Hari ini Safira memulai harinya yang baru bersama anak-anaknya, suasana asing untuk anak-anaknya tak membuat mereka rewel, mereka terlihat sangat gembira setelah hari kemarin mereka habiskan untuk membereskan barang-barang di rumah baru mereka. ternyata Abizar sudah menyiapkan rumah yang sangat nyaman, meskipun tak mewah tapi rumah itu cukup besar yang berada tak jauh dari lokasi restoran dan TK anak-anak.
Pertama mereka sampai, Safira kira itu adalah rumahnya Abizar, tapi ternyata bukan. Safira sempat menolaknya tapi Abizar kukuh dan berdalih untuk kenyamanan anak-anaknya.
"Pagi mama" seru anak-anaknya.
"Pagi juga sayang" jawab Safira.
"Ma, kapan kita akan ke sekolah?" tanya Dayyan.
"Besok sayang, soalnya hari ini mama masih sibuk untuk mengurus dan mengecek tempat kerja mama yang baru" jawab Safira meminta pengertian pada anak-anaknya.
"Oh, baiklah" jawab anak-anak.
Saat mereka akan mulai sarapan tiba-tiba bel di rumahnya berbunyi, Safira pun segera berdiri untuk membuka pintu.
"Tunggu sebentar ya sayang, mama mau buka pintu dulu" ucap Safira pada anak-anaknya.
"Iya ma" jawab anak-anak kompak.
Safira pun berlalu meninggalkan mereka di ruang makan.
"Assalamu'alaikum, Fir" sapa Abizar saat Safira sudah membuka pintu rumahnya.
"Wa'alaikum salam, Abang. Pagi-pagi udah kesini?" tanya Safira.
"Ya gak apa-apa, kangen aja sama anak-anak" jawab Abizar "dan kamu" sambungnya di dalam hatinya.
"Hmmmm, kami baru mau sarapan. Abang mau ikut sarapan?" tanya Safira.
"Boleh, kamu masak?" tanya balik Abizar.
"Tentu, kemarin kan Abang udah repot-repot belanja dan isiin kulkas, sayang aja kalau gak di masak" jawab Safira.
"Gak repot Fir, aku seneng ko" ucap Safira.
Mereka pun berjalan menuju ruang makan, anak-anak sangat senang saat melihat Abizar datang pagi-pagi.
"Uncle Abi ayo sini duduk dekat Qiran" ajak Qirani
"Iya cantik" jawab Abizar sambil mencubit pipi Qirani pelan.
Mereka pun duduk tenang menikmati sarapannya.
"Fir, aku boleh gak ajak anak-anak main di taman kota?" ijin Abizar.
"Apa Abang gak sibuk?" tanya Safira. Pasalnya Abizar kan sedang menyiapkan restoran cabang.
"Ngga, hari ini aku mau main sama anak-anak" jawabnya.
"Lho, terus nanti aku datang ke restoran sendiri?" tanya Safira.
"Oh iya ya, lupa aku" jawab Abizar menepuk jidatnya.
"Yah, terus kita gak jadi dong mainnya uncle?" tanya Raiyan bernada kecewa.
"Jadi ko. Kita ke restoran dulu habis itu baru kita main ya" bujuk Abizar.
"Mainnya sama mama?" tanya Qirani.
"Iya sayang" jawab Abizar.
Safira dan Dayyan hanya menyimak obrolan mereka bertiga, Dayyan hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda setuju.
"Ya udah, kalian siap-siap dulu yu. Mama bantu" ajak Safira pada ketiga anaknya.
Di rumah ini mereka memiliki kamar masing-masing, kamar mereka pun saling berhadapan, sebelum'y Abizar sudah menyiapkan barang-barang untuk keperluan mereka, dan Safira hanya menata ulang ruangan itu.
Setelah selesai membantu anak-anaknya mengganti baju, kini giliran Safira yang bersiap-siap. Sudah lama ia tak menggunakan baju yang ia simpan waktu gadis dulu, beruntung baju-baju itu masih ia simpan rapi, karena waktu di desa baju itu tak ia pakai. Pakaian yang selalu ia pakai di desa itu hanya daster atau kalau ke sawah ia akan pakai celana panjang dan baju yang kebesaran.
"Wah, mama makin cantik pakai baju itu" ucap Dayyan.
Padahal ia hanya pakai pakaian biasa yang menurutnya sopan dan nyaman untuk di pakai.
"Wah-wah, apa Abang Day sedang merayu mama sekarang?" tanya Safira jenaka.
"Gak ngerayu mama, cuma muji aja" jawab Dayyan.
"Mama cocok pakai baju itu, jadi sama kaya Qiran. Iya kan uncle?" tanya Qirani pada Abizar.
"Ya uncle setuju sama pendapat Qiran" jawab Abizar seraya bertos ria dengan gadis kecil itu.
"Kalian ini ada-ada aja, ayo kita berangkat" ajak Safira yang tak menanggapi ucapan Abizar, ia terlalu malu untuk menjawabnya.
"Ya ayo" seru Raiyan seraya berlari ke luar rumah, dia sangat bersemangat sekali.
"Abang tungguin kita" ucap Qirani sambil menarik tangan Dayyan untuk mengejar Raiyan.
"Hei, kalian hati-hati. Jalan pelan-pelan" seru Safira memperingati mereka.
Abizar meraih tangan Safira, mengajaknya untuk menyusul anak-anak yang sudah keluar menuju mobil Abizar.
"Ayo, sebaiknya kita susul anak-anak" ajaknya.
Safira tak langsung jalan, ia melihat tangannya yang tengah di gandeng oleh Abizar. Abizar yang melihat tatapan Safira yang tertuju pada gandengan tangannya pun terpaksa melepaskannya.
"Maaf, aku refleks karena terlalu bersemangat" ucapnya.
"Tak apa, aku mengerti" jawab Safira "Lebih baik kita susul anak-anak sekarang" sambungnya lagi.
"Ya ayo" jawab Abizar.
"Mungkin aku bertindak terlalu cepat" batin Abizar, ia pun berjalan mengikuti Safira yang melangkah di depannya.
Sesuai rencana, mereka akan pergi ke restoran dulu, begitu mereka sampai. Safira sangat terpukau dengan konsep restoran keluarga itu dengan menggunakan tema pedesaan yang sangat kontras dengan suasana dan hiruk pikuk perkotaan, ia juga sengaja membuat kolam ikan dan membangun saung-saung lesehan untuk area outdoor nya.
"Wah, uncle restorannya bagus banget" ujar Raiyan.
"Apa kamu suka?" tanya Abizar.
"Iya, aku suka" jawab Raiyan.
"Bagaimana menurutmu Fir?" tanya Abizar yang penasaran akan pendapat Safira.
"Aku pasti akan betah kerja di sini bang, suasananya juga bagus dan tempatnya juga strategis banget, mudah-mudahan nanti usaha ini bakal lancar ya" jawab Safira.
"Amin" ucap Abizar dan anak-anaknya.
Setelah puas berkeliling restoran, Abizar pun mengajak Safira dan anak-anak pergi ke salah satu mall terbesar yang ada di itu, mereka tak jadi ke taman kota karena hujan tiba-tiba turun, dan untuk mengurangi rasa kecewa anak-anak akhirnya ia mengajak bermain di sana.
Mereka menjelajah mall itu, mulai dari restoran dulu untuk mengisi perut mereka karena hari sudah memasuki waktu makan siang, setelah makan siang, mereka pergi ke mushola yang tersedia di mall itu untuk shalat duhur dulu sebelum memulai ke area permainan. Safira melihat anak-anaknya sangat senang, mereka memainkan semua permainan yang di inginkannya sampai puas, setelah puas bermain mereka pun membeli baju dan semua perlengkapan sekolah untuk anak-anaknya.
Tepat menjelang waktu jam sembilan, mereka sampai di rumah Safira. Anak-anak sudah tertidur lelap di kursu jok belakang.
"Biar aku yang bawa anak-anak ke kamarnya, kamu bawa belanjaan aja Fir" ucap Abizar saat melihat Safira hendak mengangkat tubuh Qirani.
"Biar aku bantu bang" jawab Safira.
"Gak apa-apa, Fir. Biar aku yang bawa mereka" ucap Abizar kukuh.
"Ya udah deh, makasih banyak ya bang" ucap Safira akhirnya.
"Sama-sama" jawab abizar tersenyum sebelum mengangkat tubuh Qirani, sedangkan Safira mulai membuka bagasi mobil untuk mengambil barang-barang belanjaan mereka.
Abizar mulai mengangkat anak-anak yang sedang tertidur satu persatu, sedangkan Safira mengikutinya dari belakang dengan membawa beberapa paper bag.
Setelah selesai memindahkan anak-anak ke kamar mereka, Abizar pun menyusul Safira yang sedang memilah belanjaan mereka di ruang tamu.
"Sudah selesai bang?" tanya Safira yang melihat kedatangan Abizar.
"Sudah" jawab Abizar seraya menduduki sofa yang berada di sebrang Safira.
"Mau aku buatin minum?" tanya Safira.
"Boleh, aku mau teh jahe aja" jawab Abizar.
"Baiklah, aku bikinin dulu. Abang tunggu bentar" ucap Safira berlalu menuju dapur untuk membuatkan minuman yang di inginkan Abizar dan menyeduh coklat panas untuk dirinya sendiri.
Beberapa saat kemudian Safira datang membawa nampan dengan dua gelas dan setoples kue kering di atasnya.
"Silahkan di minum dulu bang" ucap Safira mendekatkan cangkir yang berisi teh jahe ke depan meja Abizar.
"Terimakasih Fir" ucap Abizar dan dia pun meminum teh jahe itu, Safira hanya tersenyum dan mengangguk. Ia pun melanjutkan pekerjaan yang sempat ia tinggal tadi.
Suasana hening sesaat, Abizar dengan fikirannya dan Safira dengan pekerjaannya.
"Fir" panggil Abizar.
"Ya bang?" sahut Safira menoleh ke arah Abizar.
"Sebenarnya aku sudah meminta Caca untuk membantumu menjaga anak-anak saat kamu sedang kerja" ujar Abizar terus terang dengan rencananya.
"Apa kita akan membutuhkannya?" tanya Safira.
"Menurutku sih kita akan membutuhkannya Fir, aku gak mau kamu sampai ke repotan menjaga anak-anak dan mengurus resto itu" jawab Safira.
"Bukan aku yang repot bang, tapi Abang sendiri" sahut Safira.
"Aku gak repot tuh, aku malah senang-senang aja jaga kalian" jawab Abizar.
"Hmmm, aku mah gimana baiknya aja bang" ucap Safira setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"Baiklah, kalau gitu aku pamit pulang dulu ya. Besok Caca akan kesini, dia libur kuliah dan akan membantumu menjada si kembar" pamit Abizar sebelum berlalu.
"Iya bang, hati-hati di jalan. Dan terimakasih untuk hari ini" ucap Safira saat mengantarkan Abizar ke depan rumah.
"Sama-sama Fira, Apapun akan aku lakukan untuk membuat kalian bahagia" jawab Abizar sambil mengulurkan tangannya dan mengusap pelan kepala Safira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
aku sih yes klo fira sama.abizar.
2022-01-28
3
Nanda Lelo
dahlah Fira,, sama ABG abizar aja,, lebih baik drpd si arselo gelo tuh,,
2022-01-26
2
Lady Red
kenape sad boy gitu banget nasibnye
2022-01-16
0