Anak kecil yang diremehkan

Suara lampu ambulan terdengar menggema memecah kebisingan jalanan. Para pengendera segera menepikan kendaraanya untuk memberikan jalan pada mobil ambulance itu agar bisa segera lewat.

Aqeel tidak tahu ke mana mobil itu akan membawanya dan korban tabrak lari ke rumah sakit mana. Ia duduk tenang di samping sang korban dengan sesekali mengamati keadaanya.

"Astaga," lirih Aqeel baru tersadar jika ia belum berpamitan pada Arumi dan Lulu. Dirinya terlalu tergesa hendak menolong hingga melupakan kedua orang itu. Namun, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Mobil yang ditumpanginya sudah lumayan cukup jauh meninggalkan bandara.

Aqeel menghela nafas pasrah. Ia kembali fokus dengan korban tabrak lari itu. Tiba-tiba denyut jantung lelaki setengah baya itu meningkat, lelaki itu mengalami kesulitan pernafasan. Aqeel menempelkan telinganya ke dada lelaki itu.

"Pak, apa Anda bisa mendengar suara saya?" tanya petugas medis yang juga memantau keadaan korban.

"Keadaannya sedang tidak baik, ia mulai kehilangan kesadaran." Jawab Aqeel melaporkan hasil pengamatan sederhananya.

Petugas medis mengernyitkan keningnya. Ia nampak seperti orang baru sehingga membuatnya kebingungan dengan apa yang harus dilakukannnya.

"Pak, apakan Anda tidak mau melakukan tindakan? Saya yakin, sepertinya ia mengalami trauma dan kemungkinan paru-paru dan livernya luka." Jelas Aqeel gemas melihat petugas itu hanya diam tanpa melakukan tindakan apapun. Kondisi korban sangat buruk. Ia butuh pertolongan secepatnya.

"Kau hanya menebak saja, anak kecil tahu apa? Lihatlah sekarang denyut nadinya normal," ucap petugas medis meremehkan. Walaupun ia mengira jika nak itu adalah cucu korban, tetapi dia hanyalah anak kecil. Bila ditaksir mungkin umurnya sekitar 6 tahunan. Masih sangat kecil dan tak mungkin memiliki pengetahuan tentang medis.

"Tapi saya serius pak. Lebih baik bapak lakukan tindakan," usul Aqeel mencoba membujuk sang petugas. Ia takut kondisi korban semakin memburuk. Namun sayangnya, tidak ada tindakan apapun dari petugas medis.

"Nak, saya tahu kau pasti sering bermain game tentang kesehatan. Tapi satu hal yang perlu kau ketahui, ini manusia asli bukan boneka. Jadi saya harap kau lebih baik tenang, lima menit lagi kita akan sampai di rumah sakit Medika."

Aqeel menarik nafasnya dalam-dalam ada rasa kesal dalam dirinya. Meski ia anak kecil, tetapi ia yakin tebakannya tidak keliru.

Huuft. Aqeel mendengus sebal. Seandainya ia sudah dewasa dan memiliki lisensi dokter dan menjadi petugas medis, dia akan melakukan apapun untuk pasien agar selamat.

"Andaikan nanti aku menjadi petugas medis, aku pasti akan lebih bijak dalam menerima saran. Bahkan bila dari anak kecil sekalipun." Gumam Aqeel yang nampak tak dihiraukan oleh petugas medis.

Sementara itu, Arumi dan Lulu gusar mengejar ambulan yang membawa Aqeel.

"Anak itu sungguh keras kepala," ujar Lulu berdecak sebal. Padahal ia sudah memperingatkan Aqeel untuk tidak perlu ikut campur urusan orang lain. Namun, sekarang dia justru ikut pergi ke rumah sakit.

Arumi meremas jari jemarinya. Ia khawatir dengan keberadaan Aqeel. Bagaimana jika anaknya tersesat di rumah sakit? Bagaimana ia akan mencarinya di area seluas itu.

"Rum, kau tenang ya. Kita pasti akan menemukan Aqeel." Ujar Lulu menenangkan Arumi. Meskipun ia juga sama mengkhawatirkan Aqeel, rasa sayang Lulu pada Aqeel sama seperti rasa sayang pada anaknya sendiri. Walaupun pertengkaran selalu menjadi bumbu penyedap hubungan mereka.

Arumi tidak mengindahkan ucapan Lulu. Ia memberikan perintah pada supir taksi, "Pak lebih cepat lagi." Ucapnya.

***

Pasukan laki-laki berbaju putih yang menjadi kebanggaan mereka dengan stetoskop yang selalu menempel di leher. Berjalan menelusuri koridor rumah sakit menuju kamar pasien untuk melakukan visit.

Dari 4 orang itu, ada satu lelaki yang mencuri pandangan bagi siapapun yang melihatnya. Lelaki itu adalah David Baskoro, meskipun umurnya sudah menginjak 34 tahun ia masih terlihat tampan dan gagah dengan ciri khas pembawaannya yang tegas dan sedikit dingin.

Masih dengan melangkahkan kakinya David bertanya, "Bagaimana keadaan nyonya Berlin?"

"Keadaannya kurang baik, Dok. Dia harus segera menjalankan operasi tapi, keluarga menolak karena biaya." Jawabnya Fauzan si dokter magang.

"Bukannya rumah sakit memberikan biaya gratis pada masyarakat yang kurang mampu?" Ujar David sebelum membuka pintu pasien.

"Saya kurang paham dengan itu, Dok."

"Apa kau sudah ingin keluar dari rumah sakit ini? Jika kau mau langsung bekerja disini bukankah kau harus mengetahui visi dan misi serta program rumah sakit?" David kesal pada Fauzan jika bukan karena pamannya yang merekomendasikan Fauzan untuk magang dan bekerja di rumah sakit yang ia pimpin, mungkin sekarang ia sudah dilempar keluar.

Fauzan tidak menjawab lagi ucapan David. Ia sudah tahu watak dari manusia sedikit dingin di hadapannya ini. Jika ia terus menjawab, sampai lebaran monyet tidak akan menang darinya.

David segera mendekati nyonya Berlin, "Selamat pagi nyoba Berlin. Apa yang ada rasakan saat ini?" tanya David sembari memeriksa detak jantung dan pernapasan nyonya Berlin dengan stetoskop yang sejak tadi mengalung di lehernya.

"Pagi, Dok. Saya merasakan sedikit sakit di dada." Jawabnya.

David masih terus memeriksa dan mendengarkan detak jantung beserta pernafasan nyonya Berlin, "Bisakah Anda menarik nafas dalam-dalam?" Pinta David.

Nyonya Berlin mengikuti perintah David. Ia menarik nafasnya.

"Nyonya, Anda harus segera dioperasi," ucap David dingin.

"Iya, Dok. Nanti biar keluarga saya yang mengambil keputusan."

"Apa jika Anda meninggal harus menunggu keluarga mengambil keputusan?" David mengambil status pasien dan menuliskan hasil pemeriksaan. "Alat sudah canggih, Nyonya. Jika masalah dengan biaya, rumah sakit ada program biaya gratis untuk masyarakat tidak mampu. Saya harap Anda segera mengambil keputusan, sebelum terlambat." Imbuhnya.

'Astagah, manusia dingin. Tega sekali berbicara seperti itu pada pasien.'

'Benar. Dokter macam apa dia itu.'

'Biarkan nanti juga dapat balasan.'

Fazun membatin dan saling memandang dengan rekan sejawatnya seperti sedang bergosip dengan ilmu batin.

"Dokter David!" Panggil perawat dengan tergesa-gesa. "Maaf mengganggu ada pasien gawat darurat, korban tabrak lari. Terakhir petugas medis melaporkan jika korban sudah kehilangan kesadaran." Imbuhnya.

"Kau tidak melihat aku sedang memeriksa pasien. Lalu kemana para dokter yang lain?" Kesal David.

"Maaf Dok. Sebagian dokter yang bekerja di rumah sakit ini mereka mendapatkan skors dari dokter David. Hanya tinggal 12 dokter yang masih bekerja, 7 diantara nya sedang cuti, 3 sedang ada operasi dan yang 2 sedang seminar." Jelas perawat.

"Baik, nyonya Berlin. Saya harap Anda memikirkan ucapan saya. Jika begitu saya tinggal dulu." Pamit David ia bergegas untuk pergi ke UGD.

Ambulan yang membawa Aqeel dan koran, kini sudah sampai di rumah sakit.

Petugas medis itu dengan sigap segera membawa korban menuju UGD. Seorang perawat yang baru saja tiba langsung tanggap, ia berlari kecil menuju ruangan di mana seorang pasien baru saja masuk.

"Tunggu." Aqeel menarik lengan perawat muda itu, berusaha menghentikannya.

"Kau tak perlu khawatir nak. Kami akan segera memberikan perawatan pada kakek mu," ujar perawat jaga. Ia berpikir jika anak kecil itu akan merengek memintanya untuk menyelamatkan kakeknya.

"Bukan itu. Pasien mengalami luka di bagian paru-paru dan livernya, kemungkinan besar ada pendarahan dari dalam tubuh pasien." Aqeel mencoba untuk memberikan penjelasan pada perawat yang menangani lelaki paru baya itu.

"Ayolah adik kecil jangan banyak bicara. Pasien perlu segera mendapatkan perawatan."

"Aku tidak sedang bicara omong kosong. Tapi itu sesuai dengan kondisi pasien," jawab Aqeel bersikukuh. Ia yakin pengamatannya tidak meleset.

"Sudahlah aku tidak ada waktu untuk melayani mu." Perawat itu langsung memanggil satpam untuk mengusir Aqeel, karena menganggap dia hanya anak nakal yang akan menggangu jalanan pemeriksaan.

Seorang satpam yang berjaga langsung sigap menghampiri perawat. Ia menunggu komando selanjutnya.

"Cepat kau bawa pergi bocah ini dari sini," perintahnya.

"Baik pak."

"Lepaskan aku. Tolong percayalah padaku," Aqeel masih berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman sang satpam.

"Jangan lihat umur tapi lihatlah pengetahuan ilmu nya," ucap Aqeel lagi.

Perawat melambaikan tangannya. Tidak mau membuang waktu lebih lama mengurusi bocah ingusan.

"Ada apa?" tanya rekan sejawat perawat itu.

"Anak itu aneh."

"Tapi jika dilihat-lihat wajahnya seperti tidak asing."

"Apa kau mau bilang dia mirip dengan mister skorsing pemilik rumah sakit?

"Iya, benar mirip dokter David."

Percakapan dua perawat itu. Namun, percakapan itu segera berhenti saat David tiba di ruangan UGD.

"Bagaimana keadaan pasien?" tanya David.

"Pasien hilang kesadaran tapi denyut nadi normal dan darahnya tinggi." Jawab perawat.

David segera memeriksa tubuh korban. "Kalian apa begitu bodoh?" Bentak David membuat perawat menciut, "Pasien mengalami pendarahan, segera siapkan kamar operasi." Imbuh David seraya memerintah.

Perawat yang tadi tidak mengindahkan ucapan Aqeel dibuat tercengah.

***

"Lepaskan aku," ujar Aqeel memajukan bibirnya.

"Tidak kau harus pergi dari sini," usir satpam tegas.

"Baiklah, aku akan pergi tapi tolong berikan aku kertas dan juga pulpen." Pinta Aqeel.

Sang satpam pun melepaskan Aqeel. "Untuk apa?"

"Tentu saja untuk menulis bukan untuk membungkus gorengan!"

Satpam itu tidak ingin memperpanjang urusan, lebih cepat permintaan anak kecil itu dilakukan akan lebih baik, pikirnya. Ia memintakan kertas dan juga pulpen di bagian resepsionis.

"Ini, cepatlah pergi."

"Sebentar," Aqeel mengambil tempat duduk di kursi tunggu. Ia berusaha keras untuk menulis semua yang ia tahu tentang kesehatan lelaki paru baya itu. Tidak membutuhkan waktu lama, Aqeel kini telah selesai dengan catatannya.

Ia memberikan catatan yang sudah ia berikan ke pada salah satu perawat. "Tolong, berikan catatan keadaan korban kecelakaan ini pada dokter yang bertugas untuk mengoperasinya," ucap Aqeel sebelum satpam benar-benar mengusirnya pergi.

Perawat muda itu mengernyitkan dahinya, ia ingin menolak catatan dari Aqeel, tetapi bocah itu sudah pergi. Mau tak mau ia masuk ke ruangan operasi di mana David berada. Ia pun memberikan catatan kecil yang di tulis Aqeel.

"Maaf, dok. Ini ada catatan tentang pasien yang akan anda operasi," ujar sang perawat sembari menunduk. Tatapan dingin David membuat nyalinya menciut.

"Buang saja itu tidak penting, saya tahu apa yang harus saya lakukan." David tidak mengindahkan catatan itu dan langsung membuangnya ke tong sampah dan langsung melakukan operasi setelah semua sudah siapkan oleh perawat pembantu.

Beberapa menit berkutat, operasi pun telah selesai dilakukan. Namun, setelah justru terjadi kegawatdaruratan. Pembuluh darah pasien pecah dan terjadi pendarahan hebat.

David tampak berpikir keras untuk mengatasi masalah yang terjadi. Sekian lama berpikir ia tak kunjung mendapatkan solusi. Namun, tiba-tiba ia mengingat dengan catatan kecil yang tadi dibuangnya.

"Ambilkan catatan yang kubuang tadi," titah David dingin.

Perawat itu tampak ragu, tetapi sorot tajam dari David membuatnya bergegas.

"Ini, Pak."

"Bacakan," perintah David. Ia memasang telinganya baik-baik sembari netranya memandang fokus ke arah pasien.

Perawat itu pun dengan membaca catatan Aqeel dengan lantang.

David tersentak kaget.Tulisan itu sangat sesuai dengan keadaan pasien.

"Siapakah yang menulis catatan ini?" tanya David penasaran.

"Saya tidak tahu namanya, Dok. Tapi yang menulis itu seorang anak kecil. Dia kira-kira berusia enam tahun. Dan dia juga membawa pasien ke sini."

"Apa?" Gumam David lirih. Seketika bibirnya terbuka beberapa senti.

Terpopuler

Comments

Fira Ummu Arfi

Fira Ummu Arfi

semangatttt thorrr 💃💃


tinggalin jejak jg di novelku yaa kak ASIYAH AKHIR ZAMAN, mksh 🥰

2022-08-11

0

Refi🎀

Refi🎀

sokorrrrr loooo david

2021-11-25

0

Langit Senja

Langit Senja

ahahhq David langsung kicep😅

2021-10-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!