"Bagaimana keadaan nenek sekarang kak Hendra?" tanya Chacha saat ia sampai di depan ruangan nenek.
"Keadaan nenek semakin melemah, Cha. Aku harap kamu sabar ya, semoga keadaannya tidak bertambah memburuk," kata dokter Hendra.
"Nenek." Chacha tidak bisa menahan rasa sedihnya. Air mata itu jatuh dengan sangat deras membasahi pipi Chacha. Chacha mengigit tangan agar suara tangisan tidak lepas dari mulutnya.
"Sabar, Cha. Kamu harus kuat dan banyak berdoa," kata Hendra sambil menarik Chacha membawa Chacha ke dalam pelukannya.
Chacha membiarkan Hendra menarik tubuhnya. Karena memang, saat ini dia sangat membutuhkan bahu sebagai tempat bersandar dan melepas semua kesedihan.
_____
Chacha tidak pulang. Sejak siang hari, sampai Bastian pulang sore harinya, Chacha masih tidak pulang juga. Melihat tidak ada wajah Chacha di rumah, Bastian berusaha mencarinya, hingga dia tidak punya cara lain selain bertanya pada bik Maryam.
"Bibi, apa Chacha sudah pulang?"
"Belum bos muda."
"Apa ada kabar darinya? Maksudku, apa dia bilang pada bibi ke mana ia akan pergi?"
"Tidak bos muda. Nona bos tadi pagi biasa-biasa saja. Tapi, setelah ia menerima panggilan dari ponselnya, tiba-tiba, nona bos berubah. Wajah ceria nona bos hilang seketika. Nona bos bahkan menangis sebelum ia berangkat dari rumah. Bibi tidak sampai hati untuk bertanya," kata bik Maryam panjang lebar.
"Oh. Tolong panggilkan Danu, bik!"
"Baik bos muda."
Tak lama kemudian, Danu muncul bersama bik Maryam yang berjalan di belakangnya.
"Ada apa bos muda? Bos muda panggil saya?"
"Iya. Ayo kita pergi!"
"Ke mana bos muda?" tanya Danu bingung.
"Rumah sakit."
"Rumah sakit?"
"Iya."
"Lho bukanya, jadwal cek-up bos muda itu lusa ya. Lagian, inikan sudah sore. Bos muda tidak pernah cek-up sore-sore begini."
"Danu. Lakukan saja apa yang aku katakan," kata Bastian sambil menatap Danu dengan tatapan tajam.
"Ba--baik bos muda."
Danu bergegas membantu Bastian mendorong kursi roda. Mobil sudah di siapkan oleh pak Danang.
"Rumah sakit mana yang akan kita datangi, bos muda?" tanya Danu dengan hati-hati saat mereka sudah berada dalam mobil.
"Rumah sakit yang kamu datangi tadi siang."
"Maksud bos muda, rumah sakit yang nona bos datangi?" tanya Danu untuk memastikan dengan jelas maksud Bastian.
"Iya."
Sampai di rumah sakit, Danu dan Bastian hanya berkeliling saja. Mereka tidak tahu harus ke mana untuk menemukan Chacha. Rumah sakit itu sangat luas sehingga sulit menemukan orang yang mereka cari jika tidak tahu pasti di mana orang itu berada.
Dalam kebingungan itu, Hendra tiba-tiba muncul.
"Lho, Bastian. Ngapain kamu ke sini?" tanya Hendra bingung.
Bagaimana tidak bingung. Ia tiba-tiba melihat Bastian berada di rumah sakit ini pada saat tidak ada jadwal cek-up. Karena yang Hendra tahu, Bastian adalah orang yang paling tidak suka dengan rumah sakit.
Bastian paling benci dengan bau rumah sakit. Saat datang untuk cek-up saja, Bastian datang dengan terpaksa. Terkadang, Bastian juga sering menunda atau meminta Hendra melakukan pemeriksaan dengan cepat agar ia bisa segera meninggalkan rumah sakit tersebut.
"Jangan banyak tanya. Apakah di sini ada pasien yang bernama Chacha?" tanya Bastian langsung.
"Chacha? Aku rasa tidak ada. Tapi, tunggu aku tanyakan pada suster dulu."
"Lakukan dengan cepat," kata Bastian memerintah Hendra.
"Ya Allah. Bisakah kamu sedikit bersabar bos muda?" tanya Hendra.
Bastian tidak menjawab. Ia hanya diam saja. Hendra maklum dengan temannya yang satu ini. Dia memang terkesan sangat cuek, tidak sabaran, dan juga galak. Apalagi sejak kecelakaan itu terjadi, Bastian semakin dingin saja. Lebih dingin dari biasanya.
"Kalian tunggu di sini, biar aku yang ke sana," kata Hendra sambil menunjuk kearah suster yang sedang menatap layar monitor.
Mereka menunggu Hendra yang pergi menanyakan apakah ada pasien yang bernama Chacha di rawat di rumah sakit ini. Sementara menunggu, Danu melihat sekeliling rumah sakit. Tanpa sengaja, Danu melihat orang yang mereka cari sedang memasuki kamar pasien.
"Bos muda .... "
"Bastian. Gak ada pasien yang bernama Chacha di rumah sakit ini," kata Hendra memotong perkataan Danu.
"Oh." Bastian menjawab singkat.
"Siapa sih perempuan yang bernama Chacha itu, Bas?" tanya Hendra baru ingat untuk menanyakannya.
"Jangan-jangan .... "
"Bukan urusan kamu," kata Bastian menjawab dengan cepat.
"Bos muda, sebenarnya, saya sudah tahu di mana nona bos berada," kata Danu menyela pembicaraan dua sahabat ini.
"Apa? Di mana?"
"Dia ada di kamar itu," kata Danu sambil menunjuk kamar pasien yang ada di hadapan mereka.
"Ayo ke sana," kata Bastian tidak mau menunggu lagi.
"Tunggu!" Hendra mencegah kepergian Bastian dengan cepat.
"Kamu bilang apa barusan? Nona bos?" tanya Hendra pada Danu.
"Iya," ucap Danu singkat.
"Chacha?"
"Iya." Lagi-lagi Danu menjawab singkat.
"Bastian .... "
"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan semuanya padamu," kata Bastian seolah mengerti dengan apa yang Hendra inginkan.
"Danu, ayo!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
Hen orang yg di incar udah di duluin Bastian😊
2022-12-01
1
Kenyang
waduh
2022-11-29
1
Sukeni Warsito
mudah mudahan sampe tuntas ya ceritanya jangan .soalnya bikin penasaran seperti cerita novel duren dingin.ku ga jelas apa lanjutanya
2022-11-09
2