Sekte - Sekte aliran Hitam atau aliran putih mulai menjamur di Kekaisaran Wei. Sehingga membuat Kaisar Song Nie sedikit kesulitan mengurusi mereka semua satu per satu.
Para pendiri Sekte - Sekte di Kekaisaran Wei ini juga bukan seorang pendekar - pendekar biasa, mereka semua memiliki gelar dan julukan mereka masing - masing. Apalagi mereka adalah tokoh - tokoh besar yang Kaisar Nie sangat kenali.
Kekuasaan serta kekuatan yang di miliki Kaisar Nie masih tidak bisa di bandingkan dengan Para pendekar - pendekar yang telah mendirikan sebuah Sekte - Sekte di Kekaisaran Wei ini.
Sehingga Kaisar Nie lebih suka tidak terlalu banyak bersuara jika berurusan dengan salah satu dari mereka. Dukungan dari para Patriark Aliran putih serta beberapa Patriark Aliran Hitam pula lah, yang membuatnya masih bisa duduk di kursi Kekaisaran ini.
Bantuan mereka, serta dukungan mereka juga yang membuat Kekaisaran Wei masih tetap berdiri dan bertahan di daratan dunia ini.
Tidak sedikit juga Patriark atau pendiri Sekte yang tidak senang dengan pemerintahan Song Nie.
Hari ini tengah di adakan sebuah pertemuan besar seluruh Sekte pendukung Kaisar Nie. Pertemuan tersebut di hadiri para Patriark dari Sekte Aliran Putih dengan Sekte Aliran Hitam.
Kaisar Nie mengumpulkan mereka semua berhubungan dengan pemilihan ketua baru, ketua tersebut bertugas untuk memimpin seluruh Sekte baik aliran Hitam atau aliran Putih yang berada di bawah bayangan Kekaisaran Wei.
Ketua terdahulu dari seluruh aliansi Sekte di Kekaisaran Wei ini memiliki julukan Princes Red of Poison. Dia adalah Patriark pendiri Sekte aliran Hitam terbesar di seluruh Kekaisaran Wei Sektenya tersebut bernama Sekte Kalajengking Hitam.
Sekte Kalajengking Hitam selalu menjadi momok yang sagat menakutkan bagi Sekte - Sekte lainya, terutama Sekte aliran Putih. Sekte Kalajengking Hitam pernah mampu meratakan satu Sekte yang memiliki kekuatan setara dengan Aliansi yang di miliki Song Nie saat ini.
Dia adalah Huli Jing, Patriark dan pendiri Sekte Kalajengking Hitam tersebut, julukan si Princes Red Of Poison itu di dapatnya ketika dia muda dulu. Karena dia dikenal sangat sadis dan sangat menyukai sekali dengan sebuah pertempuran. Hidupnya terbuang sia - sia karena banyak di habiskan hanya untuk di Medan perang.
Paras Cantiknya membuat kaum adam tergila - gila pada saat mudanya, tapi saat dia sudah mengenal sosok asli dari si Princes Red Of Poison ini. Mereka pasti akan kabur dan ketakutan dengan si Huli Jing ini, itulah kenapa dia memiliki sebuah julukan sebagai Princes Red Of Poison.
Dia sudah lama menjabat menjadi seorang Pemimpin dan mengatur seluruh Alisansi sekte aliran Hitam dan Putih ini agar menjadi tentram. Usianya yang sudah tidak lagi muda, semakin lama semakin menghilangkan rasa kepercayaan dirinya, sehingga dia mengirim surat kepada Kaisar Nie.
Surat tersebut berisikan pesanya untuk mengundurkan diri dari jabatanya saat ini. Itulah mengapa Kaisar Nie mengumpulkan seluruh aliansinya karena dia akan mengadakan sebuah pemilihan Ketua baru untuk memimpin aliansinya tersebut.
Ada sekitar empat nama yang akan menjadi kandidat sebagai ketua aliansi ini. Yaitu An Wei, Patriark dari Sekte Kuda Besi, salah satu Sekte aliran hitam yang terkuat ke dua setelah Sekte Kalajengking Hitam.
Dan Jiang Mo, Patriark dari Sekte Naga Merah, Sekte beraliran Hitam terkuat ke tiga setelah Sekte Kalajengking Hitam. Dan Guo Lin, Patriark dari Sekte Anggrek Biru, Sekte aliran Putih terkuat dan bisa mengimbangi Sekte Kalajengking Hitam. Dan Biksu Xiao Yan, Patriark dari Sekte Menara Matahari.
Sekte Menara Matahari juga bisa di katakan sejajar dengan Sekte Kalajengking Hitam. Karena Sekte Anggrek Biru serta Sekte Menara Matahari berada di peringkat teratas Aliran putih, karena kedua sekte tersebut dari segi kekuatan serta sumber daya mereka semua berimbang dari berbagai sisi manapun.
***
Usia Fang Han sudah beranjak 17 tahun, pengalaman serta tehnik pengobatannya sudah banyak mendapatkan sebuah pengakuan. Sifatnya yang periang serta senang membatu orang.
Sekarang telah membawanya menjadi seseorang yang tersohor bagi penduduk Kerajaan Wei di kalangan menengah ke bawah.
Fang Han seperti biasa berpakaian layaknya seorang Tabib dan berkeliling kepelosok Kota Kekaisaran Wei mencari seseorang yang tengah membutuhkan sebuah pertolongan.
Saat dia tengah asik menapaki sebuah jalanan di pinggiran pasar kota Kekaisaran Wei. Fang Han sesekali selalu menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya.
Karena dia tidak bisa berbicara layaknya seperti orang normal, Fang Han selalu berisyarat sambil membungkukkan badannya dan menebar senyum ramahnya.
Setelah berjalan terus tanpa henti, Fang Han tiba - tiba melihat seorang Nenek yang tengah duduk dan berdiam di sebuah gerobak, dengan keadaan yang sudah sangat memprihatinkan.
Gerobak tersebut seperti sebuah gerobak yang sering di gunakan sebagai gerobak pengangkut sampah.
" Tolong.. Tuan, Nona. Tolong saya saya akan memberikan apapun yang kalian minta!? " Nenek tersebut terus merengek meminta pertolongan dari seseorang yang melintas di hadapanya.
Fang Han, yang selalu tidak tega melihat seseorang yang tengah kesulitan. Hatinya langsung tergerak dan sesegera mungkin mendekati tempat Nenek itu berada.
Fang Han lantas langsung tersentak saat melihat, keadaan Nenek tua itu lebih dari yang ia lihat dari jarak yang cukup jauh tadi.
Tubuh Nenek tua itu sudah kurus kering dan terlihat jelas dia sudah lama belum memakan sebuah makanan. Warna kedua matanya memeutih semua menandakan dia adalah tunanetra.
Tubuh Nenek tua itu berbau sangat busuk sehingga membuat setiap orang pergi menjauh.
Untuk beberapa menit Fang Han sedikit kebingungan bagaimana cara berkomunikasi dengan Nenek tua ini. Karena selain dia juga bisu Nenek tua itu juga seorang Tunanetra.
Fang Han dengan inisiatif kecilnya langsung membuat sebuah tulisan Brialle dari tanganya sendiri ( Tulisan yang di pelajari seorang Tunanetra untuk membaca ).
Setelah menulis apa yang ingin ia sampaikan, Fang Han memberikan secarik kertas yang telah ia tulis dengan kedua tanganya sendiri ke tangan Nenek tua itu.
" Nak.. Apa ini? " Nenek itu langsung kembali bersuara karena sedikit terkejut tiba - tiba ada seseorang yang memberikanya sebuah kertas.
Nenek itu meraba - raba kertas yang tertulis tulisan Brialle yang Fang Han tulis tadi untuknya.
" Nak.. Jadi kau seorang tuna bicara?! " Setelah meraba kertas yang di berikan Fang Han tadi, Nenek itu langsung bertanya sepontan kepada Fang Han.
Wajah Fang Han langsung sumringah mendengar pertanyaan Nenek tua tersebut, artinya Nenek yang itu bisa membaca apa yang ia tulis tadi.
" Tolong.. Bantu aku, dan berikanlah aku makan Nak!? " Pernyataan yang kembali terucap oleh Nenek itu langsung di respon Fan Han dengan cepat.
Dia mengangguk dan langsung menggendong Nenek tersebut di pundaknya. Fang Han segera berlari dan membawa nenek itu pergi ke kediamannya.
Setelah beberapa menit, dia sudah sampai di ke kediamanya tersebut. Tetapi kejadian yang sungguh mengejutkan terjadi terhadap dirinya begitu saja, lantas itu sangat membuatnya ketakutan karena saat dia sampai di ke kediamannya dia hendak akan menurunkan Nenek tua yang tadi meminta bantuanya.
Anehnya Nenek tersebut menghilang tiba - tiba dan sudah tidak ada di pundaknya lagi. Jelas - jelas Fang Han sungguh menggendongnya tadi.
Fang Han langsung mengerutkan dahinya karena terkejut, dia dengan hati - hati menutup kembali pintu Rumahnya.
KRAAKK...
Suara kertas yang terinjak di bawah kakinya, hampir membuat jantungnya meloncat keluar karena terkejut. Situasi ini baru kali ini sungguh baru pertama kali buatnya.
Tapi, tanpa ia sadari, dari jarak puluhan meter ada seorang wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya. Dia sudah melihat perbuatan Fang Han dari awal sampai akhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
DEWA HAREM
oiii
2022-03-30
1
Dessy Puswita Sari
keren, lanjut thor
2021-02-17
1
Dessy Puswita Sari
mantap thor
2021-02-16
1