili kamu?" Yesi menangkup kedua pipinya, berharap mendapat jawaban yang jelas.

Dhea enggeleng pelan, "Aku nggak tau, Yes, ruangan itu gelap, dia memaksaku untuk melayaninya."

Malang sekali nasib kamu Dhe, harus menjadi korban pria hidung belang, dan sekarang kamu harus menanggung semua ini sendirian.

Keduanya saling adu tangis, tak menyangka masalah yang menimpa Dhea begitu besar dan rumit.

"Setelah ini apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku akan keluar kota, aku nggak mau jadi bahan gunjingan, kasihan anakku, setidaknya aku hidup dengan orang asing yang tidak tau asal usul anakku."

"Yes," Dhea mendongak menatap wajah Yesi dengan lekat.

"Bantu aku untuk pergi dari sini, aku akan pergi jauh dari kota ini, hanya kamu yang bisa bantu aku."

Yesi mengangguk, karena ia pun tak bisa mencegah Dhea yang mungkin akan menanggung malu di lingkungannya.

"Aku akan bantu kamu, dan kamu bisa hidup tenang tanpa cemooh orang, dan aku sudah punya tempat tinggal di sana."

Dhea kembali berhamburan memeluk Yesi, "Terima kasih, Yes, terima kasih." ucapnya berulang kali.

Siapa pun papa kamu, mama tidak akan menuntutnya, karena mama sudah iklas untuk merawat kamu, semoga kamu menjadi anak anak kebanggaan mama.

Dengan tekadnya yang sudah bulat Dhea menyetujui untuk hidup di pulau dewata di rumah milik saudara Yesi yang katanya kosong, dengan begitu Dhea akan melupakan kejadian yang kelam itu.

"Kapan aku bisa ke sana?" Tanya Dhea memastikan.

"Secepatnya, aku akan pesankan tiket untuk kamu."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Apakah sudah ada hasilnya?"

"Belum, Tuan, kami tidak bisa menemukan gadis yang masuk ke kamar Tuan,"

Dengan kerasnya Arya menendang kaki Jojo dan Jeki hingga terjatuh, sedangkan yang lain berlari terbirit birit keluar, tak mau menjadi amukan Arya yang selanjutnya.

Dengan sigap kedua pria itu kembali bangkit, siap menjadi pelampiasan amarah Arya saat ini.

"Apa kalian memang sudah bosan bekerja, apa kalian mau aku pecat?" Ancam Arya.

Kedua pria itu hanya bisa diam, sedikitpun tak ingin membantah.

" Kalau nyari itu pakai otak, bukan dengkul." Memukul lutut Jojo dan Jeki dengan gagang sapu.

Ya, pakai dengkul lah, Tuan, kalau pakai otak saja, nggak jalan, mana bisa ke mana mana.

Nyatanya Jojo hanya bisa ngedumel dalam hati, baginya apapun yang di katakan sang raja itulah yang benar.

Huh.... Arya menghela napas dan menghempaskan tubuhnya kembali di atas sofa.

Kamu ke mana sih, siapa nama kamu, dan di mana tempat tinggal kamu.

Makin hari hati Arya makin gelisah, bahkan semenjak kejadian itu Arya tak ingin menyentuh wanita manapun, gairahnya menghilang dan selalu mengingat malam itu, malam yang penuh dengan keistimewaan dan penuh dengan cinta.

Aku jatuh cinta padamu, gadis misterius, sampai kapanpun aku tetap mencarimu, kamu akan menjadi nyonyaku.

"Arya..."

Segera Arya memejamkan matanya saat suara cempreng itu memanggilnya.

Jojo dan Jeki hanya bisa bersiul di tempat tanpa ingin pergi, karena bagi mereka berdua, pembalasan yang paling ampuh adalah menyaksikan Arya saat di marahi Nyonya Septi.

"Jangan pura pura tidur kamu," menarik rambut Arya, dan sungguh pria itu benar benar tak bisa untuk mengelabui wanita yang sudah melahirkannya.

"Ada apa, Ma?" Terpaksa Arya membuka matanya.

"Mana calon mantu mama?" tanya Nyonya Septi menuntut.

"Belum ketemu, kalau mama mau marah, marah sama Jojo dan Jeki, karena mereka tidak bisa menemukan calon mantu mama."

Sring, bagaikan hunusan pedang, tatapan Nyonya Septi mengarah ke wajah Jojo dan Jeki yang manahan tawa, ternyata saat ini tak sesuai ekspektasi pengawal itu, karena Nyonya Septi langsung melempar keduanya dengan bantal.

"Jojo, Jeki, kalian harus serius cari calon istri Arya, jangan main main. Sekarang coba kalian cari ke luar kota!"

Kedua pria itu membungkuk sopan.

"Baik, Nyonya."

Setelah mendengar perintah Nyonya Septi, kedua penjaga itu keluar dari kamar Arya.

Kalau marahin Jojo dan Jeki saja, hanya bentakan dan timpukan, tapi kalau aku, pasti jeweran, kalau nggak tamparan, cubitan.

"Arya sayang mama," tetap, pria itu memeluk Nyonya Septi dari samping.

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

ngk ada cctv apa 🤔 CEO Casanova ngk ada pinter nya 🤦🤣🤣🤣

2023-10-28

2

Suyatno Galih

Suyatno Galih

Thor tlg ksh tau sm mrk, kan kejadian nya di hotel srh tanya sm pegawai hotelnya jg tanya sm cctv nya hotel, katanya CEO cari org/ korban kok kayak cari ayam hilang mn mukanya gak tau lagi

2023-06-04

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

CEO bodoh

2023-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!