Bertahun tahun yang lalu, jauh sebelum Anggala lahir kedunia ini.
Kisah perjalanan cinta dan petualangan
Lesmana, di mulai.
Perjalanan sang pendekar menemukan cintanya.
Perseteruan merebutkan pedang Pusaka Batu Bintang, begitu menggegerkan dunia persilatan tanah andalas.
Banyak pendekar yang ingin memilikinya,
baik golongan hitam, maupun golongan putih.
Bukit Sanggar Puyuh di datangi banyak musuh, Bidadari Kuning atau Diah Kencana Wati, dengan sang guru Pendekar Pedang Batu Bintang, mereka selalu waspada. Karena dalam dua purnama ini, bukit sanggar puyuh santroni banyak golongan hitam yang menginginkan pusaka itu.
Di kejauhan tampak serombongan orang menuju Bukit Sanggar Puyuh.
mereka tampak terburu-buru, berjalan menuju bukit.
Rupanya mereka Adalah empat bersaudara dari perguruan Bambu Kuning, murid Satria Bambu Kuning, Ki Gading Mageli.
Mereka mendapat perintah untuk mencari tau siapa saja yang menginginkan pedang Pusaka Batu Bintang dari sang guru Satria Bambu Kuning.
"Salam, Ki Randu," ucap salah seorang dari empat bersaudara kepada ki Randu,
"Kami ke sini untuk memberi tahu dan membantu Aki, kami di perintahkan guru kami ki Gading Mageli," jelasnya lagi.
"Sebaiknya kalian masuk ke pondok untuk minum, kalian tentu haus," jawab Ki Randu yang di kenal dengan gelar Satria Pedang Batu Bintang.
Ki Randu memanggil sang murid, Diah Kencana Wati untuk mengambil air putih untuk tamu mereka.
"Diah, ambilkan air untuk tamu kita," pinta Ki Randu.
"Baik, Guru," jawab Diah Kencana sambil ke dapur untuk mengambil air putih, tidak lama gadis muda dengan pakaian serba kuning itu muncul dengan sebuah kendi berisi air dan beberapa cangkir dari batang bambu yang di potong rapi.
"Kami melihat rombongan Iblis Merah menuju kesini, Paman," kata kakak tertua dari empat bersaudara, "Mereka lagi istirahat di warung di ujung kampung," tambahnya sambil menuang air ke cangkir bambu.
"Baiklah, sebaiknya kalian pergi dari sini," kata Aki Randu.
"Kami di perintahkan membantu Paman dan Diah," ucap Laksa, nama kakak pertama dari empat bersaudara itu.
"Eyang guru Satria Bambu Kuning bersama Pendekar Naga Sakti Lesmana, juga sedang menuju kemari,"
"Eyang guru berhasil mengundang, Pendekar Naga Sakti ke Perguruan Bambu Kuning," tambah Laksa sambil minum.
"Baiklah, kalau begitu berhati-hatilah ilmu anggota Iblis Merah banyak yang tinggi," kata Ki Randu memperingati.
"Apakah Iblis Merah si Muka Rata bersama dengan mereka," tanya Ki Randu.
"Ada, Paman. Dia membawa anggota tujuh orang," jawab Laksa sambil memberikan kendi air kepada tiga adik seperguruannya.
Matahari mulai condong ke barat tampak di kaki bukit sanggar puyuh rombongan Iblis Merah sudah datang.
Pendekar Pedang Pusaka Batu Bintang dan sang murid Diah Kencana dan Laksa bersama tiga adik seperguruannya, bersiap-siap menunggu musuh-musuh Mereka itu.
Tidak lama rombongan para pendekar golongan hitam itu telah sampai ke depan pondok.
"Ha ha ha...! Ki Randu, sebaiknya kau serahkan pedang itu dan murid cantikmu pada kami. Kau akan ku izinkan melihat matahari esok," teriak Iblis Merah Muka Rata.
"Langkahi mayatku dulu.. Baru kalian bisa melakukan kehendak kalian," jawab Aki Randu walau umurnya sudah enam puluh tahunan. Ki Randu tidak gentar menghadapi musuh-musuhnya. Walau nama besarnya tinggal masa lalu.
"Baik, kalau itu maumu. Bunuh mereka!" perintah Iblis Merah Muka Rata,
para anggota Iblis Merah lansung meransek ke depan.
Pertarungan di padang rumput bukit
sanggar puyuh berlansung sengit
Si Iblis Merah Muka Rata belum ikut bertarung, ia hanya berdiri melihat dan mengawasi pertarungan. Sementara tujuh orang bawahannya mengeroyok Diah Kencana bersama empat murid Perguruan Bambu Kuning.
Diah Kencana di keroyok dua orang begitu pun Laksa menghadapi dua orang musuh, sedangkan tiga adik laksa menghadapi satu lawan satu musuh mereka.
Wut! Wut!
Set! Set!
Tring!
Pedang di tangan Diah Kencana berkelebat kesana-kemari menangkis serangan dua orang pengeroyoknya.
Pedang pusaka batu bintang yang telah di berikan Ki Randu pada sang murid. Diah Kencana, gadis itu adalah murid satu-satunya Pendekar Pedang Batu Bintang.
"Hup! Hiaaa.......!"
Sring!
Diah kencana berhasil mendesak kedua musuhnya, jurus 'Pedang Sembilan Bintang'. miliknya membuat pedang di tangannya berkelebat di udara bagai bayangan.
Set! Wut! Bret!
"Agkh..!" satu sambaran pedang berhasil melukai salah seorang dari dua orang pengeroyok anggota Iblis Merah itu.
Anak buah si Muka Rata terhuyung ke belakang, perut sebelah kirinya terkena sabetan pedang batu bintang milik Diah kencana. Lukanya cukup dalam, sehingga ia pun jatuh dan tewas seketika.
Melihat saudaranya jatuh, Merak Merah, gelaran anggota Iblis Merah merapal ajian tenaga dalam. Merak Merah lansung melepaskannya ke arah Diah Kencana.
"Hiaaa....!"
Wuuuaar........!
Suara tenaga pukulan berapi berpijar begitu beradu dengan pedang batu bintang.
Desss....!
Duuaaar........!
"Aakh...!"
Diah kencana yang tidak siap terpekik dan terlempar kebelakang, gadis itu jatuh di depan sang guru dengan memegang dada karna mengalami luka dalam.
"Diah, kau tidak apa-apa?" tanya sang guru cemas melihat keadaan sang murid.
"Saya tidak apa, Eyang Guru," jawab Diah Kencana Wati, wajah manisnya terlihat berkerut menahan sesak di dadanya. karena terluka dalam, Diah Kencana Wati masih memegang pedang pusaka batu bintang di tangannya.
"Ha ha ha..! Sebaiknya, kau serahkan pedang itu Bidadari Kuning," bentak Merak Merah sambil tertawa.
"Lawanmu, kini aku anak muda!" ujar Ki Randu, Pendekar Pedang Batu Bintang itu maju dengan tongkat kayu jati di tangannya.
"Akan ku habisi nyawamu, orang tua!" teriak Merak Merah lansung mengirimkan tendangan ke arah Ki Randu.
Wuk! Duak!
Ki Randu cepat menahan tendangan Merak Merah dengan tongkat kayu jatinya. Sehingga tendangan Merak Merah beradu dengan tongkat kayu jati milik ki Randu.
Merak Merah terjajar mundur ke belakang, ia merasakan tenaga dalam yang cukup kuat dari Ki Randu.
Merak Merah lansung merapal ajian 'Setan Merah Pencabut Nyawa'. Tingkat empat baru tingkat itu yang mampu ia kuasai, jadi pukulan itu adalah jurus andalannya.
Tangan Merak Merah merapat saling bertemu, begitu ia merenggangkan tangannya. Cahaya merah bersinar di antara tangan Merak Merah, laki-laki itu mengunakan semua tenaga dalamnya. Tampaknya Merak Merah berencana mengadu nyawa dengan Pendekar Pedang Batu Bintang masa lalu itu.
Melihat musuhnya merapal jurus yang di takuti itu. Ki Randu melapal ajian 'Bintang Berpijar'. tingkat sembilan'. Aki Randu tidak main-main, ia mengerahkan lebih separuh tenaga dalamnya menghadapi pukulan mematikan Merak Merah itu.
"Hup! Hiaaa...... !"
Wuaaar........!
Desss...! Dees...!
Merak Merah melemparkan cahaya merah ke arah ki Randu. Pendekar tua itu menunggu dengan tangan di susun di depan dada dengan di selubungi cahaya putih berpijar, sesuai dengan namanya, ajian 'Bintang Berpijar'.
Wuuuss........!
Desss.!
Dhuaaarrr..........!
Dua pukulan bertemu, Merak Merah terpental ke belakang dengan tubuh gosong bagai terbakar. Pakaian merahnya berubah menjadi hitam, Merak Merah tewas seketika.
Sementara Ki Randu terhuyung satu tombak ke belakang sambil memegang dada, laki-laki tua berambut putih ity terluka dalam.
Pukulan 'Setan Merah'. adalah salah satu pukulan yang di takuti tokoh dunia persilatan, namun sampai saat ini, ajian 'Inti Neraka Pembakar Bumi'.lah yang terkuat.
Jurus itu di kuasai tokoh nomor satu golongan hitam, Topeng Hitam Pencabut Nyawa, namun Topeng Hitam jarang ikut campur urusan dunia persilatan.
Hanya para muridnya yang merajalela di dunia persilatan, murid kesayangannya Iblis Merah Pencabut Nyawa, atau di kenal dengan Elang Hitam, karna ia juga murid tokoh hitam, bergelar Kelelawar Hantu.
Sedangkan Iblis Merah Muka Rata adalah adik kandung Iblis Merah Pencabut Nyawa, yang memimpin kelompok Iblis Merah.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya teman-teman..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 371 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssssss...! 👍👍
2023-02-08
0
Radiah Ayarin
semangat
2023-02-08
0
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
semakin luar biasa keren 😎👍😎👍👏😆
2023-01-21
3