Setelah makan di Sayidan, kita menghabiskan malam ini dengan duduk di bangku malioboro sambil menikmati camilan yang dibeli Indra.
"Ndut, aku masih punya harapan kan?"
"Harapan? Maksudnya?"
"Harapan buat kembali denganmu." Indra mengatakan seperti itu dengan terus menggenggam tanganku.
"Terus mau kamu sekarang gimana? Aku masih ingin meniti karirku. Aku ingin menunjukan sama orang-orang yang pernah menghancurkan keluargaku"
Flashback on
Dulu ayahku adalah seorang PNS. Ketika menjabat sebagai kepala sekolah, ayahku juga terpilih untuk mengurus koperasi guru. Hidupku dulu bisa terbilang sangat enak. Apa yang aku dan adikku minta pasti di turuti oleh ayah dan ibuku. Banyak sekali saudara-saudaraku yang meminta bantuan ke ayahku. Tanpa sadar, uang yang dipinjam oleh saudaraku semuanya hilang. Mereka sama sekali tidak bertanggung jawab untuk mengembalikan, dan jumlahnya juga tidak sedikit. Mungkin senilai dengan harga avanza keluaran terbaru pada tahun itu.
Gaji ayahku semakin berkurang, karena semua pinjaman yang dipakai saudaraku. Semua pinjaman itu memotong gaji ayahku setiap bulan.
Ayahku coba menanyakan dengan sabar tapi semuanya tidak ada yang menggubris. Sampai suatu saat ada pegawai bank datang dan akan menyita rumah kami. Ternyata uang yang dipinjam oleh budeku sama sekali tidak pernah di cicil. Ayah dan ibuku langsung kaget mendengar semua itu.
Setelah kejadian itu, ayah dan ibuku memutuskan menjual tanah untuk menutupi hutang di bank agar rumah kami tidak di sita.
Beberapa bulan kemudian ayahku meninggal karena serangan jantung.
Flashback off
"Kamu tetap bekerja, dan aku juga tetap kerja. Aku tidak akan mengganggu pekerjaanmu. Aku cuma ingin kamu kembali kepadaku, menjadi kekasihku lagi. Kita dulu putus karena tidak mampu menjalani LDR, tidak ada masalah yang rumit saat kita putus."
Aku dapat melihat ketulusan dari mata Indra. Dia mengatakan dengan mata berkaca-kaca.
"Gimana ndut?"
"Hmm...bolehkah aku minta waktu untuk berfikir? Aku tidak bisa menjawabnya sekarang"
"Oke. Tapi jangan lama-lama yaa."
"Ayo pulang. Aku lelah, pengen tidur lagi"
******
Aku menghempaskan badanku ke ranjang empuk kamar kostku.
Kenapa hidupku rumit sekali sih...aarrgghhh bodoh ah, mending aku tidur aja.
Ting ting ting
"Aku sudah sampai rumah. Kamu jangan begadang. Love u" chat yang dikirimkan Indra.
Love u gundulmu. Enak aja.
"Ok" Jawabku singkat
Ting ting ting
Duhh ngapain lagi sih...
"Jangan lupa berdoa sebelum tidur. Gosok gigi biar gak sakit gigi." Tama mengirimkan perhatiannya
"Siap kakak. Tugas segera dilaksanakan"
******
1 minggu waktu yang diberikan Indra. Selama seminggu juga aku memikirkan matang-matang.
Indra menjemputku ke kos untuk makan malam.
"Ndut, sudah 1 minggu. Waktumu sudah habis. Ayo sekarang jawab" kata Indra dengan wajah memelas
"Kalau aku jawab enggak, kamu marah gimana?"
"Yah terserah kamu. Tapi sangat berharap kamu menjawab IYA" wajahnya memelas lagi
Aku memalingkan pandanganku ke kaca dan menahan tawaku hihihi
"Nangis dulu. Mungkin dengan lihat kamu nangis, aku bisa jawab iya" kataku yang terus membuat hatinya gusar
Dan ternyata dia beneran nangis. Aku melihat air mata tulus yang keluar dari matanya.
"Eh kok nangis beneran sih? Aku kan cuma bercanda? Kok kamu malah nangis sih? Duhhh cup cup cup" aku mulai menenangkannya sambil menepuk pundaknya. Tapi Indra tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Enggak kok...Cuma tambah sedih aja, aku udah beneran nangis tapi kamu gak jawab iya. Padahal aku sungguh berharap bisa balikan sama kamu. Setelah kita putus, aku sama sekali tidak pernah pacaran ataupun dekat dengan perempuan lain. Aku ingin segera menyelesaikan kuliahku, mendirikan usaha property dan mencarimu. Tapi ternyata keinginanku dengan keinginanmu sungguh berbeda" Indra menunduk dan kembali meneteskan air matanya.
"Minggir dulu gih"
Setelah mobilnya minggir, aku langsung memegang wajahnya dan mengusap air matanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments