Tidak terasa dua tahun bertambah, tenaga dalam dalam Anggala belum juga kembali, walau ia telah meminum ramuan khusus dari Pertapa Naga.
Anggala telah mempelajari jurus-jurus pedang naga, ia hampir menguasa kitab sembilan jurus pedang naga.
Namun kecepatannya yang masih biasa biasa saja, setiap hari Anggala berlatih bersama sang guru, jurus-jurus pedangnya maju pesat.
Sang guru selalu berusaha mengobati tenaga dalam Anggala, namun usaha kedua pendekar itu belum membuahkan hasil.
Tidak terasa tujuh tahun sudah Anggala tinggal di Lembah Naga, ia tumbuh menjadi remaja yang tegap. Anggala telah menguasai ilmu sembilan jurus pedang naga, jurus sembilan cakar elang sampai tingkat sembilan.
Suatu pagi Anggala duduk di bawah pohon di pinggir danau tempatnya biasa berlatih pedang dan ilmu silat lainnya. Otaknya berpikir, gimana caranya bisa punya tenaga dalam lagi.
Lima tahun sudah sejak Anggala kehilangan tenaga dalam, paman dan kakek gurunya belum berhasil, mencari cara mengobatinya.
Tiba-tiba terlintas di otak Anggala, ia berlari ke arah goa, lansung menuju rak penyimpanan kitab kakek gurunya Pertapa Naga.
Anggala mencari kitab Tapak Sakti, setelah ia ketemu kitap itu. Anggala membuka lembar terakhir kitab itu. Di sana terdapat tulisan yang berbunyi. "kelam malam di terangi siang, kiri lawan kanan, atas lawannya bawah."
Anggala berpikir sejenak, otaknya mencerna kata-kata itu, akhirnya ia membuka lembar pertama kitab itu lagi, ia membacanya lagi.
Setelah membaca jurus-jurus dasar kitab 'Tapak Sakti itu, Anggala kembali ke tepi danau. Anggala mulai berlatih di sana, ia telah mengetahui dan mencerna arti dari tulisan di lembar terakhir kitab itu. Anggala membalikkan semua gerakan yang di ajarkan di kitab itu.
Depan di buatnya kebelakang ,atas di buatnya ke bawah, Anggala merasakan ada hawa panas yang mengalir di setiap sarap tenaganya. Anggala tidak mempedulikannya, karena ia merasakan tubuhnya meringan, di setiap jurus yang ia lapalkan.
Tiga hari berlalu Anggala terus berlatih jurus dasar ilmu Tapak Sakti yang ia balikkan, tanpa ia sadari kecepatan gerakannya maju pesat. Anggala meliuk-liuk di bawah pohon Di pinggir danau bagai orang menari.
Tanpa Anggala sadari seseorang memperhatikan latihannya, sang guru Lesmana diam-diam mengintip sang murid berlatih.
Lesmana melihat jelas dengan ilmu 'Mata Malaikat'. aliran tenaga dalam Anggala telah terbuka lagi, Lesmana hanya diam di atas pohon memperhatikan dari kejauhan.
''Sejak kapan tenaga dalam Anggala kembali?" gumam Lesmana dalam hati.
"Guru, harus tau berita baik ini," Lesmana melesat ke arah Pertapa Naga yang tengah asik berkebun.
"Guru!" panggil Lesmana.
"Ada apa Lesmana?" tanya pertapa naga menghampiri Lesmana, "Kau seperti melihat hantu di siang bolong!" tambahnya sambil tertawa.
"Guru, tenaga dalam Anggala telah kembali, saya melihatnya berlatih, tampaknya Anggala pun belum menyadarinya!" kata Lesmana berkaca kaca kegirangan, "Tapi, Guru, saya tidak mengenali jurus dasar apa yang Anggala latih,!" tambah Lesmana lagi.
"Syukurlah kalau begitu, apa pun jurusnya yang penting tenaga dalamnya sudah kembali, kita rahasiakan dulu dari Anggala," kata sang Pertapa Naga.
"Sudahlah, lebih baik kau bantu aku menanam bibit jagung itu," kata Pertapa Naga sambil kembali ke arah kerjaannya tadi.
"Baiklah," jawab Lesmana sambil berjalan menyusul sang Pertapa dari belakang.
Berselang beberapa hari kemudian, Anggala telah menguasai jurus-jurus dasar ilmu 'Tapak Sakti'. ia kembali membaca lanjutan kitab tapak sakti.
Ilmu Tapak Sakti tingkat satu, Bentakan Halilintar, tingkat kedua Malaikat Turun Dari Langit, Anggala membacanya tanpa mempraktekkan, karena ia belum menyadari tenaga dalamnya telah kembali, bahkan meningkat jauh.
Anggala berlari ke arah danau, ia merasa tubuhnya semakin ringan dan enteng, namun ia tidak memakai ilmu lari cepatnya, namun larinya sudah begitu cepat dan deras.
Sesampainya di tepi danau Anggala kembali melatih jurus-jurus dasar tapak saktinya, tanpa ia sadari kedua gurunya memperhatikannya dari atas pohon di kejauhan.
"Lihat, Guru. Bahkan tenaga dalamnya, hampir mencapai level lima puluh," kata Lesmana.
''Ya, tentu saja aku melihatnya," jawab Pertapa Naga, ia pun sebenarnya kaget karena tidak mengenali jurus-jurus yang di latih Anggala itu.
"Lesmana coba kau serang dia, dengan memakai topeng, mungkin dia akan menyadari tenaga dalamnya," kata sang pertapa.
''Baik, Guru,'' jawab Lesmana, ia merubah pakaian nya ke pakaian ala ninja, memakai ilmu Perubah Raga miliknya.
Anggala yang sedang asik berlatih, tiba tiba sesosok ninja tidak di kenal muncul di depan nya.
''Siapa kau? tanya Anggala sambil memasang kuda-kudanya, ia bersiap mengeluarkan jurus-jurus andalannya.
''Aku ingin membunuhmu!" bentak ninja hitam itu dengan suara serak.
''Cobalah, kalau kau mampu!" tantang Anggala sengit.
"Hiiaaaat...!" ninja itu menerjang Anggala dengan jurus tinjunya, Anggala menghadapinya dengan jurus 'Sembilan Matahari Cakar Elang'. tapi tanpa tenaga dalam.
Diik.!
Diik!
Tangan mereka beradu, Anggala yang tidak mamakai tenaga dalam terpental ke belakang, ia jatuh terlentang di tanah. Namun ia tidak terluka, karena lawa nya, tidak memakai tenaga dalam tinggi.
Tidak memberi kesempatan ninja hitam itu lansung menyerang Anggala yang terbaring di tanah.
"HIAAAAA...........!"
Anggala membentak dengan bentakan halilintar, karena merasa terpojok tanpa sadar dia mengeluarkan jurus 'Tapak Sakti'. tingkat satu.
Lesmana yang mamakai kostum ninja terkejut tidak menduga, Pendekar Naga Sakti itu terpental ke belakang beberapa tombak. Karena ia Pendekar tangguh yang memiliki tenaga dalam hampir sempurna. Lesmana hanya mengalami sedikit luka dalam.
Melihat lawannya terpental, Anggala lansung menerjang dengan jurus Sembilan Matahari Cakar Elang'. tingkat lima, Elang Terbang Menangkap Mangsa.
"Tahan Anggala! ini aku paman gurumu.!" sergah Lesmana.
"Hupp!"
Jlek!
Anggala menahan serangannya dan memapak di depan Lesmana,
Lesmana membuka topeng ninjanya, terlihat di bibirnya ada darah, karena ia mengalami luka dalam.
Melihat itu Anggala lansung berlutut,
"Maafkan saya, Paman Guru," wajahnya tampak menyesal.
"Tidak apa-apa Anggala, kau'kan tidak tau siapa lawanmu, apalagi kau tadi sudah terpojok," ujar Lesmana.
"Jurus apa yang kau pakai tadi, Anggala?" tanya Lesmana.
"Itu jurus tapak sakti tingkat pertama, Paman Guru," jawab anggala.
"Tingkat pertama sehebat itu," ujarnya lagi, "Dengan tenaga dalam level lima puluh, sudah sekuat itu, wajar golongan hitam begitu banyak yang menginginkannya,!"
"Paman tenaga dalam saya sudah kembali..!" ucap Anggala kegirangan, tanpa sadar ia memeluk paman gurunya, karna kegirangan.
"Ya. Ya, paman sudah tau," jawab Lesmana, "Bagaimana caramu bisa mempelajari, ilmu 'Tapak Sakti, sedangkan mempelajari jurus dasarnya, bisa membuat kita kehilangan tenaga dalam?" tanya Lesmana penuh penasaran.
"Saya membaca petunjuk di akhir kitab, Paman dan mencobanya," jawab Anggala, "Saya membalikkan semua jurus dasarnya," jelas Anggala.
"Sungguh pintar, kau Anggala. Kau berhasil mempelajari kitab yang selama dua puluh tahun, tidak ada yang berhasil mempelajarinya. Banyak dedengkot golongan hitam lumpuh karena kitab itu, dan tidak sedikit yang tewas karena memperebutkannya," kata Lesmana.
Sementara itu Pertapa Naga yang dari tadi memperhatikan akhirnya melesat ke arah cucu, dan muridnya itu.
"Hebat..! Hebat, Cucuku." begitu datang ia lansung memuji Anggala, "Kau memang bocah pilihan.!" pujinya lagi.
"tampaknya kami berdua, perlu belajar padamu?" kata Pertapa Naga.
"Kakek Guru membuat saya malu," jawab Anggala sambil tersenyum, "Semua ini berkat Kakek dan Paman Guru yang tidak bosan mengajarkan dan mengobati saya," tambah Anggala tersipu malu.
"Baiklah, nanti ceritakan di pondok, kami ingin mendengar ceritamu dengan lengkap," kata Lesmana sambil menggandeng murid dan gurunya, mereka berjalan ke arah pondok yang tidak begitu jauh dari tempat mereka.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa like Koment Vote dan favorit nya ya.
Terima kasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 371 Episodes
Comments
Putra Al - Bantani
kreen kak, lanjut....
2023-09-26
0
Agus Daryanto
luar biasa anak yg terpilih....calon pendekar besar.....ini cocok jadi arek malang yg suka bahasa dibalik balik.. hiks hiks...terima kasih tor lanjut terus
2023-07-06
0
baca yg gue suka
dialog sdh mulai tertata. mulai menarik nih
2023-07-02
0