Penggemar Yang Dapat Dipercaya

Jun mengembalikan ponselnya setelah dia berhasil menghubungi seorang asistennya. Tampak raut wajah yang sedang kebingungan tersirat di sana.

 

“Kenapa?” Gauri yang memberanikan diri bertanya. Dia sengaja mengajukan pertanyaan sebagai aksinya berinisiatif. Gauri sendiri adelah penggemar yang sudah tahu sifat dan juga kebiasaan yang dilakukan oleh Jun sebagai idolanya. Terlebih masalah kesukaan Jun semua itu sudah ada di luar kepalanya.

 

Dia sendiri tahu jika Jun adalah seorang pria yang pemalu.

 

Perlahan Jun menoleh ke arah Gauri dan memandanginya dalam waktu yang agak cukup lama. Hal itu membuat Gauri menjadi dibuatnya salah tingkah.

 

"Apa aku boleh menginap di rumahmu?” tanyanya dengan nada datar.

 

“A-apa? Coba kamu ulangi lagi!” kata Gauri yang mengira jika dirinya sudah salah dengar.

 

“Ah, mana boleh seorang pria menginap di rumah seorang wanita!” kata Jun yang malah bicara sendiri. Dia langsung menyimpulkan sendiri tanpa mendengarkan jawaban dari Gauri terlebih dahulu.

 

“Tu-tunggu! Tadi kamu bertanya untuk menginap di rumahku?” tanya Gauri yang mengulangi kalimat pertanyaan yang diajukan oleh Jun pada dirinya untuk memastikan.

 

Jun perlahan menganggukan kepalanya.

 

“Kata Vicky untuk malam ini tak mungkin aku jika harus menginap di hotel. Sebab pasti akan banyak wartawan yang sudah menunggu di sana!” tuturnya dengan wajah yang tertunduk seperti tengah mengesalkan sesuatu.

 

“Oh, ya sudah kalau begitu kamu menginap saja di rumahku!” usul Gauri yang sebenarnya sangat ingin jika Jun benar-benar menginap dan tidur di rumahnya.

 

Jun menatap lagi ke arah Gauri. Gadis yang baru saja berusia enam belas tahun  dan lebih memilih untuk bekerja paruh waktu itu baginya terlalu baik.

 

“Apa kamu akan mengatakan pada teman-teman dan juga keluargamu tentang keberadaanku?” tanya Jun yang berpikir jika Gauri mungkin juga akan menjadi ancaman bagi dirinya.

 

Gauri tersenyum renyah. Itu membuat Jun menoleh ke arahnya dan menatapnya agak lama tanpa dia sadari.

 

Gauri berdiri di samping Jun dengan kakinya menjinjit karena rasa sakit yang menyertai kakinya. Pandangan Jun pun turun ke sana.

 

“Kakimu masih sakit?” tanya Jun yang melihat ke arah kaki Gauri yang masih terlihat bengkak dan juga memerah.

 

Gauri hanya menganggukkan kepalanya.

 

“Aku akan menutup mulutku kamu tenang saja! Aku ini gadis penjaga rahasia terbaik!” seru Gauri yang berbalik ke arah Jun sambil tersenyum.

 

Jun hanya tersenyum tipis.

 

“Ya sudah kamu pakai ini saja!” Gauri mengeluarkan masker medis yang baru saja dia beli dari sebuah mini market kemarin karena masker itu terdapat wajah Jun sebagai ikonnya.

 

Gauri menyodorkan masker itu tepat di depan wajah Jun dan hampir saja mengenai matanya karena saking terlalu dekatnya.

 

“Kamu?”

 

Jun langsung tertawa terpingkal-pingkal sendiri.

 

Gauri mengerutkan keningnya. Dia merasa heran kenapa Jun malah tertawa hingga terbahak-bahak ketika melihat masker yang dia pegang.

 

“Kamu ini benar-benar penggemarku ya?” tanyanya.

 

Kini Jun lebih yakin dengan kebenaran jika Gauri adalah penggemar dirinya.

 

“Tentu saja!” aku Gauri sambil menganggukkan kepalanya.

 

“Sudahlah ayo! Sudah terlalu malam nanti busnya tidak ada!” ajak Gauri yang langsung menarik tangan Jun ketika melihat sebuah bus yang berhenti menunggunya untuk segera naik.

 

Jun agak ragu namun mau tak mau karena tak ada pilihan lain dia akhirnya menuruti ide Gauri.

 

Jun menoleh ke arah Gauri yang duduk di sampingnya sedangkan dia duduk di dekat jendela.

 

Terlihat sangat jelas di mata Jun jika Gauri benar-benar sedang melindunginya melindungi dirinya sebagai idolanya.

 

Entah kenapa Gauri sangat berbeda dirasakan oleh Jun sebagai penggemar yang menyukai dirinya.

 

Dia tak seheboh ataupun tak seliar penggemarnya yang lain. Mereka pasti akan langsung memeluk dirinya dan juga bahkan akan ada yang meminta dicium oleh Jun jika posisi mereka keadaannya seperti ini.

 

“Rumahku tak terlalu jauh tapi jika kamu lelah bisa tidur sebentar nanti aku bangunkan!” kata Gauri yang melihat kantung mata Jun terlihat jelas di wajahnya.

 

Jun tersenyum sambil menganggukan kepalanya dia pun memejamkan matanya.

 

Entah setan apa yang kini merasuki tubuh dan pikiran Jun dia sangat mudah dikendalikan oleh Gauri. Padahal ketika sedang bekerja dia sangat sulit untuk diatur oleh manajer dan juga sutradara terlebih lagi dengan orang baru dia kenal.

 

Untuk kali ini pertama kalinya Jun dengan mudahnya diatur oleh orang asing.

 

Gauri terus menatap ponselnya yang menunjukan arah ke rumah dan juga yang menunjukkan di mana dia harus turun di halte yang mana.

 

Diam-diam dalam tidurnya Jun memperhatikan hal itu. Awalnya dia sempat dibuat heran.

 

“Ah, Jun kita sudah sampai!” kata Gauri dengan tangan yang menepuk-nepuk pundak Jun yang tengah menundukan kepalanya ke arah kursi jok yang ada di depan.

 

“Ah iya!” kata yang mengikuti langkah Gauri menuruni bus itu dengan perlahan.

 

“Tak apa kan kita berjalan dari sini?” tanya Gauri yang kembali melihat peta di dalam ponselnya.

 

Jun menganggukkan kepalanya. Mau tak mau dia hanya bisa menyetujui apa yang akan dilakukan oleh Gauri dengan begitu dia akan mendapatkan tempat untuk tinggal dalam satu malam ini dengan tenang.

 

Setelah melihat Jun menyetujuinya Gauri pun melanjutkan langkahnya yang masih ada beberapa ratus meter lagi dia sampai ke rumah.

 

“Kamu tinggal dengan siapa saja di rumah?” tanya Jun yang memulai basa-basi untuk menghilangkan keheningan selama perjalanan yang entah masih jauh atau dekat.

 

“Aku tinggal dengan Ayah, Ibu dan juga adik kembar laki-laki!” jelas Gauri dengan sesekali menolehkan pandangannya pada Jun.

 

Mana mungkin dia bia menahan perasaan yang kagum pada seorang idola yang selama ini dia kagumi bahkan bisa dibilang dia puja karena apapun yang bersangkutan dengan Jun dia pasti akan membeli ataupun memilikinya.

 

“Ah, apa mereka bisa menerima kehadiranku?” Tanya Jun yang menjadi sangat ragu setelah mengetahui jika ternyata di rumah Gauri terlalu banyak orang.

 

“Tentu saja, mereka sudah ku beri tahu untuk tidak heboh apalagi sampai mengatakan pada tetangga. Mereka sudah kusuruh diam!” tutur Gauri dengan wajah tersenyum lagi pada Jun.

 

“Tenang saja, keluargaku cukup baik dalam menyimpan rahasia!” tambah Gauri demi meyakinkan Jun untuk tidak terlalu khawatir untuk tinggal di rumahnya.

 

Jun berusaha untuk tersenyum. Dia berusaha memperlihatkan wajah tenangnya pada Gauri. Dia sendiri juga tak bisa jika harus mencari lagi tempat tinggal jika itu mungkin akan membutuhkan waktu yang lama. Belum lagi dia sendiri tak memegang ponsel juga dompet yang biasa dia bawa.

 

“Sudah sampai!” seru Gauri yang berdiri memberikan salma selamat datang di depan gerbang pintu rumahnya.

 

Kemudian dia segera membuka pintu gerbang itu takut ada orang yang lewat dan melihat dirinya sedang bersama dengan Jun.

 

“Masuklah!” suruh Gauri yang mempersilakan Jun untuk masuk ke dalam rumahnya.

 

Ternyata di dalam keluarga Gauri sudah menyiapkan acara penyambutan untuk Jun. Mereka awalnya tampak tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Gauri namun setelah melihat foto yang dikirimkan Gauri yang telah memotret Jun secara diam-diam barulah mereka semua percaya dan langsung bergerak cepat untuk membuat cara penyambutan Jun tamu kerhormatan mereka.

 

 

 

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!