Arumi, Alena

Kesunyian menjadi saksi bisu akan bertemunya kakak adik itu setelah sekian lama tak saling bertatap muka satu sama lain. Netra Arumi yang kini seperti melihat dirinya sendiri, mendadak seperti tersulut kobaran api. Rasa ingin membunuh Alena hinggap di benaknya, karena perlakuan Alena yang kasar dan tidak sopan.

Lihatlah perbuatan Alena, kini penyamarannya telah terbongkar. Tanpa tompel dan kacamata, wajahnya akan terlihat sangat mirip dengan Alena.

"Apa kau sudah gila?" tanya Arumi dengan nada ketus.

"Bukan aku yang gila tapi kau. Kenapa kau kembali, hah?"

"Aku kembali apa ada urusan denganmu? Bukankah kita sudah tidak memiliki hubungan apapun!" Seru Arumi meninggi. Ia merasa tak mengusik kehidupan Alena, tetapi mengapa wanita itu marah-marah tak jelas padanya?

"Kita memang tidak memiliki hubungan apapun. Semenjak kau mengakusisi kasih sayang ibu. Kau merebutnya dari ku, Arumi."

"Omong kosong apa yang kau bicarakan Alena. Kau yang sudah hidup enak bersama dengan Ayah. Bahkan saat ibu sudah tiada pun kau tidak pernah muncul dihadapan nya," jelas Arumi mematahkan argumen Alena. Dulu ia akan diam saja jika diperlukan tidak adil. Namun, sekarang ia bukanlah Arumi yang dulu. Dia akan melawan siapapun yang berani menindas nya.

'Apa ibu sudah meninggal? Kenapa ayah dan mamah Rina tidak pernah memberitahukan padaku. Mereka bilang jika ibu sudah hidup bahagia dengan Arumi,' batin Alena mendadak termenung di tempatnya. Namun ia buru-buru menghilangkan pemikiran itu. Ia teringat maksud dan tujuannya mendatangi Arumi untuk mengusirnya dari kota Jakarta.

"Aku tidak ingin berdebat lebih panjang lagi dengan mu. Aku hanya ingin kau segera pergi dari kota ini. Di sini bukanlah tempat mu." Alena memberikan ultimatum pada Arumi tegas.

Arumi berdecak kesal. Seolah hidupnya bisa diatur oleh sang kakak.

"Tunggu, apa maksudmu berbicara seperti itu?" tanya Arumi yang mulai curiga pada Alena. Selama ini ia berpenampilan culun, tidak akan yang curiga bila mereka adalah saudara kembar.

Arumi memiliki firasat yang tidak bagus. Alena yang sudah hidup enak tidak mungkin mau bersusah payah datang padanya dan memberikan ultimatum seperti itu. Satu alasan pasti yaitu Aqeel.

"Apa ini semua karena Aqeel?"

"Oh nama anak itu Aqeel." Jawab Alena dengan nada tidak suka, "Jika kau sayang padanya segera tinggalkan kota ini!" Perintah Alena kembali dengan sedikit ancaman.

"Apa David adalah ayahnya?" tanya Arumi tanpa mengindahkan peringatan Alena.

"Adikku yang bodoh, sekali lagi aku beritahu kau agar kau pergi dari kota ini dan jangan mengganggu kehidupan ku. Karena aku tidak mau selain suami ku David, kau adalah ancaman terbesar ku dalam merebut kasih sayang ayah."

Alena berkata demikian bukan tanpa sebab, sejak kejadian tujuh tahun yang lalu. Saat Hendra mengetahui jika Arumi yang tidur dengan David. Hendra memerintahkan pada Alena agar pernikahan itu hanya diketahui oleh keluarga saja dan tidak boleh dipublikasikan, jika ia tidak melakukan itu Alena tidak akan mendapatkan apapun.

"Jadi benar David adalah suami mu, dan dia adalah ayah dari Aqeel?" Ulang Arumi kembali memastikan jika kesimpulannya itu adalah benar.

"Apakah aku harus memperjelas lagi? Untuk yang terakhir kali aku ingin kau pergi!" Seru Alena ia pun bergegas untuk pergi meninggalkan Arumi.

Setelah Alena pergi, tubuh Arumi menjadi lemas. Otot-otot kakinya tidak mampu lagi menahan beban tubuhnya, Arumi jatuh tak berdaya.

"Apa yang harus aku lakukan? Aqeel sepertinya tidak salah memilih, ikatan batin antara ayah dan anak itu kuat. Apa aku harus memisahkan mereka?" Gumam Arumi, air matanya sudah tidak bisa ia bendung lagi.

"Bangun Arumi. Kau harus segera bertemu dengan David, untuk membahas hal ini. Aqeel sudah lama menderita karena merindukan sosok ayah, meskipun dia nampak biasa saja. Jauh dari lubuk hatinya, dia ingin memiliki keluarga yang lengkap." Arumi berbicara pada dirinya sendiri mencoba untuk menguat diri. Ia pun mencoba untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaga agar bisa bangkit kembali.

***

Kedua mata david berbinar bahagia. Ditangannya kini telah tergengang sepucuk kertas hasil tes DNA minggu lalu.

Jantung David berdebar kencang. Walau ia bisa menerka hasilnya, tetapi hatinya terus saja memanjatkan doa agar ada sebuah keajaiban. Perlahan David membuka surat itu.

Kedua matanya membaca runtut setiap bait kalimat yang tertera. Saat netranya membaca kata negatif dari kertas itu, sektika ia merasakan kekecewaan yang mendalam.

"Bodoh kau David. Kau sudah bisa menerka hasilnya. Untuk apa kau berharap bila Aqeel adalah putramu? Bukankah itu hal yang mustahil?" Rutuk David menjambak rambutnya pelan.

"Kau hanya menyentuh Alena, bagaimana mungkin kau mengarapkan anak dari wanita lain?" Imbuh David sembari terduduk lemah di sebuah kursi tunggu.

David menyeret kakinya menuju ruang direktur. Pikirannya begitu kacau, dia tidak ingin Aqeel kecewa dengan hasil test itu. "Apa yang harus aku katakan padanya?" Gumam David.

Koridor rumah sakit sangat ramai. Namun, David merasakan hal yang berbeda, sepi. Sampai-sampai ia tidak merasakan ada orang disekitarnya.

Pandangan mata David kini tertuju pada satu wanita dihadapannya. Wanita yang sudah bersama dengannya selama tujuh tahun. Wanita yang tak ingin benar-benar menjalani kehidupan rumah tangga dengannya.

Namun, ada hal yang berbeda. Wanita yang ia kenal sebagai wanita modis, kini nampak seperti wanita yang lusuh, tidak ada make up yang menghiasi wajah dan tidak ada benda-benda mahal yang terpakai pada tubuhnya.

"Untuk apa kau kesini?" tanya David setelah tubuhnya berdekatan dengan wanita yang ia sangka, Alena sang istri.

"Ada yang ingin ku bicara padamu." ucap wanita yang tenyata adalah Arumi.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Ini tentang Aqeel," ucap Arumi yang belum sadar jika kini penampilannya seperti Alena.

"Apa kau mau bilang bila dia mirip denganku? Dan kau mau menuntut bila itu anakku?"

"Apa maksud mu?" tanya Arumi penasaran, mata Arumi menuntut penjelasan lebih.

"Kau pasti sudah liat di YouTubekan? "

Arumi masih mencerna kalimat David dengan baik.

"Lihat aku sudah tes DNA dan hasilnya negatif," sambung David.

Arumi tampak syok. "Apa? Hasilnya negatif?"

Terpopuler

Comments

Langit Senja

Langit Senja

gara2 alena tuh😬😬

2021-10-06

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

4 like utkmu Thor 😍

2021-09-25

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!