Mama Wita langsung mengakhiri panggilan telepon bang Vier dan menyerahkan ponsel pada Igo.
"Kamu bilang sama mama,kalau Shea atau Vier nyuruh-nyuruh kamu kayak tadi. Enak aja mereka itu,udah di kasih amanah sama papa,tapi gak bisa menjalankan amanah dengan baik,malah nyuruh-nyuruh adiknya yang bertanggung jawab.!" Gerutu mama Wita.
"Gak pa-pa mah,kalau Igo lagi gak sibuk,kan gak ada salahnya bantu kak Shea atau bang Vier. Perusahaan yang mereka jalanin kan perusahaannya papa,kalau sampai kak Shea atau bang Vier gak sanggup ngejalanin perusahaannya papa,kan kita juga yang rugi." Jawab Igo menjilat.
"Kalau mereka gak sanggup,kenapa dari awal mereka setuju? Kalau di awal mereka setuju,mau gak mau yah harus sanggup. Jangan cuma mau nerima jabatan besar aja,tapi giliran soal tanggung jawab di limpahkan sama kamu."
Igo pun diam tak menjawab kata-kata mama Wita. Tapi dalam hatinya tak perlu di tanya lagi bagaimana senangnya ia sekarang. Karena bisa membalas penindasan kakak-kakaknya saat sang mama tidak ada. Meski begitu,Igo juga sudah mempersiapkan mental dan fisiknya untuk kembali di tindas saat mama Wita tak ada dirumah.
🎀 🎀 🎀
Malam ini,kak Shea beserta suami dan anak-anaknya juga bang Vier beserta istri dan anak-anaknya datang ke rumah utama keluarga Mandala. Setelah makan malam bersama,mereka pun berkumpul di ruang keluarga. Sedangkan para cucu pak Oscar bermain di ruang main yang pak Oscar buat khusus untuk para cucu-cucu nya.
"Jadi rencana papa sama pak Sakti untuk bikin rumah singgah untuk anak-anak penderita kanker udah sampai tahap mana pah?" Tanya bang Vier membuka percakapan mereka di ruang keluarga.
"Tinggal nunggu pembangunan aja." Jawab papa Oscar sambil menyesap teh hijau buatan mama Wita.
"Oh..iya,kamu bisa kan nanganin proyek ini. Proyek ini kan gak besar." Tanya papa Oscar pada bang Vier.
Ingin rasanya bang Vier mengatakan tidak bisa dan ingin melimpahkan tugas itu pada Igo,tapi bang Vier tidak berani karena ada sang mama yang sedang menatapnya tajam. Namun,baru saja bang Vier ingin mengatakan kesediaannya,tiba-tiba saja kak Shea membuka mulutnya.
"Kok Vier sih pah? Suruh Igo aja. Kan dia gak sibuk." Kata kak Shea yang keberatan jika Vier yang menangani proyek pembangunan rumah singgah.
Mata mama Wita melotot ke arah kak Shea karena menyuruh putra kesayangannya untuk memegang proyek rumah singgah.
Sedangkan papa Oscar langsung menatap Igo yang sedang memikirkan sesuatu. Di pikiran Igo,ini adalah kesempatan emas untuk Igo merebut hati pak Sakti alias papi Tia,dengan begitu ia akan dengan mudahnya untuk mendapatkan Tia. Dasar Igo si manusia labil,sebentar ingin menyerah,sebentar ingin berjuang.
"Go,gimana apa kamu bisa?" Tanya papa Oscar yang menyetujui saran anak tertuanya.
Tanpa berpikir panjang lagi,Igo langsung menyanggupi permintaan papanya itu.
"Bisa pah,bisa banget malah. Lagian Igo juga gak sibuk-sibuk banget." Jawab Igo dengan sumringah.
"Beneran kamu bisa? Nanti kamu kecapean loh Go." Tanya mama Wita khawatir.
"Mama pikir Igo bakalan jadi kuli? Takut banget kecapean! Dia disana cuma ngawas doang kali mah." Kata kak Shea ketus sambil memutar bola matanya malas,karena sang mama sangat mengkhawatirkan Igo.
"Biar cuma ngawas,kalau dia terlalu fokus sama kerjaannya dia pasti bakalan lupa makan dan lupa istirahat Shea. Emang kamu gak kasihan sama adik kamu,dia belum nikah,belum ada yang perhatiin,belum ada yang ingetin untuk makan dan istirahat. Kalau kalian kan enak,udah punya pasangan. Kalau sakit ada yang ngurus. Lah kalau Igo sakit,siapa yang ngurus? Syukur-syukur kalau Igo sakit pas mama ada disini,kalau pas mama gak ada disini gimana?" Balas mama Wita tak kalah ketus dari kak Shea.
"Yah makanya di kawinin." Balas kak Shea.
"Nikah kak Shea." Timpal bang Vier.
"Iya nikah maksudnya. Lagian Go,kamu tuh udah tua,cepetan nikah,jangan main-main mulu!!" Omel kak Shea pada Igo.
"Siapa juga yang mau main-main mulu kak,orang Igo belum nemu yang cocok di hati." Jawab Igo membela diri.
"Cih,sok mau nemuin yang cocok. Gak usah sok mau nemuin yang cocok lah kamu Go,ada yang mau sama kamu dan nerima kamu apa adanya aja udah bagus." Timpal bang Vier yang tau persis kelakuan adik bungsunya itu.
Igo menggertakkan giginya dan melototkan matanya pada bang Vier,agar bang Vier tidak sampai keceplosan di hadapan orangtua mereka.
Disaat anak-anaknya berdebat,mama Wita jadi kepikiran dengan yang di katakan anak pertama dan anak keduanya.
"Bener juga,Igo udah cukup umur menikah. Aku harus segera menikahkan dia." Kata mama Wita dalam hati.
"Udah..udah gak usah ribut. Mau Igo nikah sekarang,bulan depan,atau tahun depan,itu urusan dia. Kita gak usah maksa dia kalau memang dia belum nemu yang cocok." Kata papa Oscar menengahi perdebatan anak-anaknya.
Kak Shea dan bang Vier tak lagi meneruskan pembahasan tentang Igo. Dan Igo pun bersedia menangani proyek pembangunan rumah singgah,proyek kerjasama antara papanya dengan calon papa mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
EndRu
semangat nih Igo
2022-06-03
2
Kenzi Kenzi
pd.banget bang,nyebut camer
2022-03-21
0
gia gigin
klau Igo anak mami semua di mudahkan tapi aku suka caranya Mommy Sarah mendidik papa nya Millie 😍😍😍
2022-02-02
0