#8

Tak ada obrolan diantara James dan Fay didalam mobil. James fokus menyetir dan Fay hanya memandang jalan yang dilaluinya.

Fay dan James tiba di rumah sakit, dan langsung bertemu dengan Sera dan Alex.

Fay mengobrol sambil bersenda gurau dengan Sera. Meskipun usianya lebih muda dari Sera, Fay terlihat sangat menjaga Sera. Fay memang tipe wanita yang lembut dan selalu ramah pada semua orang meskipun hidupnya penuh dengan liku.

James tampak memperhatikan interaksi Fay dan Sera. Dan Alex melihatnya.

"Kau menyukainya James?hati hati, dia dalam lindungan Sera", Alex memperingatkan.

"Mataku selalu bersinar jika ada wanita cantik Al..tapi gadis itu bukan tipeku..dia terlalu lugu", jawab James santai.

Alex tertawa kecil.

"Aku bertaruh..pada akhirnya kau akan tergoda dengan Fay..apalagi kalian tinggal serumah", kata Alex.

"Tidak..aku jarang bertemu dengannya..dia ada di paviliun belakang".

"Ya..itu dulu ketika kau tidak tahu betapa cantiknya gadis yang kau tabrak kemarin", Alex meledek.

"Entahlah..aku tidak bisa menolak jika dia yang mendatangiku dulu", James mengedikkan bahunya.

"Itu artinya kau berniat menggodanya James..tidak ada wanita yang lolos dari rayuanmu", sindir Alex.

"We'll see", James tersenyum nakal.

"Jangan mempermainkannya jika kau tidak serius dengannya..aku hanya mengingatkanmu saja".

"Hmm..aku tahu", jawab James singkat.

Setelah beberapa lama, Fay dan James pun pamit pulang.

James memberhentikan mobilnya di depan sebuah cafe kecil dipinggir jalan. Dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.James ingin membeli kopi karena merasa mengantuk.

"Turunlah..aku ingin minum kopi dulu", kata James.

"Hmm", jawab Fay singkat.

Fay berjalan di belakang James dan mengikutinya ke dalam cafe.

"Kau minum apa?", tanya James.

"Tidak usah Tuan", jawab Fay.

"Aku tidak ingin kau hanya melihatku minum", James menatapnya tajam.

"Hmm..coklat panas saja", kata Fay yang kemudian menunduk.

Setelah pesanan mereka datang, James dan Fay langsung meminum minumannya masing masing.

"Kau benar benar dari Georgia?", tanya James tiba tiba.

"Ya".

"Bagaimana kabar kakakmu sekarang?apa dia masih menghubungimu?".

Fay hanya mengangguk.

"Kau tidak marah padanya?jika aku jadi kau..aku akan melupakannya...dia tidak pantas menjadi seorang kakak", kata James tajam.

Fay tak menjawab. Dia hanya terdiam. Fay merasa berhutang budi banyak pada sang kakak itulah sebabnya dia tidak bisa menolak keinginan kakaknya meskipun itu mempertaruhkan hidupnya.

"Dia tetap kakakku apapun yang dia lakukan padaku", jawab Fay pelan.

Setelah minuman nereka habis, mereka keluar dari cafe. Ketika akan membuka pintu mobil, tiba tiba Ada mobil yang melaju kencang dari belakang yang hampir menabraknya. James menarik tangan Fay dan memeluknya.

"Apa kau buta?!!!seharusnya kau melihat ke belakang dulu!!!", bentak James.

"Ma...maaf", jawab Fay takut karena bentakan James dan dadanya berdegup kencang akibat pelukan James.

James melepas pelukannya lalu membukakan pintu mobil untuk Fay.

"Terima kasih", kata Fay.

Lalu James melanjutkan perjalanannya pulang.

"Apa kau suka bekerja di mansion?", tanya James.

"Ya..aku suka", jawab Fay pelan.

"Kau tidak takut padaku?", tanya James lagi.

"Tidak...anda orang baik Tuan".

James tertawa kecil. Hal yang baru dilihat oleh Fay. Fay tertegun melihat ketampanan majikannya itu.

"Sera pasti menyuruhmu untuk berhati hati padaku", kata James dengan senyum smirknya.

"Ya..karena kata Sera anda seorang palyboy", jawab Fay jujur.