“Tuh, bener kan lo nggak normal?”
“Nggak normal gimana?”
“Masa cowok ganteng kayak Rafa lo nggak suka? Terus sebenernya lo lo tuh suka tipe cowok yang kayak gimana, sih?” Diandra jadi penasaran, mengingat katanya Melani belum pernah pacaran dan nggak tertarik sama sekali dengan cowok ganteng dan kaya seperti Rafa.
“Ya nggak gimana-gimana, pokoknya cowok itu harus lebih pinter dari gue and perhatian sama gue. Pokoknya si Rafa itu nggak masuk deh, dalam kriteria gue.”
“Emangnya Rafa kenapa?”
Melani dan Diandra kaget, tiba-tiba ada suara seseorang dari belakang mereka yang menyahut pembicaraan mereka. Melani dan Diandra menoleh ke belakang secara bersamaan. Mereka memandang orang itu mulai dari bawah sampai atas. Ada seorang cowok ganteng di depan mereka.
“Lho? Kevin?” seru Diandra, sementara itu Melani merasa nggak kenal dengan cowok yang di depannya itu,”Lo katanya ke Aussie? Kok udah ada di sini? Kapan pulang?”
“Kemaren pagi-pagi banget gue udah nyampe Jakarta,” jawab Kevin,”Oh iya, siapa temen lo ini? Mahasiswi baru ya?” Kevin memandang nggak kenal ke arah Melani.
“Iya, kenalin ini Melani. Dia baru beberapa hari ini kuliah di sini.” Diandra memperkenalkan.
“Hai, gue Kevin.” Kevin mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah pada Melani.
Melani bersalaman dengan Kevin serta nggak lupa menunjukkan senyuman ramahnya,”Melani.”
“Tadi gue denger, kalian lagi ngomongin Rafa, ya? Kenapa sama dia? Apa dia bikin masalah sama kalian?” Kevin bertanya dengan nada bicara seperti siap untuk membantu.
Diandra menyenggol siku Melani, saat Melani menoleh Diandra mengisyaratkan padanya untuk menjawab pertanyaan dari Kevin. Melani tampak keberatan, itu terlihat jelas dari raut wajahnya.
“Kenapa, sih?” Kevin bingung melihat tingkah aneh Melani dan Diandra.
“Oh, nggak apa-apa kok, Vin.” jawab Melani akhirnya.
“Rafa bikin masalah sama lo ya, Mel? Apa diajak buat pacaran sama dia?”
“Enak aja?! Eh?” Melani keceplosan dan buru-buru membungkam mulutnya sendiri. Dia memandang Diandra yang menepuk dahinya. Nggak tahu kenapa, Melani langsung emosi ketika Kevin menanyainya seperti itu. Dia tersenyum nggak enak ke Kevin,”M-maaf ya, Vin. Gue nggak bermaksud ngebentak lo, kok. Gue nggak sengaja tadi. Maaf, ya?” Melani merasa seperti orang paling bego sedunia.
Kevin hanya tersenyum geli,”Nggak apa-apa, kok. Mungkin gue yang nanya nya salah? Harusnya gue yang minta maaf.”
Melani nyengir,”Oh, gitu ya?"
“Iya. Abis selama ini Rafa emang selalu ngelakuin itu sama semua cewek yang dia rasa cocok sama dia. Dia langsung nembak gitu aja, terus mereka pacaran.”
Melani memandang Diandra, dan Diandra hanya manggut-manggut mengiyakan apa yang dikatakan Kevin.
“Tapi ya gitu, deh. Yang namanya Rafa, kalau udah bosen sama satu cewek, pasti dia bakal ninggalin tuh cewek. Bukannya gue mau ngejelek-jelekin Rafa sih, cuma gue sekedar ngasih tahu ke lo aja Mel, supaya nantinya lo nggak heran sama tingkah laku Rafa yang emang cuek itu.”
“…”
“Sebagai teman dekatnya, gue ini yang lebih tahu tentang dia daripada orang-orang di kampus ini.”
“Oh iya, makasih ya Vin, udah mau ngasih tahu.”
Kevin tersenyum dan menganggukkan kepala.
“Tapi kayaknya, Rafa nggak mungkin deh, bakalan nembak gue kayak yang lo ceritain tadi? Soalnya kalau pas ketemu gue, dia pasti kabur.” Melani berkata.
“…” Kevin tampak sedikit heran.
“Makanya tadi gue bilang, kalau Rafa itu aneh.”
“…”
“Nggg…ya udah ya, Vin. Gue sama Diandra mau cabut dulu. Kelas bentar lagi mulai.”
Kevin mengangguk.
“Yuk, Di!”
“Duluan ya, Vin?” ujar Diandra yang langsung pergi bersama Melani, karena Melani menarik-narik tangannya.
Melani menarik Diandra sampai di depan kelas mereka. Selama itu Diandra terus protes karena tangannya ditarik-tarik sama Melani.
“Aduh, Mel. Lo apa-apaan sih narik-narik gue kayak gini?”
“Eh, emangnya Kevin itu siapanya Rafa sih, Di? Kok kayaknya dia kenal banget sifatnya Rafa?” tanya Melani penasaran.
“Yaelah Mel, Mel. Jadi lo narik-narik gue cuma mau nanya soal itu?”
“Iya.”
“Hhh…capek deh!”
“Abis, tadi Kevin bilang kalau dia itu temen dekatnya Rafa. Gue heran aja, cowok kayak si Rafa itu bisa juga punya temen?”
“Kevin itu anak temen bokapnya Rafa. Ya udah jelas lah, kalau mereka deket.”
“Tapi kok Kevin beda ya, sama si Rafa?” Melani sedang berpikir,”Kalau Rafa itu jutek, angkuh…tapi kalau Kevin ramah banget?!”
“Kenapa? Lo suka sama Kevin?”
“Ah, ya enggaklah. Kenal juga baru tadi, gimana mau suka?” Melani langsung sewot.
“Iya, iya, tahu. Cuma bercanda kali, Mel? Udah sewot aja lo ini?” Diandra heran.
“Tau ah, gelap!” Melani nyelonong masuk ke dalam kelas.
*
“Wah…beneran Mel, hari ini lo mau main ke rumah gue?” Diandra senang sekali setelah Melani mengatakan kalau akan datang berkunjung ke rumahnya.
“Iya.” Melani mengamati sekeliling area parkir.
Lalu dia melihat Cyntia sedang ngobrol berdua dengan Rafa di dekat mobil merah milik Rafa.
Diandra memeluk Melani dengan rasa bahagianya,”Ya ampun, makasih banget ya, Mel?! Gue janji deh, ntar gue kasih lihat semua foto-foto mantan gue seperti janji gue dulu.”
Melani terus melihat Rafa yang sedang berbicara dengan Cyntia. Di kepalanya muncul tanda tanya besar. Apa Rafa itu pacarnya Cyntia yang tempo hari dilihatnya di kafe itu? Tapi kalau memang mereka pacaran, kok Rafa tetap bersikap biasa-biasa aja pada Cyntia, padahal kayaknya Cyntia antusias banget mengajak Rafa bicara?
“Mel, kok lo diam aja, sih? Lo lagi ngelihatin siapa, sih?” Diandra celingukan, mencari objek yang sedang diamati oleh Melani, sampai-sampai dia dicuekin. Diandra melihat Rafa dengan Cyntia,”Lo lagi ngelihatin Cyntia? Gue heran, lo kok kayaknya seneng banget ngelihatin Cyntia? Jangan-jangan emang bener lagi, lo lesbi sama Cyntia?”
“Bukan. Gue bukan ngelihatin Cyntia.” kali ini Melani nggak sewot lagi dibilang lesbi, karena pikirannya masih terfokus pada Cyntia dan Rafa.
“Terus ngelihatin siapa? Ngapain lo ngelihatin cowok orang?”
“APA???” Melani menoleh ke Diandra dengan tiba-tiba, sampai Diandra kaget,”Cowok orang??? Maksud lo, Rafa itu pacarnya Cyntia gitu?”
“Iya.”
Melani seperti nggak percaya,”Heh?”
“Kok lo kaget gitu?”
“Itu?” Melani menunjuk Rafa,”Cowok itu pacarnya Cyntia? Kok Cyntia mau sih, sama cowok kayak Rafa?”
“Ya maulah. Orang mereka saling suka, kok.” Diandra menjawab santai,”Lagian buat apa sih, lo ngurusin mereka?”
Melani melihat Cyntia dan Rafa masuk ke mobil yang dikemudikan oleh Rafa. Dalam hitungan detik, mobil merah Rafa berjalan keluar lingkungan kampus. Jauh di belakang Melani melihat Kevin berdiri di samping mobil silvernya. Dari sorot matanya, Melani tahu Kevin telah lama memperhatikan Rafa dan Cyntia. Melani merasa, ada sesuatu antara Kevin, Cyntia, dan Rafa, yang dia nggak tahu itu apa.
“Ya udah, Mel. Ayo kita ke rumah gue aja! Yuk!” Diandra menggandeng Melani yang masih nggak bisa melepaskan pandangannya dari Kevin.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments