Bab 20 Perubahan Rencana

Perubahan Rencana

Viky tidak menghiraukan anak buah Yanto dan berjalan ke arah Yanto, Wajah yang dingin dengan sorot mata yang tajam menatap ke arah Yanto.

"Apa kamu yang membunuh Ayahku…? 4 tahun yang lalu" Tanya Viky.

"Si-Siapa Ayah kamu… A-Aku bahkan tidak mengenal kamu…!" Jawan Yanto yang ketakutan dan menahan sakit di pipinya.

Viky tidak mengeluarkan sedikit pun tenaga, karena dia takut membunuh Yanto.

"Ha… ha… ha… kamu sungguh hebat… setelah membunuh orang, kamu melupakan orang itu begitu saja…" Viky tertawa, tawanya membuat Yanto semakin ketakutan.

"Apa pukulan ku yang barusan tidak bisa mengingatkan kamu akan kejadian 4 tahun yang lalu… apa aku kurang keras memukul kamu" Lanjut Viky.

"Kerk…" Suara tulang kaki Yanto patang di injak oleh Viky.

"Aaaa…" Yanto berteriak kesakitan.

Anak buah Yanto bergegas berlari menuju Yanto yang sedang meringis kesakitan tapi mereka semua di hadang oleh Aldo.

"Minggir… aku tidak ada urusan dengan kamu…" Ucap salah satu bawahan Yanto.

"Jika kamu berani maju satu langkah lagi… aku tidak akan segan-segan" Ucap Aldo dengan raut wajah dingin dan sorot mata yang tajam menatap ke arah bawahan Yanto.

Anak buah Yanto mundur satu langkan, mereka tidak mau jika bernasib sama seperti temannya yang tergeletak di lantai.

"Dasar bodoh… kenapa kalian diam saja… cepat serang mereka…" Perintah Yanto kepada Anak buahnya.

Anak buah Yanto yang tersisa pun mau tidak mau menyerang Aldo dan Viky. dalam sekejap anak buah Yanto sudah di lumpuhkan oleh Aldo..

Salah satu bawahan Yanto yang tidak terlalu terluka parah berlari pergi meninggalkan tempat tersebut.

Aldo yang hendak mengejar orang tersebut di tahan oleh Viky..

"Biarkan dia lari… biarkan dia memberitahu keluarga Handoko bahwa Tuan mudanya di bawa oleh kita… dan simpan tenaga kamu untuk nanti kita bersenang-senang"

"Baik Tuan…" Jawan Aldo.

"Apa kalian tahu siapa orang yang kalian singgung…" Ucap bawahan lain.

"Aku tidak tahu dan tidak mau tahu…" Jawab Viky dengan wajah datar.

"Aku adalah Yanto Handoko, Tuan muda dari keluarga Handoko, satu-satunya pewaris Handoko grup, Ayahku Luky Handoko tidak akan melepaskan kamu…" Ancam Yanto kepada Viky.

"Benar… kalian telah menyinggung keluarga Handoko… kepala keluarga Handoko, Luky Handoko tidak akan melepaskan kalian…" Timpal salah satu bawahan Yanto.

"Ha…ha…ha… kalian boleh pergi dan laporkan kepada kepala keluarga kalian atau ayah dari bajingan ini…" Tunjuk Viky kepada Yanto.

"Aku tunggu kalian keluarga Handoko di atas bukit sana… dalam 3 hari… kita bereskan maslah 4 tahun yang lalu yang sempat tertunda…" Ucap Viky kepada bawahan Yanto.

Viky dan Aldo membawa Yanto pergi, ke sebuah rumah kosong di atas bukit, dekat dengan pemakan ayah Viky.

"Kamu berlutut di sana…" Perintah Viky kepada Yanto.

"Deg…" Akhirnya Yanto menyadari kesalahannya.

"Tu-Tuan… Tuan ini adalah kesalahpahaman…" Ucap Yanto membela diri.

"Kesalahpahaman…?" Viky menatap Yanto dengan datar.

"Benar… benar Tuan… Ayah Tuan meninggal karena serangan jantung dan tidak ada hubungannya dengan saya…" Yanto akhirnya mempunyai alasan untuk bisa terlepas dari Viky.

"Bukti apa yang kamu punya…" Tanya Viky mengikuti permainan Yanto.

"Bukti surat dari dokter Tuan… Bukti tersebut ada di rumah ku… Jika Tuan mengijinkan aku pergi mengambilnya dan menyerahkannya kepada Tuan… aku bisa lupakan kejadian ini…" Ucap Yanto yang mencoba menyakinkan Viky.

"Ha…ha…ha kamu sungguh percaya aku akan melepaskan kamu… kamu sungguh bodoh… kamu kira aku akan percaya begitu saja dengan kata-kata bajingan seperti kamu…" Setelah berkata Viky menendang Yanto

"Bruk…" Tubuh Yanto menghantam sebuah batu nisan…

"Kamu berlutut di sana… jika tidak aku akan membunuh kamu dengan perlahan…" Perintah Viky kepada Yanto.

Yanto yang merasakan Aura membunuh dari Viky serta tatapan mata yang tajam, hanya bisa mengikuti perintah dari Viky.

"Kalian tunggu saja keluargaku datang… akan aku balas 10 kali lipat perlakukan kalian kepadaku…" Gumam Yanto, sambil berlutut di depan makan Ayah Viky.

"Aldo kamu kumpulkan sedikit orang untuk datang kesini, dan juga perintahkan Letnan Jendral Eagle untuk datang menemui aku… sepertinya musuh kita nanti bukan hanya keluarga Handoko…" Perintah Viky kepada Aldo

Aldo yang dari tadi amarahnya sudah memuncak ingin menghabisi Yanto, hanya biasa diam mengikuti rencana dari Viky.

Aldo melihat Yanto dengan sorot mata yang tajam, Aldo memotret Yanto yang sedang berlutut dan mengirimkan nya kembali ke sebuah aplikasi khusus.

Setelah Aldo mengirim foto tersebut dia menulis sebuah kata:

" Pembunuh Ayah Lord sudah tertangkap, aku di perintahkan oleh lord untuk mengumpulkan sedikt orang, hanya berjaga-jaga jika musuh kita bukan hanya keluarga dari orang sialan itu…"

Setelah selesai mengirim pesan tersebut kemudian Aldo melakukan panggilan ke sebuah no.

"Eagle kamu di perintahkan Lord untuk menghadap… ada tugas penting untuk kamu" Ucap Aldo setelah panggilan tersebut tersambung.

Orang yang berada di lain telpon hanya diam tidak menjawab, dan menutup telponnya.

Orang-orang di seluruh dunia yang melihat pesan masuk yang di kirim oleh Aldo, mereka semua sangat arah, dan ingin membunuh Yanto, mereka semua mengeluarkan aura mereka masing-masing dan memecah langit sore.

Aura yang di keluarkan semua orang dengan serempak tanpa instruksi, menjadi perhatian bagi banyak pihak. pasalnya kejadian seperti ini sangat jarang terjadi bahkan belum pernah terjadi.

Setelah melihat pesan tersebut, semua orang bergegas pergi menuju Kota Taraka yang berada di Montana, semua tiket pesawat dan kereta dari berbagai penjuru dunia menuju Montana sudah habis terjual dalam hitungan detik.

Semua unit di seluruh dunia yang bertugas mengurus semua itu, sedang sibuk mencari tahu dengan apa yang terjadi, pasalnya peningkatan jumlah tiket pesawat dan kereta menuju Montana, ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan membuat semua orang penasaran. serta kejadian itu berbarengan dengan kejadian dimana dapat di rasakan aura yang memecah langit dari berbagai penjuru.

Mereka semua berpikiran sama, akan ada kejadian besar apa yang akan terjadi di Kota Taraka yang berada di Montana.

Di saat semua orang tengah sibuk mencari tahu dengan apa yang terjadi. hanya di Montana saja yang tengah tenang, semua orang melakukan aktivitasnya masing-masing tanpa tahu akan kejadian yang sedang mengguncang seluruh dunia.

tapi berbeda dengan Kota Taraka, Setelah Deky mengumumkan bahwa Tuan besar dari Octa Grup akan datang, bukan hanya orang-orang dari Octa Grup saja tapi semua orang di Kota Taraka sangat antusias dan bertanya-tanya orang seperti apa orang No 1 di Octa Grup ini.