Sara tidak mood untuk jalan-jalan menjelajahi kota Singkawang. Padahal Saka ingin mengajaknya ke tempat wisata yang lain.
Seharian mereka berbelanja perlengkapan dapur, peti styrofoam, serta perlengkapan lainnya. Karena keduanya sudah berbelanja pagi-pagi dan Sara tidak mau diajak jalan-jalan, Saka memutuskan untuk pulang siang itu juga.
Keduanya minta diantar Deki dan Andi ke Teluk suak. Tadinya Saka ingin lewat Pasir panjang saja, tetapi tidak ada kapal yang turun. Jadinya mereka lewat Teluk suak saja.
Sara seperti menjaga jarak dari Saka. Ia tidak memeluk kekasihnya saat mereka berboncengan bersama. Andi dan Deki yang melihat itu juga heran, tetapi mereka enggan untuk bertanya.
Hampir satu setengah jam, mereka sampai di pelabuhan Teluk suak. Saka berjalan ke pelabuhan menemui kenalannya yang merupakan awak kapal motor.
Deki dan Andi saling menyikut. Mereka ingin bertanya kepada Sara. Dari kemarin mereka sangat penasaran terhadap wanita itu.
"Mbak," tegur Deki.
Sara menoleh, "Ada apa?"
"Mbak, artis, ya?"
"Bukan. Mana ada artis kemari," jawab Sara.
"Wajah Mbaknya, mirip artis yang lagi ada masalah itu," sahut Andi.
Sara tersenyum, "Hanya mirip saja."
Saka datang setelah berbincang dengan awak kapal. Dari raut wajahnya menandakan sesuatu.
"Ada apa?" tanya Sara.
"Kapalnya penuh. Besok kita baru bisa pulang," jawab Saka.
"Kita enggak mungkin semalam lagi di sini, kan? Pakai speedboat bisa, kan?"
"Harus ada janji dulu, Mbak, kalau mau pakai speedboat, " sahut Deki.
Sara menghela, "Ya, sudah. Besok saja pulangnya."
"Jadi, nak nginap di mane kitak?" tanya Andi. (Kalian mau menginap di mana)
"Antar kamek ke pasir panjang, jak. Barang-barang tumpangkan dolok ke warung kopi," jawab Saka. (Antar kami ke pasir panjang dan barang titip ke warung kopi)
"Aoklah, biar kamek antar." (Baik, biar kami antar)
Sara dan Saka harus menginap lagi. Penginapan kali ini ada di Pasir panjang, yaitu Dayang resort.
"Makaseh udah ngantar. Kamek masok, lok," kata Saka. (Terima kasih sudah mengantar. Kita masuk dulu)
"Jangan lupa bujuk cewekmu," goda Andi dan Deki.
Saka hanya tersenyum. Kedua sahabatnya itu rupanya tahu perubahan sikap Sara. Senyum tidak enak pria itu lemparkan kepada sahabatnya, lalu berjalan masuk ke dalam hotel. Saka memesan dua kamar bersebelahan.
Ada banyak pengunjung karena memang di tempat itu disewakan kolam renang untuk pengunjung lain yang tidak menginap.
"Saka," tegur Sara.
"Apa?"
"Aku mau pergi makan di kantin itu," kata Sara.
"Pergilah," Saka mengeluarkan uang seratus ribu untuk Sara, "ambilah."
"Aku bisa bayar sendiri. Tidak perlu repot."
Sara langsung pergi menuju kantin yang terletak di ujung kamar mereka. Kamar Sera dan Sara berhadapan dengan kolam renang. Banyak pengunjung yang meletakkan barang mereka di depan kamar, tetapi itu tidak menganggu Saka sama sekali.
Saka masuk dan langsung mengunci pintu kamarnya. Ia menjatuhkan diri di atas tempat tidur sembari mengingat peristiwa semalam.
"Apa Sara marah, ya? Aku juga sudah minta maaf dengannya," gumam Saka. "Jelas dia marah. Kami baru jadian dan aku sudah ingin mengajaknya tidur bersama. Tapi, bukannya itu hal biasa bagi Sara? Dia pasti sudah tidur dengan kekasihnya itu."
Tidak lama ketukan kamar Saka terdengar. Saka mengintip dari luar takutnya ada anak kecil yang iseng. Di depan kamarnya ada anak-anak yang mandi kolam.
"Saka, ini aku Sara."
Saka langsung memutar kunci dan membuka pintu setelah mendengar suara Sara. "Masuklah."
"Aku bawa makanan untukmu. Hanya ada nasi goreng, pop mie dan juga teh botol. Jadi ... aku bawakan nasi goreng saja untukmu."
"Terima kasih," ucap Saka sembari menyambut sepiring nasi goreng dari tangan kekasihnya.
Saka menghabiskan sepiring nasi goreng yang diberikan Sara meski rasa nasinya biasa-biasa saja.
"Aku ingin berenang," kata Sara.
"Boleh, tapi pakai baju, ya, berenangnya."
Sara menaikkan sebelah alisnya. "Masa aku berenang tanpa pakaian. Kamu yang benar saja."
"Waktu di pulau kamu hanya pakai dalaman saja. Di sini jangan begitu," kata Saka.
Sara tersenyum, "Baiklah. Tapi kamu harus ikut juga."
Saka mengangguk, "Iya."
Mandi berenang bersama, nyatanya hanya Sara yang mandi. Saka hanya duduk di tepi kolam renang dengan handuk melingkar di lehernya.
Sara melirik para gadis remaja yang memperhatikan Saka tengah duduk. Saka hanya memakai celana pendek saja, dan tubuhnya yang bidang menjadi daya tarik tersendiri.
"Sayang!" seru Sara. "Aku sudah selesai berenangnya." Sara sengaja mengeraskan suaranya.
"Ya, sudah. Kamu bilas sana."
Gadis-gadis remaja itu kembali berbisik-bisik. Ya, mereka membicarakan Sara dan Saka.
"Kenapa kamu enggak pakai baju? Sengaja mau liatin perut rata kamu?"
"Tadi, kan, aku mau mandi, tapi enggak jadi," jawab Saka.
Sara mendengus, lalu masuk ke kamarnya sendiri. Saka ingin masuk tapi pintunya dikunci dari dalam.
"Kenapa jadi marah? Perasaan Sara marah mulu." Pintu dibuka. Sara menarik tangan Saka masuk ke dalam. "Astaga, Sara! Aku sebagai lelaki enggak ada harganya. Main tarik saja kamu."
"Diam di situ. Aku mandi dulu," ucap Sara.
Saka harus menemani Sara sampai wanita itu ingin tidur. Namun, sudah pukul sepuluh malam, Sara masih menempel dalam pelukannya.
"Aku balik, ya," kata Saka.
"Tidur sini saja."
"Nanti kayak kejadian semalam lagi. Aku harus balik ke kamar sebelah."
"Sini saja. Aku takut sendirian. Ini pertama kalinya aku menginap di sini," kata Sara.
Ada saja godaan batin. "Baiklah."
******
Pagi-pagi sekitar pukul delapan, Saka dan Sara sudah sampai di pelabuhan Teluk suak. Keduanya menumpang bis untuk sampai. Mereka sarapan di sana sembari menunggu muatan kapal penumpang.
Saka juga sibuk membawa barang-barang mereka untuk ditaruh dikapal motor. Penumpang mulai menuju kapal, termasuk Sara.
"Obat anti mabuk sudah kamu minum?" tanya Saka.
"Beres. Aku pakai masker tutup mulut untuk mengurangi mualnya."
Mesin kapal dinyalakan. Suara awak kapal mulai riuh. Saka dan Sara duduk pada bagian tepi penyangga. Perjalanan kali ini cukup mengasikkan karena Sara tidak canggung lagi kepada Saka.
Perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam untuk sampai di pulau Randayan. Dikarenakan penumpang lain yang singgah di pulau Kabung dan Lemukutan.
Barang-barang belanjaan di turunkan dari kapal. Sara meregangkan tubuhnya setelah naik ke atas jembatan.
"Sara!"
Sara tersentak, lalu menoleh ke samping. "Indra! Kamu di sini?"
Indra langsung memeluk kekasihnya dan itu dilihat oleh Saka. Indra juga mengecup wajah kekasihnya tanpa peduli kapal motor belum beranjak dari sana.
Saka membayar ongkos kapal, setelah itu mengangkut barang-barangnya menuju rumah sewa.
Sara gugup bukan main. "Kapan kamu datang?"
"Kemarin sore. Sara, kamu membuatku khawatir. Kenapa teleponku tidak diangkat? Kamu naik ke daratan tanpa izin dariku."
"Yang penting aku tidak pulang ke Jakarta, kan?"
"Sayang, aku tahu kamu masih marah kepadaku, tapi aku mohon untuk tidak membuatku khawatir."
"Aku baik-baik saja dan maaf membuatmu khawatir," kata Sara.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Felisha Almaira
giliran saka yg dbuat cemburu😔😔😔
2023-01-22
0
Felisha Almaira
cie sara.....bau bau cemburu tp masih belum sadar😊😊😊😊
2023-01-22
0
Jasmine
Indra cpt bgt dtgnya...katanya mau dtg 2 bln lg eh udh ke pontianak aja
2022-08-16
0