Nafasnya berhembus dengan cepat seperti usai berlari di lapangan luas... Ia menghela nafas panjang dan duduk di ranjangnya.
'Tok tok tok'
Suara pintu yang di ketuk.
"Hm ada apa?" tanya Arga dingin.
"Nyonya memanggil Tuan Muda untuk sarapan," jawab Bi Ina dari luar kamar Arga, pembantu di rumahnya.
"Baiklah. Aku segera datang. Pergilah," Ujar Arga.
"Baik Tuan Muda." Bi Ina kemudian meninggalkan kamar Arga dan menyampaikan pada Ortu Arga.
Tak lama kemudian Arga pun keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan. Ia di sambut senyum hangat dari Mamanya.
"Kemari sayang. Kita sarapan ya. Meski jadwal kuliah kamu sore tapi kamu harus tetap sarapan," ujar Mamanya tersenyum.
Arga membalas senyum lalu duduk di kursi. Mama Arga mengambilkan nasi ke piring Arga beserta lauknya.
"Besok-besok Mama tak perlu melakukan itu. Aku sudah dewasa dan bisa melakukannya sendiri Ma?" ujar Arga memutar bola matanya, bosan. Mama hanya tersenyum.
"Wah, lihat itu Ma, putra semata wayang kita pun sudah mengakui sendiri bahwa ia dewasa." ucap Papa Arga tersenyum lalu melahap makanannya.
"Iya nih Pa." Mama Arga tersenyum
"Berarti kau pun sudah siap kan nak?"
Arga melirik Papanya bingung.
"Untuk membawa menantu untuk orang tuamu ini." imbuh Papa Arga tersenyum.
Arga meletakkan sendok ke piringnya agak keras. Ia pun bangkit dari duduknya.
"Mau kemana sayang?" tanya Mamanya.
"Keluar. Aku bosan siang malam, ini yang selalu kalian biacarakan." jawab Arga ketus.
"Tapi sarapanmu masih belum habis Arga," ujar Ayahnya dengan nada kesal
"Aku sudah kenyang dengan topik kalian." balas Arga dingin dan melangkah keluar dari ruang makan.
Mama Arga berdiri dan melirik suaminya dengan raut cemas.
"Duduklah Ma, dia hanya butuh waktu." ucap Papa Arga. Mama Arga pun mengangguk dan duduk kembali.
Disisi lain di rumah Puspa.
Mereka sudah selesai sarapan.
Waktu menunjukkan pukul 06:35
"Pak, aku berangkat duluan." pamit Puspa sambil mencium punggung tangan Ortunya.
"Nak, tunggu kita sukses dan punya mobil. Bapak, adikmu, dan kamu pasti akan berangkat bersama," ucap Bapak Puspa lirih.
"Waaahh pasti Pak. Aku setiap hari akan naik mobil bersama Kakak dan Bapak." balas Joni girang.
Puspa tersenyum...
"Aku sudah mau Lulus SMA, sedangkan punya mobil butuh waktu lama.. Tapi tidak mengapa, barangkali aku akan bekerja dan searah dengan kalian.. Heheh" Batin Puspa.
Dalam hati kecilnya ia pun berharap bisa memperbaiki ekonomi keluarganya.
***
06:57
Puspa telah sampai di gerbang sekolahnya, SMA DARFA, sebuah sekolah yang bisa di katakan elit lah yang berada di kota tempat tinggal Puspa.
**Untuk nama sekolah saya pakai nama samaran yaa**
Puspa menatap gedung sekolahnya itu, sebuah senyum terukir lebar terbentuk di bibirnya.
"Semangat!!" Ucap Puspa pada dirinya sendiri.
Ia menarik nafas dan menghembuskan perlahan lalu melangkahkan kakinya menuju lantai 2, tepatnya menuju kelas Puspa.
Sesampainya di kelas, Puspa heran dengan adanya kerumunan para murid di kelasnya. Puspa yang penasaran pun menghampiri kerumunan itu.
"Ada apa Ini? " tanya Puspa
"Ini ada brosur Universitas UNTAG yang terkenal itu loh" Jawab Elisa, teman sebangkunya. Lebih tepatnya sahabat.
Puspa hanya ber-Oh-ria saja. Lalu ia kembali ke bangku yang ada paling depan dan paling kiri, Puspa meletakkan tas nya lemas.
"Bisa sekolah di sini saja sudah merupakan keberuntungan untukku, mana mungkin aku bisa kuliah... Prestasiku juga belum bisa menembus benteng Elisa di Rangking 1" batin Puspa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Witri Yanti
nyimak Thor
2023-04-27
0
May
👍👍
2023-03-06
0
Naini ⭕
Harapan yang indah, akankah tercapai
2022-10-24
1