Kehancuran

Kehancuran

Nafisa/Ica

Sebelum membaca silakan like terlebih dahulu😘😘

Selamat membaca!

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Saat ini, tahun ajaran baru akan dimulai di SMA Tunas Bahagia. Hari ini merupakan hari pertama untuk Nafisa atau lebih akrabnya Ica berada dikelas XI, tetapi kekecewaan terjadi saat ia melihat namanya berada di kelompok jurusan IPS.

Dengan malas ia masuk ke kelas, dan betapa terkejutnya ketika melihat teman-temannya berada dikelas itu hanya tersisa setengah dari yang dia ingat nama di mading sekolah.

“Aku tidak salah masuk kelaskan?” Tanya ica, yang masih berada didepan kelasnya.

“Gak, kamu gak salah. Memang ini kelas XI IPS jadi buruan masuk” ujar salah seorang temannya yang bernama Tiwi. Ica yang mendengar jawaban temannya menghampiri dan duduk disamping Tiwi.

“Perasaan tadi pas liat mading nama-nama yang ada dikelas ini sekitar dua puluh lima. Terus kenapa jadi segini? Sisa dua belas?” Tanya ica penasaran.

“Mereka pindah kelas dan jurusan, mungkin sekarang masih di kantor” jawab Aldo temannya ica.

“Benarkah? Berarti aku juga bisa pindah kelas? Waah.. tau gini dari tadi aku di kantor. Thanks ya.. Wi, aku kantor dulu.” Kata ica penuh semangat meninggalkan kelas dan menuju kantor.

Baru saja ica sampai dikantor, ia disambut oleh kepala sekolahnya dan menanyai maksud tujuan ica datang ke kantor sebab kelas sebentar lagi akan dimulai. Mendengar pertanyaan kepala sekolahnya, ica langsung menyampaikan tujuan tanpa membuang kesempatan yang ada. Lagi dan lagi hari ini dia mendapatkan kekecewaannya.

“Tidak ada yang salah dengan jurusan IPS, kenapa hanya teman-teman dikelasmu saja yang sibuk pindah kelas. Dikelas lain tidak ada yang protes dan merepotkan gurumu pagi ini Nafisa. Bukankah pilihan jurusan ini juga termasuk dalam aplikasi pemilihan jurusan waktu itu? Sekarang kenapa harus dipermasalahkan?” Jelas kepala sekolah. Mendengar jawaban yang diberikan tentu saja tidak memuaskan hasrat ica, bergejolak ketidakadilan pada ica.

“Pak... memang gak ada yang salah dengan jurusannya dan memang saya menuliskan jurusan ini. Tapi bukankah saya juga sudah menuliskan alasan saya memilih jurusan ini? Terus kenapa hanya saya yang tidak dapat pindah, sedangkan teman-teman saya yang lain dengan gampangnya pindah?” Protes ica.

“Sudah ica kamu kembali ke kelas sekarang. Besok kamu datang saja dengan orang tua kamu”

Ica meninggalkan ruangan kepala sekolah dan kembali kekelasnya. Suasana kelas kembali diam melihat ica yang menahan marah dan hampir menangis.

“Kenapa ca? Ga dibolehin ya?” Kata Aldo menghampiri.

“Kesal sama sekolah ini, mau pindah aja do.. kenapa hanya aku yang ga boleh pindah? Kenapa mereka bisa?” Jawab ica

“Udah sabar aja ca, ga papa disini. Ga usah pindah, kalo kamu pindah bidadari di sekolah ini hilang” hibur Didit

“Iya ca, udah ga papa ya. Jangan marah, bentar lagi bu Ratih masuk, dan kamu tau dia wali kelas kita. So, senyum yaa” kata Tiwi.

Perasaan marahnya sedikit berkurang karena teman-temannya. Tetapi niat untuk pindah sekolah tidak bisa ia lupakan begitu saja. Menurutnya apa yang sudah di niatkan harus dilaksanakan itu prinsipnya.

****

Sejak pulang sekolah, ica membicarakan niatnya pindah sekolah pada Mamanya Ratna dan jawabannya adalah menunggu Bapaknya Bagus (bapak tirinya).

Baru saja ica kembali ke kamarnya setelah membantu mamanya membersihkan meja makan, bapaknya muncul dari depan pintu rumah. Ica buru-buru menghampiri bapaknya.

“Pak, ica mau pindah sekolah. Ica mau tinggal sama papa, pokoknya harus” kata ica lantang.

“Sssst... ica bapak kamu itu baru pulang, ga bisa nanti aja dibicarakannya?” Kata mamanya

“Ga bisa, ica mau sekarang. Dari tadi siang ica ngomong sama mama dan apa jawaban mama? Tunggu bapak pulang kan? Pokoknya ica mau tinggal sama papa dan kak iyaz aja”

“Kenapa ca? Disekolah ada masalah?” Kata bapaknya

“Iya ada masalah, kepala sekolah ga mau pindahin ica ke jurusan yang ica mau padahal teman-teman ica bisa tapi ica ga dibolehin malah disuruh besok sekolah bawa orang tua. Jadi ica pikir udah aja sekalian pindah. Kalo mama sama bapak ga mau urusin surat pindah, biar nanti ica telfon papa” jelas ica

“Ya udah terserah kamu” jawab bapak.

Jawaban yang memuaskan untuk keinginan ica. Ica berlari ke kamarnya menelefon papanya untuk mengutarakan maksud kepindahannya.

“Pa, ica mau tinggal sama papa dan kak iyaz aja ya? Ica ga mau di kota ini lagi, tapi cariin ica sekolah yang nerima ica dengan jurusan IPA ya pa?” Cerocos ica pada papanya

“Ya ampun ca, ga bisa sopan gitu sama papa. Benaran mau tinggal sama papa dan kak iyaz? Gak kasihan ninggalin Nabila, Ari, dan mama serta bapak kamu?”

“Iya udah ca putuskan, pokoknya papa usahin yaa. Udah ya pa, terimakasih papaku”

Ica matikan telfon tanpa menunggu jawaban papanya, dan itu adalah kebiasaannya setiap meminta apapun pada papanya.

Rembulan sudah menampakkan cahayanya, sudah waktunya ica tidur dan memimpikan masa depan yang indah di kota yang baru dan sekolah yang baru bersama papa dan kakaknya yang sudah sepuluh tahun terpisah.

****

Perkenalan singkat yaa..

Ica(17th) punya satu kakak: Abiyaz Laksmana Putra/iyaz(18th), adik :Nabila Aliah Putri/nabila(12th) adik: Ari Hadi Saputra/Ari(5th). Nah kalo Ari ini anak bapak sama mamanya.

Jangan lupa vote yaa😘😘

Terpopuler

Comments

meilanyokey

meilanyokey

nyimak thor

2021-02-18

0

LeoRani

LeoRani

udah aku like

2020-08-11

1

Ayunina Sharlyn

Ayunina Sharlyn

next 😄

2020-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!